Pengamatan penulis sebagai penjual dan pembeli online di semua marketplace mampu menganalisis setiap perubahan yang dilakukan oleh marketplace dan diperkirakan sebagai langkah strategi dengan tujuan tertentu. Shopee dalam kurun waktu Bulan Mei 2021, sudah 2x penulis mengamati Shopee telah melakukan strategi ambil untung lewat TIDAK LAGI BISA UBAH PILIHAN EKSPEDISI dan Shopee men-default ke ekspedisi Shopee Standard Express dan Anteraja. Kejadian ini dilakukan hanya 1 hari atau jam-jam khusus dimana traffic sedang padat yang tidak disadari oleh pembeli. Sebuah marketplace yang berperan layaknya pasar bebas antara penjual dan pembeli, maka tindakan seperti itu patut dikenai sanksi karena bertindak bukan sebagai marketplace/e-commerce melainkan mall online seolah manajemen hanya dilakukan sendiri. Sedangkan marketplace, manajemen ada di masing-masing penjual dan aplikasi sebagai pengelola saja dengan menyiapkan fitur-fitur bebas dipilih oleh pembeli.
BACA JUGA: Hati-Hati terhadap Monopoli Shopee || Merebut hak Konsumen
Mengapa penulis aksi Shopee ini sebagai langkah ambil untung?? karena kita sudah ketahui bersama ekspedisi yang sudah full load order dan sangat terkenal di mata publik seperti JNE, J&T dan menyusul Sicepat dengan reputasi yang sudah dirasakan langsung oleh penulis karena tepat waktu dengan harga kompetitif. Sedangkan pengalaman menggunakan Shopee standard ekpress dan Anteraja dirasakan kurang, karena bertindak paket reguler namun terkirim seperti paket hemat (waktu lama). Dengan alasan itulah, penulis beropini bahwa Shopee ambil untung lewat default ekspedisi yang tidak bisa diubah ketika pembeli sudah check-out. Karena 2 ekspedisi default tersebut sepi pemilih maka diarahkan kesana, dengan harga ekspedisi paket reguler semuanya sama maka Shopee mendapat selisih ongkir yang cukup lumayan dengan strategi yang telah dijalankan.
Penulis bisa memprediksi hal itu karena sebelum ada clustering ekspedisi ke instant, reguler, hemat dan trucking pada pengamatan ekspedisi reguler terdapat perbedaan ongkir dimana paling mahal JNT dan JNE sedangkan lainnya ada dibawahnya karena memang dari estimasi tiba lebih lama sedikit dibandingkan kedua raksasa ekspedisi tersebut. Dari situlah potensi ambil untung Shopee atas default ekspedisi reguler yang dibuat sama ongkirnya.
Menganalisis keadaan ini, penulis memprediksi Shopee akan bertindak besar sebagai mall online dengan mulai membatasi pergerakan marketplace. Pemerintah yang sudah melakukan langkah strategis dengan bertindak tegas adanya fenomena Mr Hu (importir China lewat Shopee). penulis menilai juga cukup bagus karena tindakan Mr Hu ini merusak UMKM lokal Indonesia dengan menjual barang ke Indonesia jauh dibawah harga pasar. Baca lengkapnya di: Fenomena Mr Hu Importir di Shopee. Pemerintah harus turun tangan terhadap potensi-potensi monopoli yang tidak sehat yang bisa memainkan harga tanpa terkontrol dan potensi memasukkan barang impor ke Indonesia sehingga UMKM tergencet. Shopee sendiri sebenarnya sudah mulai mengarah kesana, dimana penjual dibuat fee tiap penjualan tinggi sehingga harga mau tidak mau harus naik untuk mencapai margin diatas fee penjualan sedangkan disisi lain, dengan senyap ada penjual kamuflase atau mall online di dalam Shopee yang menjual harga dibawah pasar sehingga pembeli akan beralih kesana dan UMKM lokal akan gulung tikar. Tindakan semacam ini menurut pengamat geoeconomic & geopolitic merupakan neokolonialism dengan sebutan economic war yaitu menghancurkan negara lewat ekonomi dan jalannya lewat mematikan UMKM sebagai bottom pyramid. Baca detail di: Hati-Hati Shopee bisa Menjadi Penjajah UMKM Lokal di Indonesia. Penulis juga berharap semoga ada start-up marketplace lokal lagi yang bisa tumbuh pesat di Indonesia agar harga bisa tetap kompetitif dan bisa menyelamatkan Indonesia dari permainan global.
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
« Prev Post
Next Post »