Sudah dipaparkan detail cerita penulis memulai terjun di dunia marketplace, baca di artikel sebelumnya "Pengalaman Jual-beli di Marketplace Bukalapak" sehingga di artikel ini akan langsung diceritakan pengalaman penulis selama menjadi buyer dan seller di Tokopedia. Tahun 2015-2017, penulis senang belanja di Bukalapak namun Tahun 2018 keatas penulis lebih senang belanja di Tokopedia dengan beberapa alasan yaitu Tokopedia lebih dahulu beralih ke sistem uang digital menggandeng platform OVO dan banyak memberikan cashback berupa OVO points, sedangkan Bukalapak telat dalam hal ini yang nantinya menggandeng platform DANA.
Tahun 2018 keatas, Tokopedia gencar iklan di media sosial, banner di jalanan dan TV sehingga masyarakat mulai mengenalnya. Tokopedia juga memberikan fitur yang membuat nyaman konsumen yaitu lewat pecahkan telur setiap berapa jam sekali dan penulis juga sangat senang memecahkan telur tersebut untuk mendapatkan kupon undian walaupun dirasakan sangat konyol dan kurang berguna (entah karena penulis tidka tahu pengumuman atau memang Tokopedia tidak memberikan akses luas informasi), namun dengan metode tersebut, Tokopedia telah berhasil memikat banyak hati konsumen untuk mampir melihat platform-nya. Penulis pada tahun tersebut telah meninggalkan pembelian di Bukalapak dan beralih nyaman di Tokopedia. Pada itu juga muncul penantang baru yaitu Shopee, namun penulis merasakan platform Shopee kurang easy bagi user pemula yang browsing produk sehingga masih ditinggalkan dan tetap memilih Tokopedia
BACA JUGA: Jangan Diam Tokopedia, Tahtamu Sudah Diambil Lho!!
Pengalaman penulis sebagai seller dimulai Tahun 2017 dengan instalasi beberapa platform yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya. Awal mulai jualan di Tokopedia kurang diminati oleh buyer, bahkan teknik bakar uang dengan iklan yang telah dijalankan penulis di Tokopedia tidak membuahkan hasil apapun karena teknik Tokopedia yang cukup jelek yaitu menyebarkan produk ke semua media sosial, baik di klik ataupun tidak oleh pengunjung maka pengiklan tetap harus membayar sehingga indikator keberhasilan dan tepat sasaran tidak bisa terukur. Hal ini berbeda dengan teknik yang dimiliki Bukalapak yaitu berbayar ketika di klik pengunjung dan terbukti efektif mendatangkan buyer.
Seiiring berjalannya waktu, Tokopedia melakukan pembenahan sistem iklan seperti Bukalapak dan kali ini terbukti cukup efektif mendatangkan pengunjung walaupun tidak seimbang antara pengeluaran dan penghasilan. Teknik iklan kemudian ditinggalkan penulis dan beralih ke teknik otomasi judul dan dari teknik ini Tokopedia memberikan feedback sangat bagus dibandingkan Bukalapak, terbukti penjualan meningkat drastis mengalahkan Bukalapak dan status toko menjadi 2 bintang perak dalam waktu singkat.
Pada Tahun 2019 ke 2020 adalah masa keemasan Tokopedia dan menjadi raja marketplace di Indonesia. Pamor Bukalapak turun dan menjadi tumbal yang siap mati terbukti dengan PHK massal dan pergantian tongkat kepemimpinan. Tokopedia pada Tahun tersebut banyak mendapatkan award untuk kategori marketplace dan dari segi pelayanan komplain Tokopedia memberikan pelayanan yang sangat bagus dibadingkan Bukalapak dengan hadirnya No. Telp CS yang bisa dihubungi kapanpun, chatting CS yang fast response by FB dan chatting CS by aplikasi, dimana hal ini tidak dimiliki oleh Bukalapak.
Memasuki awal Tahun 2020, Tokopedia terlena dengan mahkota-nya dan tidak menyadari akan hadirnya kompetitor yang lebih inovatif yaitu Shopee. Platform orange itu, gencar iklan secara masif di semua media dan promo gila-gilaan sehingga masyarakat mulai tertarik untuk install dan menjajaki platform Shopee sampai akhirnya tumbanglah dominansi Tokopedia di Tahun 2020 ini. Lebih detail baca "Pengalaman Jual-beli di Marketplace Shopee"
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
« Prev Post
Next Post »