Bahan bakar yang dipakai di PLTU adalah high speed diesel (HSD) oil, residu oil (RO), gas alam dan batubara. Proses penggunaan bahan bakar adalah sebagai berikut : saat permulaan penyalaan unit (start up unit) digunakan bahan bakar HSD, dimana alirannya dimulai dari HSD oil tank yang dipompa dengan HSD transfer pump menuju ke HSD oil service tank untuk penampungan bahan bakar kemudian dipompa dengan HSD oil pump (P = ± 11 – 12 kgf / cm2) untuk di spray-kan di main gun burner (P = ± 4 - 5 kgf / cm2) dengan tekanan diturunkan oleh valve. HSD dialirkan ke boiler yang diatomisasikan oleh atomizing air sehingga berkabut dan bertemu dengan igniter serta udara pembakaran (pembakaran selama 5 menit).
Setelah unit jalan selama 5 menit dengan
bahan bakar HSD maka dilanjutkan oleh
bahan bakar RO yang diproses mulai
dari RO tank yang dipanaskan terlebih
dahulu di RO preheater yang
memanfaatkan panas dari auxiliary steam
LP turbine kemudian ditransfer ke RO service tank dengan RO transfer pump.
Dari RO service tank dipompa dengan RO pump (P = ± 28 kgf / cm2) yang dilewatkan di RO heater yang juga memanfaatkan panas dari auxiliary steam LP turbine untuk penyempurnaan pemanasan sebelum
masuk boiler. Di main gun burner, karena RO
terlalu kental untuk di spray-kan maka dikabutkan dengan atomizing steam dari auxiliary steam HP turbine (P = ± 11 kgf /
cm2) dengan tekanan masuk main gun burner P = ± 15 - 17 kgf / cm2. Penggunaan RO mulai sedikit dikurangi dengan alasan
RO lebih mahal dibanding gas alam sehingga dilakukan pembatasan
penggunaan fossil fuel. Penggunaan RO hanya dipakai jika persediaan gas alam sangat kurang dan mengancam
unit trip (emergency). Sekarang bahan bakar yang
sering dipakai adalah gas alam dengan
alasan persediaan di alam melimpah dan program pemerintah konversi fossil fuel ke gas alam. Gas alam dimulai
dari gas station bertekanan tinggi melewati
pipa langsung dari supplier dengan tekanan (P = ± 25
kgf / cm2) kemudian diturunkan tekanan menggunakan valve yaitu
V-1 (dari 25 kgf / cm2 ke 12 kgf / cm2
), V-2 (dari 12 kgf / cm2 ke 8 kgf / cm2),
V-3 (dari 8 kgf / cm2 ke 2 kgf / cm2).
Gas alam yang masuk ke main gun burner disetting tidak boleh
lebih dari 4 kgf / cm2 dan tidak boleh kurang dari 0,15
kgf / cm2 (0,15 < P < 4), jika tidak memenuhi
kondisi maka unit trip.
Fuel Tank PLTU BT |
Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2015). Fuel System PLTU, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya
Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi DISINI
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »