Penetrant Test (PT) adalah salah satu teknik Non-Destructive Testing (NDT) yang menggunakan cairan penyemprot untuk mengetahui cacat material (metal, glass, plastic, ceramic dll) melalui perbedaan warna atau perpendaran (fluorescence).
Berdasarkan EPRI Guidelines, uji Penetrant Test (PT) digunakan untuk menemukan diskontinuitas pada material yang terbuka terhadap permukaan. Macam-macam diskontinuitas sebagai berikut:
- Cracks (retak), cacat permukaan berupa retak akibat tegangan
- Seams (lapisan), goresan memanjang sejajar arah pengerolan
- Laps (lipatan), terlipatnya logam panas
- Porosity (keropos), terperangkapnya gas dalam logam cair
- Non-Metalic Inclusion (pemasukan), masuknya impurities pada logam cair
- Cold Cracking, cacat pada permukaan bahan berupa tampilan garis (lurus atau lengkungan terputus) berwarna gelap
- Hot Tear/Shrinkage Crack, retakan yang terjadi sebelum selesainya proses pembekuan karena adanya gangguan
- Blow Hole, cacat berupa lubang-lubang karena adanya gas sewaktu proses pencetakan material
- Lamination, cacat berupa lekukan ke arah luar seperti lapisan baru yang lebih tebal
- Lack of Penetration, cacat las karena filler las tidak masuk sampai ke akar sambungan
- Lack of Fusion, cacat karena tidak sempurnanya penyambungan antara filler las dan logam induk
Uji Penetrant Test (PT) umumnya digunakan untuk mendeteksi thermal-mechanical fatigue, flow-induced fatigue, creep fatigue, weld crack. Terdapat beberapa macam teknik Penetrant Test (PT) dan berikut daftarnya:
- Post Emulsifible Fluorescent
- Water Washable Fluorescent
- Solvent Removable
Berikut tahapan dalam uji Penetrant Test (PT):
- Surface Preparation, Membersihkan area yang akan diuji menggunakan wash liquid solvent atau brush dan grinder untuk impurities yang keras seperti di boiler dengan tujuan impurities (deposit, paint, scale, oil, grease) terangkat dan tidak menutupi pori-pori/crack material.
- Penetration, Menyemprotkan cairan penetrant umumya merah (visible penetrant) pada material dan membiarkan selama minimal 15 menit agar proses penyerapan maksimal. Terdapat 2 tipe penetrant yaitu lipophilic (oil based) dan hydrophilic (water based).
- Removal of Excess, Membersihkan cairan penetrant dengan menggunakan lap kain yang bersih dengan gerakan satu arah sehingga cairan penetrant benar-benar terdapat pada crack dan tidak meluber ke area yang normal.
- Development, Segera menyemprotkan developer (cairan pengembang) umumnya cairan putih (color contrast) atau suspended powder sebagai pengontras cairan penetrant sehingga ketika terdapat diskontinuitas akan mudah untuk dibedakan. Diusahakan menunggu waktu antara 10-60 menit agar cairan bekerja maksimal. Developer digunakan untuk mengangkat cairan penetrant yang terserap diskontinuitas.
- Interpretation, Melakukan inspeksi visual diskontinuitas yang terjadi
- Rinse, Membersihkan dengan segera menggunakan wash liquid solvent setelah analisa dan dokumentasi selesai dilakukan
- Penetration, Peralatan dilakukan pembersihan kemudian dicelupkan ke fluorescent penentrant
- Dwelling, Pendiaman hasil celupan ±30 menit agar penetrant meresap maksimal (kapilaritas)
- Rinse, Pembersihan dari sisa penetrant yang tersisa tidak terserap oleh diskontinuitas material sampel
- Drying, Pengeringan material sampel pada hot dryer temperatur 60-70 oC selama ±10 menit
- Development, Pelumuran sampel material pada bahan pengembang (developer) dan disini contoh powder.
- UV Backlight, Melakukan intrepretasi sampel material dan akan terlihat diskontinuitas yang terjadi
« Prev Post
Next Post »