I. Latar
Belakang
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pemakai
laporan agar dapat membantu menterjemahkan aktivitas ekonomi suatu perusahaan,
oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian bagi penggunanya untuk
mengambil keputusan. Seiring dengan penggunaan dari laporan keuangan tersebut
maka laporan keungan harus disajikan dengan benar yang
sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Pemakai laporan keuangan suatu
perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu: manajemen, pemegang
saham, kreditur, investor, pemerintah, karyawan perusahaan, dan pihak-pihak
lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Pada
dasarnya beberapa pihak yang telah disebut diatas dapat dibedakan menjadi pihak
internal dan pihak eksternal.
Manajemen
sebagai pihak internal berkewajiban menyusun laporan keuangan, karena manajemen
merupakan pengelola perusahaan secara langsung. Pemegang saham sebagai pihak
yang menanamkan modal yang telah ditanamkan
dalam perusahaan memerlukan informasi mengenai sejumlah modal yang ditanamkan
dalam perusahaan tersebut. Kreditur dan investor sebagai pihak yang memberikan
pinjaman maupun yang akan melakukan investasi, memerlukan informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan pemerintah memerlukan
informasi dalam rangka menentukan besarnya pajak yang perlu dibayarkan kepada
negara dan karyawan perusahaan memerlukan informasi dalam rangka menentukan
jaminan kesejahteraan bagi para karyawannya. Di antara pihak internal dan pihak
eksternal dalam perusahaan mempunyai berbagai kepentingan sehingga dapat
mendorong timbulnya pertentangan yang dapat merugikan pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan tersebut. Pertentangan yang dapat terjadi di antara
pihak-pihak tersebut antara lain sebagai berikut:
- Manajemen berkeinginan meningkatkan kesejahteraan, sedangkan pemegang saham berkeinginan meningkatkan kekayaannya
- Manajemen berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungkin dengan bunga serendah mungkin, sedangkan kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai kemampuan perusahaan
- Manajemen berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin, sedangkan pemerintah ingin memungut pajak semaksimal mungkin.
Media komunikasi yang biasa digunakan untuk menghubungkan pihak internal
dan eksternal adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen sebagai pihak
internal untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja yang telah dilakukan selama periode tertentu kepada pihak eksternal.
Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
laporan rugi laba, laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan adalah keseluruhan laporan keuangan yang disajikan. Laba
merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penilaiaan kinerja
perusahaan oleh pihak internal kepada pihak eksternal. Karena dianggap sebagai
salah satu tolok ukur penilaian kinerja perusahaan, maka mendorong para manajer
untuk berperilaku tidak semestinya dalam hubungannya dengan laba yaitu melakukan pengaturan laba (earning management)
dalam penyusunan laporan keuangan. Pengaturan laba (earning management)
adalah salah satu kajian menarik dalam riset akuntansi manajemen laba merupakan
campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan kepentingan sendiri
(Setiawati dan Nai’im, 2000).
Menurut Scoot (2000) pengaturan laba merupakan
intervensi manajeman dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal
sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan
kepentingannya. Pengaturan laba atau manajemen
laba dapat dilakukan dengan pemanfaatan kelonggaran penggunaan metode dan
prosedur akuntansi, membuat kebijakan-kebijakan akuntansi dan mempercepat atau
menunda biaya dan pendapatan agar laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar
dari yang seharusnya. Pengaturan laba (earning
management) dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mencapai berbagai
tujuan, seperti : memperoleh bonus, menghindari pelanggaran perjanjian hutang,
dan menghindari political cost. Dengan memilih kebijakan akuntansi, manajer
perusahaan berharap dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Abdullah, 2000).
Penelitian mengenai terdapatnya pengaturan laba telah banyak dilakukan di
Indonesia salah satunya dilakukan oleh Veronica dan Bachtiar (2003) berhasil membuktikan
bahwa perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang rendah cenderung melakukan
pengaturan laba yang lebih banyak dan sebaliknya, perusahaan yang melakukan
pengaturan laba cenderung mengungkapkan informasi yang lebih sedikit. Penelitian tentang pengaturan laba juga
dilakukan oleh Kusindratno (2004) meneliti mengenai studi manajemen laba dalam
pelaporan keuangan perusahaan publik di BEJ. Dalam penelitian tersebut
mengindikasikan ada tidaknya pengaturan laba dalam laporan keuangan perusahaan
sampel dengan menggunakan model Healy. Sedangkan dalam penelitian ini
menganalisis perbedaan pengaturan laba pada perusahaan yang memperoleh laba dan
perusahaan yang mengalami kerugian. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya
pengaturan laba selain menggunakan model Healy juga menggunakan model Jones dan
model modifikasi Jones. Penelitian ini
diharapkan dapat melengkapi penelitain sebelumnya. Motifasi pihak menajemen
melakukan pengaturan laba karena untuk memaksimalkan kepentingannya yaitu dalam
rangka melakukan kewajiban pelaporan keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan yang dibuat oleh pihak manajemen. Oleh karena itu
hipotesis dalam penelitian ini diarahkan pada perusahaan-perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
II. Tujuan
Penulisan
- Mengkaji istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan
- Menganalisa laporan keuangan PT Unilever Tbk
III. Laporan
Keuangan PT Unilever Tbk
Menurut jurnal “how to read a financial report” karangan
Merryl Lynch standar pembuatan neraca
keuangan adalah sebelah kiri berupa aset (aktiva) dan pemasukan sedangkan
sebelah kanan adalah liabilitas (kewajiban/hutang) dan pengeluaran. Neraca keuangan yang
dikaji dibawah ini adalah PT Unilever Tbk dan karena pelaporan antara aset
dengan liabilitas sangat banyak maka dibuat per area sendiri – sendiri.
Gambar 1. Neraca Keuangan Berupa Aset |
Aset lancar: aset yang dapat digunakan dalam waktu dekat
(± 1 tahun), seperti berikut :
- Uang kas: uang yang diputar untuk usaha atau operasional
- Piutang usaha (account receivable): uang yang diterima dari hasil pembayaran hutang oleh konsumen
- Uang muka: uang tanda pembayaran awal oleh konsumen
- Persediaan (inventory): aset berwujud yang menjadi sumber pemasukan
- Beban dibayar di muka
- Surat berharga yang bisa diperdagangkan (marketable securities)
Aset tidak lancar: aset yang
bisa digunakan > 1 tahun (jangka panjang), seperti berikut:
- Aset tetap: aset berwujud yang digunakan dalam produksi / penyediaan barang atau jasa untuk di rentalkan ke orang lain > 1 tahun, contohnya : properti bangunan, pabrik, alat produksi, mesin dan perlengkapan kantor
- Good will: kelebihan laba perusahaan di masa yang akan datang (tidak berwujud) karena pembelian sekarang melebihi harga pasar namun dari segi ekonomi mendapatkan prospektif laba ke depannya
- Aset tidak berwujud (intangible): aset yang tidak berwujud benda, seperti : paten, copyright dan trademark
Gambar 2. Neraca Keuangan Berupa Liabilitas |
Liabilitas adalah kewajiban/hutang yang
harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan ke konsumen. Ada 2 macam
liabilitas yaitu:
- Liabilitas jangka pendek: kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu < 1 tahun, seperti : pinjaman bank, hutang usaha, hutang pajak (pajak penghasilan), accrual (hutang yang belum dibayar karena menurut perhitungan pembayaran di tahun depan namun investasi masuk di tahun sekarang)
- Liabilitas jangka panjang: kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu > 1 tahun, seperti : pajak tangguhan, imbalan kerja jangka panjang
Gambar 3. Neraca Keuangan Berupa Ekuitas |
Ekuitas (equity): aset – liabilitas artinya harta
yang dimilki perusahaan dikurangi kewajiban yang harus dibayar. Nilai ekuitas
positif berarti laba (profit) sedangkan jika negatif berarti rugi (loss)
Gambar 4. Neraca Keuangan Berupa Laba |
Penghitungan laba sama seperti
orang berdagang pada umumnya namun kapasitas dalam skala besar sehingga
terdapat pengeluaran tambahan untuk memenuhi persyaratan sebuah badan usaha.
Proses penghitungan laba sebagai berikut:
- Laba bruto adalah laba kotor dengan perhitungan penjualan bersih – harga pokok penjualan (HPP) tanpa dikurangi lain – lain
- Laba usaha adalah laba bruto - (biaya pemasaran & penjualan + beban umum & biaya administrasi)
- Laba sebelum pajak penghasilan : laba usaha – biaya keuangan
- Laba netto : laba bersih yaitu laba setelah dikurangi pajak penghasilan
- Dari laba bersih tersebut dibuatkan prosentase untuk masing – masing saham yang sudah dijual dan kemudian akan menjadi deviden bagi pembeli saham.
Arus kas: aliran uang yang masuk di perusahaan, ada berbagai macam sebagai berikut :
- Arus kas dari aktivitas operasi seperti: (penerimaan dari pelanggan + pemberian pinjaman) – (pembayaran kepada pemasok + pembayaran remunerasi + pembayaran imbalan kerja jangka panjang non pensiun + pembayaran jasa & royalti + pembayaran biaya keuangan + pembayaran pajak penghasilan)
- Arus kas dari aktivitas investasi seperti (penjualan aset tetap + penjualan merk dagang) – (pembelian aset tetap)
- Arus kas dari aktivitas pendanaan seperti pinajaman bank dan pembayaran deviden kepada pemegang saham
IV. Kesimpulan
- Istilah yang dipakai di laporan neraca keuangan PT Unilever Tbk sudah sesuai standar dan jelas urutan prosesnya
- Dari hasil analisa neraca keuagan didaptkan bahwa PT Unilever Tbk masuk dalam keuangan sehat dari Desember 2015 sampai Juni 2016 dibuktikan dengan neraca akhir (ekuitas) yang positif dan bisa diartikan perusahan PT Unilever Tbk dikategorikan laba
Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2017). Analisa Laporan Keuangan Laba-Rugi Perusahaan. www.caesarvery.com. Magister Manajemen Teknologi, ITS-Surabaya
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
3 comments
aplikasi kelayakan usaha
Very nice bllog you have here