Pada setiap PLTU, penggunaan air laut sangat dominan untuk keberlangsungan pengoperasian PLTU. Air laut diolah menjadi Air Demin sebagai pemasok proses pembentukan Steam, air laut juga digunakan untuk proses Cooling pada HE (Heat Exchanger) dan untuk Vacuum pada Condensor. Air laut sangat dominan fungsinya
di sebuah PLTU, namun air laut juga sangat berbahaya bagi peralatan terutama peralatan Metal hal ini karena air laut dapat menyebabkan korosi pada peralatan. Untuk mencegah hal ini maka perlu ditambahkan sistem
proteksi untuk mencegah terjadinya korosi. Pengendalian korosi atau pencegahan korosi terhadap logam dapat dilakukan dengan mengubah potensial antar muka logam dengan lingkungannya. Secara elektrokimia,
proteksi korosi dapat dikelompokkan menjadi proteksi katodik dan anodik. Pengendalian korosi metode proteksi katodik dapat dilakukan dengan merubah potensial antar muka logam dengan ionnya ke daerah Immune dengan memberikan arus katodik. Penurunan potensial antar muka kearah Immune atau ke daerah lebih katodik dapat dilakukan dengan menghubungkan benda kerja dengan anoda korban, atau Sacrificial
Anode atau dengan memberikan arus
yang dipaksakan, atau Impressed Current. Dalam proses pengoperasian PLTU di Condensor sering terjadi masalah seperti kebocoran pada line pipa Inlet Condenser, dan kerusakan pada Butterfly Valve Condenser akibat korosi. Korosi ini diakibatkan
oleh kebocoran Tube Condensor
sehingga air laut mencemari ruang Condensor. Indikator lain
yang menunjukkan kebocoran Tube Condensor
adalah tingginya Conductivity Condensate
Water dari kondisi normalnya dan ini bisa dipastikan ada pencemaran dari
luar. Pencegahan terhadap masalah ini sangat penting, mengingat Condensate Water adalah komponen bahan
baku pembentuk Steam dan jika
tercemar akan membuat kerusakan lebih parah di banyak perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan ini terjadi berulang – ulang dan memperparah kondisi pada Condensor maka perlu dipasang
proteksi korosi yang disebabkan air
laut.
Reaksi pembentukan korosi sebagai berikut :
Anoda (-) : 2
Fe ---> 2 Fe2+ + 4e
Katoda (+) : O2
+2 H2O + 4e ---> 4 OH-
2 Fe + O2 + 2 H2O ---> 2 Fe2+ + 4 OH-
2 Fe + O2 + 2 H2O ---> 2 Fe(OH)2
4 Fe(OH)2 + 2 H2O + O2 ---> 4 Fe(OH)3 (Produk
Korosi)
Bagan Proses Korosi
Gambar Waterbox di Condensor
BACA JUGA : Langkah Operasi dan Analisa X-Ray Difraction (XRD)
Sistem Perlindungan Katoda (Cathodic Protection) yang umum digunakan terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengorbanan Anoda (Sacrificial Anode)
Karakteristikya adalah :
- Instalasi lebih mahal daripada sistem Impressed Current (karena menggunakan logam Al, Zn atau Mg)
- Maintenance lebih sederhana (hanya penempatan logam Anoda di awal instalasi saja)
- Struktur yang dilindungi kecil (boros logam Anoda jika luas yang dilindungi besar)
- Penerapannya hanya jika kondisi tanah dengan resistivitas rendah dan kondisi coating pipa yang baik
- Tidak ada jaringan sumber arus listrik
- Jika sistem Impressed Current tidak bisa diterapkan
- Pipa yang diinsulasi panas
Sistem kerjanya adalah menempatkan logam yang memiliki beda potensial rendah dibanding logam yang akan dilindungi. Logam pelindung (Anoda ---> Oksidasi) dan yang dilindungi (Katoda ---> Reduksi), memaksa logam untuk menjadi Katoda di lingkungannya.
2. Arus Tanding / Arus Terpasang (Impressed Current)
Karakteristiknya adalah :
- Biaya lebih murah dibanding Sacrificial Anode
- Maintenance sedikit rumit membutuhkan tenaga terlatih
- Cocok untuk melindungi struktur yang besar (lebih irit biaya)
- Bisa digunakan untuk struktur tanpa coating atau kondisi coating yang buruk
- Bisa untuk berbagai kondisi tahanan (resistivitas) jenis tanah
- Cara yang murah untuk menggantikan sistem Sacrificial Anode yang anoda korbannya sudah mulai habis
- Untuk struktur tiang pancang di darat maupun di air
- Tersedianya sumber arus listrik
Sistem kerjanya adalah dengan memberikan arus yang berasal dari listrik yang sudah diubah menjadi arus DC, arus tersebut akan memberikan supply tegangan agar logam yang seharusnya bertindak sebagai Anoda (Oksidasi) dan melepas elektron menjadi bertindak sebagai Katoda (Reduksi) sehingga reaksi oksidasipun tidak terjadi dan logam akan aman dari korosi.
Perhitungannya:
Data yang harus didapatkan:
- Surface Area Water Box (m2)
Dimensi pipa Inlet Condensor
- Diameter (m)
- Panjang (sepanjang Inlet sebelum dan sesudah Valve) (m)
- Surface Area (m2)
Jenis Anoda korban (disesuaikan dengan
kebutuhan) (misal : Mg, Al, Zn)
- Ukuran Anoda korban : panjang x lebar x tebal (dipilih dimensi yang sesuai dengan Surface Area yang dilindungi)
- Current Density Sea Water (mA/m2)
- Keperluan Arus yang Diproteksi
Contoh perhitungan:
-
Tahanan Anoda
Contoh perhitungan:
- Arus Anoda
Contoh perhitungan:
- Kebutuhan Jumlah Anoda
Contoh perhitungan:
- Umur Anoda
Contoh perhitungan:
BACA JUGA: Macam - Macam Cara Pencegahan Korosi
Berikut Gambar pendukung:
Gambar Condensor sisi Inlet dengan Water Box (bagian tempat mengumpulnya air sebelum masuk Tube dan sesudah keluar Tube)
Skematik Penampang Condensor
Gambar Anoda Korban
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2016). Desain Cathodic Protection di Condenser, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya
[1] Feriyanto, Y.E. (2016). Kajian Engineering Change Proposal Penambahan Cathodic Protection di Condenser. Surabaya
Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »