Adopted from : Andik Santoso ST, MMT (2018)
I. Latar Belakang
PT Adaro Energy Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nama ADARO. Sebagai salah satu raksasa penguasa cadangan batubara di Indonesia tentunya terjadinya fluktuasi menyebabkan Adaro terlihat mengalami kesulitan dalam menghadapi kondisi tersebut. Terlihat di tahun 2015 Adaro mengalami penurunan produksi batubara sebesar 5,93 persen menjadi 13,16 metrik ton dibanding dengan produksi tahun 2014 sebanyak13,39 metrik ton. Menurunnya produksi juga ikut berimbas pada kondisi keuangan PT Adaro Energy Tbk terutama laba dari perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 16% selama awal tahun 2015 mengingat fokus bisnis Adaro adalah penambangan dan perdagangan batubara.
Dengan fluktuasi harga yang terus menurun, seluruh perusahaan di sektor pertambangan dituntut untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan agar tetap bisa menjalankan usahanya, ada juga perusahaan yang tidak kuat dalam menghadapi kondisi sulit pada tahun 2015 dan menyebabkan banyak perusahaan sektor tambang batubara gulung tikar.
Salah satu cara melihat kondisi keuangan suatu perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan adalah rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio likuiditas. Ketiga rasio tersebut dihitung menggunakan formula yang hasilnya dapat digunakan untuk menilai apakah tujuan dari perusahaan tersebut tercapai sehingga kepentingan para investor dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dari penilaian tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan oleh manajemen perusahaan dalam mengambil langkah yang tepat di waktu yang akan datang.
Menurut mulyadi (2001:415) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik afektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja perusahaan merupakan kata umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dikelola dengan baik. Dalam operasional dunia usaha kerja perusahaan dapat dirumuskan sebagai hasil kerja yang diperoleh atas kegiatan atau operasi yang dilakukan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, dan laba merupakan salah satu tolak ukur penting dalam penilaian kinerja perusahaan (standar akuntansi keuangan, 2001).
Terdapat beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk menganalisa kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan.
Adapun alat analisis kinerja keuangan pada perusahaan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas), rasio aktivitas. Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering dipakai karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk. Dengan mengetahui kinerjanya, PT. Adaro Energy Tbk. akan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang akan diambil guna mencapai tujuannya. Analisis rasio keuangan pada PT. Adaro Energy Tbk. akan menyederhanaka informasi yang menggambarkan hubungan antara pos-pos tertentu dengan pos lainnya yang dilaporkan. Dalam hal ini analisis rasio keuangan pada PT. Adaro Energy Tbk. akan menggali informasi dari laporan neraca dan laporan hasil usahanya.
Dengan fluktuasi harga yang terus menurun, seluruh perusahaan di sektor pertambangan dituntut untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan agar tetap bisa menjalankan usahanya, ada juga perusahaan yang tidak kuat dalam menghadapi kondisi sulit pada tahun 2015 dan menyebabkan banyak perusahaan sektor tambang batubara gulung tikar.
Salah satu cara melihat kondisi keuangan suatu perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan adalah rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio likuiditas. Ketiga rasio tersebut dihitung menggunakan formula yang hasilnya dapat digunakan untuk menilai apakah tujuan dari perusahaan tersebut tercapai sehingga kepentingan para investor dapat dipenuhi oleh perusahaan. Dari penilaian tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan oleh manajemen perusahaan dalam mengambil langkah yang tepat di waktu yang akan datang.
Menurut mulyadi (2001:415) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik afektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja perusahaan merupakan kata umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dikelola dengan baik. Dalam operasional dunia usaha kerja perusahaan dapat dirumuskan sebagai hasil kerja yang diperoleh atas kegiatan atau operasi yang dilakukan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, dan laba merupakan salah satu tolak ukur penting dalam penilaian kinerja perusahaan (standar akuntansi keuangan, 2001).
Terdapat beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk menganalisa kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan.
Adapun alat analisis kinerja keuangan pada perusahaan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas), rasio aktivitas. Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering dipakai karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk. Dengan mengetahui kinerjanya, PT. Adaro Energy Tbk. akan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang akan diambil guna mencapai tujuannya. Analisis rasio keuangan pada PT. Adaro Energy Tbk. akan menyederhanaka informasi yang menggambarkan hubungan antara pos-pos tertentu dengan pos lainnya yang dilaporkan. Dalam hal ini analisis rasio keuangan pada PT. Adaro Energy Tbk. akan menggali informasi dari laporan neraca dan laporan hasil usahanya.
II. Rumusan Masalah
Analisis rasio keuangan PT. Adaro Energy Tbk. digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Bagaimana tingkat kesehatan keuangan PT. Adaro Energy Tbk.?
- Bagaimana kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk. dibandingkan dengan industri sejenis yang berada di Indonesia
III. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kinerja keuangan PT. Adaro Energy Tbk untuk melihat kesehatan keuangan dan melakukan perbandingan kinerja keuangan dengan industri sejenis yang berada di Indonesia.
IV. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dan permasalahan yang harus diselesaikan pada penelitian ini, maka penelitian dibatasi pada :
- Analisis kinerja perusahaan PT. Adaro Energy Tbk. dan perusahaan pembanding menggunakan analisis kinerja keuangan.
- Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Annual Report perusahaan-perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 5 tahun mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
V. Analisa dan Pembahasan
Beberapa teknik analisis laporan keuangan dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik berupa rupiah atau dalam unit.
2. Analisis Trend
Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan keadaan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap.
3. Common size
Teknik common size menggunakan pola atau teknik penyederhanaan angka dalam laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dengan teknik ini memerlukan angka dasar sebagai dasar perhitungan konversi, untuk neraca biasanya menggunakan total aktiva atau total pasiva sebagai dasar dengan angka 100%.
4. Analisis Rasio keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Kegunaan rasio keuangan keuangan bagi kelompok utama pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dan keterbatasan sebagai alat analisis, yaitu:
Keunggulan Analisis Rasio
Disamping keunggulannya, teknik ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut :
Penggolongan Angka Rasio
Menurut S. Munawir (2004:68), Berdasarkan sumber datanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi:
Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis Rasio
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Djarwanto (2008:19) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat prestasi(kerja) hasil nyata yang kadang-kadang digunakan untuk tercapainya hasil positif atau hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan terntentu.
Analisis rasio merupakan angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan laporan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,2007:297).
Secara garis besar ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, antara lain :
Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas yang umum dipergunakan adalah:
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (kewajiban perusahaan).
2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio (Rasio Cepat)
Rasio cepat adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi oleh aktiva lancar yang lebih likuid (quick asset).
Rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat tinggi atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan saat ini. Semakin tinggi rasio aktivitas semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio aktivitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Total Assets Turn Over
Total Asset Turnover Ratio merupakan indikator efisiensi perusahaan dengan jalan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dengan membandingkan terhadap Total Assets.
2. Inventory Turn Over
Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan informasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
2. Return On Assets
Return on assets adalah rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi total.
3. Return On Equity
Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan dinyatakan dalam bentuk persen.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Debt To Assets Rasio
Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
2. Debt to Equity Rasio
Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan modal perusahaan itu sendiri dalam memenuhi seluruh kewajiban perusahaan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif. Menurut Nazir (2003:71) metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada mengenai analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, maka dapat diketahui bahwa jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, sehingga penelitian ini tidak menggunakan uji hipotesis melainkan pendeskripsian informasi dan analisis sesuai dengan kondisi yang diteliti kemudian mengiterpretasikan.
Populasi atau objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan Batubara yang telah terdaftar sebagai perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar penelitian untuk membedakan rasio keuangan yang terjadi pada perusahaan pada tahun 2012-2016. Penentuan anggota sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai pertimbangan bahwa sampel yang diambil memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
Perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa efek Indonesia sampai tahun 2017.
Perusahaan Batubara yang menerbitkan laporan keuangan lengkap dari tahun 2011-2015.
Adapun perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah:
1. PT. Adaro Energy Tbk
2. PT. Atlas Resources Tbk
3. PT. Bayan Resources Tbk
4. PT. Bumi Resources Tbk
5. PT. Darma Henwa Tbk
6. PT. Delta Dunia Makmur Tbk
7. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Dikatakan kuantitatif karena pengolahan data yang berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah data dari laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip perusahaan secara literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian Pengumpulan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh di Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2012 sampai tahun 2016.
Daftar Pustaka
[1] Keown, et al. (2005), Financial Management Principles and Application, 10th Edition, Pearson
[2] Berk, J. De Marzo, P., dan Harford, J. (2015), Fundamentals of Corporate Finance, 3th
Edition. Pearson Global Edition
[3] Vance, David E., (2003), Financial Analysis & Decision Making, McGraw-Hill
[4] Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4 Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
[5] Soetjipto, Kery (2000), Analisis Pengaruh Akuntansi Tingkat Harga Umum Terhadap Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laba Ditahan, Dan Rasio Keuangan, JA/FE Untar, Th.IV/01/2000/Edisi Khusus Penelitian.
[6] Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Jogjakarta
[7] http://www.adaro.com/ diakses tanggal 7 April 2018
[8] http://www.atlas-coal.co.id/ diakses tanggal 7 April 2018
[9] http://www.bayan.com.sg/index.php/en/ diakses tanggal 7 April 2018
[10] http://www.ptba.co.id/en diakses tanggal 7 April 2018
[11] http://www.bumiresources.com diakses tanggal 7 April 2018
[12] http://www.ptdh.co.id/ diakses tanggal 7 April 2018
[13] https://www.deltadunia.com/ diakses tanggal 7 April 2018
- Teknik Analisis Laporan Keuangan
Beberapa teknik analisis laporan keuangan dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik berupa rupiah atau dalam unit.
2. Analisis Trend
Analisis trend ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan keadaan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap.
3. Common size
Teknik common size menggunakan pola atau teknik penyederhanaan angka dalam laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dengan teknik ini memerlukan angka dasar sebagai dasar perhitungan konversi, untuk neraca biasanya menggunakan total aktiva atau total pasiva sebagai dasar dengan angka 100%.
4. Analisis Rasio keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Kegunaan rasio keuangan keuangan bagi kelompok utama pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut :
- Manajer yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan
- Analisis kredit, temasuk peugas pinjaman bank dan analisis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya
- Analisis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan
Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dan keterbatasan sebagai alat analisis, yaitu:
Keunggulan Analisis Rasio
- Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
- Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
- Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
- Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
- Keterbatasan Analisis Rasio
Disamping keunggulannya, teknik ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut :
- Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.
- Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
- Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif.
- Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar
- Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
- Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
- Jika dua perusahaan atau lebih dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang dipakai tidak sama.
- Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
Penggolongan Angka Rasio
Menurut S. Munawir (2004:68), Berdasarkan sumber datanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi:
- Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios) yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio
- Rasio-rasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratios) yaitu angka- angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan Laba Rugi, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya
- Rasio-rasio antar Laporan (interstatement ratios) ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berdasar dari neraca dan data lainnya dari laporan Laba Rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed asset dan lain sebagainya.
Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis Rasio
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Djarwanto (2008:19) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat prestasi(kerja) hasil nyata yang kadang-kadang digunakan untuk tercapainya hasil positif atau hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan terntentu.
Analisis rasio merupakan angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan laporan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,2007:297).
Secara garis besar ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, antara lain :
- Rasio likuiditas
Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas yang umum dipergunakan adalah:
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (kewajiban perusahaan).
2. Quick Ratio/ Acid Test Ratio (Rasio Cepat)
Rasio cepat adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi oleh aktiva lancar yang lebih likuid (quick asset).
- Rasio aktivitas
Rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat tinggi atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan saat ini. Semakin tinggi rasio aktivitas semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio aktivitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Total Assets Turn Over
Total Asset Turnover Ratio merupakan indikator efisiensi perusahaan dengan jalan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dengan membandingkan terhadap Total Assets.
2. Inventory Turn Over
Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan informasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
- Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
2. Return On Assets
Return on assets adalah rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi total.
3. Return On Equity
Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan dinyatakan dalam bentuk persen.
- Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas yang umum dipergunakan adalah:
1. Debt To Assets Rasio
Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
2. Debt to Equity Rasio
Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan modal perusahaan itu sendiri dalam memenuhi seluruh kewajiban perusahaan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif. Menurut Nazir (2003:71) metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada mengenai analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, maka dapat diketahui bahwa jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, sehingga penelitian ini tidak menggunakan uji hipotesis melainkan pendeskripsian informasi dan analisis sesuai dengan kondisi yang diteliti kemudian mengiterpretasikan.
Populasi atau objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan Batubara yang telah terdaftar sebagai perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar penelitian untuk membedakan rasio keuangan yang terjadi pada perusahaan pada tahun 2012-2016. Penentuan anggota sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mempunyai pertimbangan bahwa sampel yang diambil memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
Perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa efek Indonesia sampai tahun 2017.
Perusahaan Batubara yang menerbitkan laporan keuangan lengkap dari tahun 2011-2015.
Adapun perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah:
1. PT. Adaro Energy Tbk
2. PT. Atlas Resources Tbk
3. PT. Bayan Resources Tbk
4. PT. Bumi Resources Tbk
5. PT. Darma Henwa Tbk
6. PT. Delta Dunia Makmur Tbk
7. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Dikatakan kuantitatif karena pengolahan data yang berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah data dari laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip perusahaan secara literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian Pengumpulan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh di Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2012 sampai tahun 2016.
Daftar Pustaka
[1] Keown, et al. (2005), Financial Management Principles and Application, 10th Edition, Pearson
[2] Berk, J. De Marzo, P., dan Harford, J. (2015), Fundamentals of Corporate Finance, 3th
Edition. Pearson Global Edition
[3] Vance, David E., (2003), Financial Analysis & Decision Making, McGraw-Hill
[4] Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4 Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
[5] Soetjipto, Kery (2000), Analisis Pengaruh Akuntansi Tingkat Harga Umum Terhadap Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laba Ditahan, Dan Rasio Keuangan, JA/FE Untar, Th.IV/01/2000/Edisi Khusus Penelitian.
[6] Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Jogjakarta
[7] http://www.adaro.com/ diakses tanggal 7 April 2018
[8] http://www.atlas-coal.co.id/ diakses tanggal 7 April 2018
[9] http://www.bayan.com.sg/index.php/en/ diakses tanggal 7 April 2018
[10] http://www.ptba.co.id/en diakses tanggal 7 April 2018
[11] http://www.bumiresources.com diakses tanggal 7 April 2018
[12] http://www.ptdh.co.id/ diakses tanggal 7 April 2018
[13] https://www.deltadunia.com/ diakses tanggal 7 April 2018
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »