Sedikit berbagi
pengalaman menggunakan pertamax plus dan premium. Ane menggunakan sepeda motor
satria Fu dari Surabaya – Blitar dan juga sebaliknya. Ane ingin membandingkan
penggunaan antara kedua bahan bakar tersebut. Dilihat dari kompresi mesin ini yang
sudah DOHC 4 valve dengan kompresi 10,2 : 1 yg seharusnya memang memakai
pertamax karena sudah lumayan tinggi kompresinya. Spesifikasi motor ane :
karburator butterfly, leher knalpot diameter besar dan CDI unlimited. Jadi dengan
kondisi yg geber nonstop, cuaca waktu itu agak panas pada musim kemarau akan ke
musim penghujan.
Dari Surabaya – Blitar ane selalu mengisi premium 30.000 (setara 4,6 liter) dengan
jarak 170 km yg dihitung akan ketemu 37 km / liter, yg menurut normalnya 35 km
/ liter. Ini sudah ane lakukan berkali-kali dan selalu habis premium dengan
jumlah itu.
Dilain hari sewaktu balik dari Blitar – Surabaya ane coba pakai
pertamax plus dg nominal 30.000 (setara 2,6 liter) yg dihitung akan ketemu 65
km / liter. Ane sempat kaget dan bingung dg hal ini, kelebihan pakai pertamax
plus adalah suara halus dan minim sekali knocking mesin, tarikan lebih galak
tapi pembakaran awal sedikit susah saat di starter. Dari pengalaman ane ini
dapat disimpulkan bahwa jika kita memakai premium maupun pertamax akan kena
pada biaya sama namun keefektifan pembakaran jauh lebih efektif pertamax plus
dg perbandingan premium : pertamax plus (4,6 : 2,6) hampir separuhnya. Pemakaian bahan bakar
harus disesuaikan dg rasio kompresi mesin dan ini pengalaman ane ini bisa diterapkan
pada motor dg rasio kompresi diatas 9: 1.
Teori yg kita pelajari sudah menyebutkan jika penggunaan bahan bakar dg oktan tinggi akan menghasilkan tingkat efisiensi yg tinggi, namun kita perlu menerapkannya benar-benar karena kalau cuma sekedar teori belum ada bukti kuat yg mengikat. Proses mendapatkan bahan bakar ber oktan tinggi dapat dilihat di "Proses Pengolahan Minyak Bumi"
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »