Investasi dalam bentuk properti fisik seperti tanah, rumah dan apartemen cukup menjanjikan karena dalam jangka panjang pasti akan naik. Pergerakan harga investasi tersebut karena adanya inflasi dari tahun ke tahun dan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Pengalaman sendiri penulis, harga rumah yang dibeli beberapa tahun lalu dan jika ingin dijual setelah 3 tahun kenaikan rata-rata mencapai 36% untuk tipe perumahan dalam kota yang mudah sekali untuk diperjual-belikan. Sedangkan untuk kawasan pinggiran mungkin tidak akan sebesar itu potensi kenaikannya. Penulis juga beli sawah di daerah Blitar, itupun dekat dengan jalan besar dan saluran irigasi, potensi sesudah 1 tahun ada tawaran untuk membeli dengan kenaikan sebesar 13%. Jadi berdasarkan data tersebut bisa disimpulkan bahwa properti fisik cukup menjanjikan untuk investasi dengan tingkat resiko yang paling minim karena semua orang bisa menjual dengan keuntungan selisih harga beli dengan harga jual.
Sumber Gambar : blog.worknplay.com |
Jawabannya "IYA" dengan beberapa persyaratan seperti letak yang strategis, daya beli masyarakat meningkat, sektor tidak sedang bermasalah dan tentunya tidak ada resiko kepemilikan karena cukup didiamkan tanpa maintenance akan naik value-nya.
Kalau investasi properti tersebut menjanjikan, mengapa banyak investor tidak terlalu banyak berminat investasi di bidang tersebut ??
Jawabannya karena "tingkat likuid-nya yang sangat rendah", apakah itu ?? yaitu tingkat pengembalian uang dalam bentuk kas yang cukup lama karena harus menunggu pembeli, proses yang cukup panjang jika dibentukkan ke kredit bank, pengurusan pajak jual-beli yang memotong potensi keuntungan dan pengurusan akta baik jual-beli, kepemilikan, administrasi daerah dll yang juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Potensi keuntungan apa yang bisa diperoleh dengan investasi tersebut ??
Beberapa potensi keuntungan yang bisa didapatkan adalah uang yang diinvestasikan sangat aman dari penurunan value, bisa diwariskan dengan sangat mudah hanya dengan bukti kepemilikan/wasiat, kenaikan yang pasti tanpa memerlukan ilmu ekonomi untuk analisa pasar, dibutuhkan semua orang sebagai kebutuhan primer, jumlah penduduk yang terus meningkat dan pasti membutuhkan tempat tinggal, aman jika dilanda bencana besar seperti krisis moneter, bencana alam, kerusuhan dan perang (dalam artian investasi tetap berwujud, bisa diurus kembali dan kepemilikan tetap melekat sampai kapanpun)
Apakah seseorang wajib memiliki investasi properti fisik tersebut ??
Jawabannya "IYA" karena lahan untuk hidup dari tahun ke tahun akan berkurang karena akan dikuasai individu yang memiliki banyak uang dan kekuasaan. Jadi dengan memiliki investasi tersebut maka setidaknya kita masih bisa layak hidup di tanah kelahiran sendiri begitu juga dengan anak-cucu kita nanti. Dengan memiliki salah satu investasi tersebut, kita sudah bisa disebut individu ber-aset sepanjang masa tanpa resiko sedikitpun. Berdasarkan pengalaman penulis, saat masih aktif bekerja utamakan dahulu rumah dan tanah kemudian jika sudah terbebas dari hutang untuk kepemilikan tersebut maka beralih ke investasi yang high return mengingat masa produktif manusia hanya 30-35 tahun saja.
Investasi apa yang harus saya tanamkan sesudah investasi di sektor properti fisik ??
Seperti yang sudah dipaparkan di artikel sebelumnya, masih banyak lagi investasi diluar sana yang cukup menjanjikan dan yang dibahas disini adalah investasi yang lagi genjar-genjarnya dikampanyekan oleh pemerintah yaitu "yuk nabung saham".
Mengapa pemerintah mengkampanyekan slogan "yuk nabung saham" ??
Karena saham adalah salah satu investasi yang menjanjikan high return dan cukup likuid untuk tabungan jangka panjang. Pemerintah berasumsi, warga Indonesia sangat sedikit minat investasi di pasar modal sehingga sangat disayangkan jika keuntungan perusahaan yang beroperasi di Indonesia hanya dinikmati oleh investor asing. Pergerakan inflasi dan kenaikan derajat ekonomi ditentukan oleh faktor supply dan demand, dimana jika yang berperan di ekonomi Indonesia adalah asing maka tentunya ekonomi negara disetir dari luar dan berbeda jika peran besar ada di rakyat sendiri maka kitalah yang menentukan perekonomian negara.
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »