Reksadana adalah salah satu investasi cukup likuid yang masuk kategori moderate risk-moderate return. Investasi ini diatas deposito namun dibawah saham untuk return. Sedangkan untuk tingkat likuiditas (cepat tidaknya modal dicairkan) diatas semuanya kecuali tabungan. Cara kerja reksadana adalah investor memberikan amanah ke manajer investasi untuk mengembangkan asset-nya. Bagaimana cara mengembangkannya?? yaitu dengan memperdagangkan uang di pasar modal yang terdiri dari 4 tipe yaitu :
- Reksadana Pasar Uang
Penempatan investasi dengan jatuh tempo pendek (<1 tahun) seperti deposito, obligasi jangka pendek dan sertifikat Bank Indonesia. Tipe ini adalah low risk-low return sehingga cocok untuk tipe investor risk averse.
- Reksadana Pendapatan Tetap
Penempatan investasi dengan jatuh tempo cukup panjang (>1 tahun) seperti obligasi jangka panjang. Tipe ini adalah moderate risk-moderate return sehingga cocok untuk tipe investor risk moderate. Disebut pendapatan tetap karena return yang diberikan adalah pasti sesuai jangka hutangnya.
- Reksadana Campuran
Penempatan investasi di semua sektor tipe pasar modal seperti deposito, obligasi dan saham. Tipe ini adalah moderate risk-moderate return sehingga cocok untuk tipe investor risk moderate
- Reksadana Saham
Penempatan investasi yang sebagian besar di pasar saham sehingga tipe ini adalah high risk-high return dan cocok untuk investor tipe risk preference.
Gambar 1. Proses Investasi Reksadana, sumber : www.caraberinvestasi.com |
Reksadana bisa dibeli di berbagai layanan digital seperti digital market yang dapat diunduh via android seperti Bareksa, Indopremier, Bukalapak, Tokopedia, perbankan (BNI, Mandiri, CIMB dll). Unit reksadana bisa dibeli mulai dari Rp 1000 s/d tak terbatas sehingga siapapun bisa membelinya. Dalam berinvestasi jika dilihat dari grafik hari demi hari maka dari asset yang telah kita beli terdapat untung dan rugi, namun hal ini masih normal karena prinsip jika ada return maka ada risk.
Kelebihan reksadana adalah :
- Nominal keikutsertaan mulai dari kecil (Rp 1000) s/d besar (tak terbatas)
- Investasi cukup likuid
- Tidak memerlukan kajian ekonomi mendalam karena sudah difikirkan manajer investasi
- Proses beli dan jual mudah
- Pilihan investasi yang beragam
- Diversifikasi resiko jadi mengurangi kemungkinan kerugian yang terlalu besar
Kerugian reksadana adalah :
- Return yang fluktuatif karena mengikuti kinerja manajer investasi dalam memperdagangkan uang
- Pencairan membutuhkan waktu tidak seperti tabungan yang setiap saat
- Jika usaha tempat investasi bangkrut maka uang kita juga akan berkurang
- Ketergantungan terhadap prediksi manajer investasi
Prinsip utama yang harus dipegang investor adalah diversifikasi (pemerataan/penyebaran investasi) dengan tujuan pemerataan resiko. Mengapa harus diversifikasi?? karena di setiap kinerja suatu perusahaan tidak selalu mulus dan menghasilkan laba, sehingga jika terdapat hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebangkrutan maka uang yang kita investasikan masih aman karena masih ter-cover oleh investasi kita di perusahaan lain.
Berdasarkan uraian diatas, anda bisa memililih tipe reksadana apa yang cocok untuk anda berdasarkan tipe investor terhadap resiko yang ada. Penulis juga melakukan prinsip diversifikasi dalam investasi di reksadana dengan tujuan mengetahui sejauh mana tingkat return dari 4 tipe tersebut dan nanti akan dijadikan acuan untuk investasi yang lebih besar lagi untuk tabungan di masa mendatang.
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »