Sebagai penjual dan pembeli di 3 marketplace besar Indonesia yaitu Bukalapak, Tokopedia dan Shopee, penulis sudah merasakan pengalaman pelayanan beberapa macam ekspedisi reguler yang bekerja sama dengan marketplace tersebut. Seperti menggunakan Pos Indonesia yang sudah dibahas di artikel: Pengalaman Memakai Ekspedisi Pos Kilat Khusus. Kali ini penulis akan mengulas pengalaman menggunakan JNE dan J&T berdasarkan pengalaman riil tidak dibuat-buat dan tidak ada unsur endorse. Harapan penulis dengan adanya tulisan ini bisa digunakan sebagai acuan kedua ekspedisi untuk terus berbenah dan capaian win-win solution terhadap pelaggan dan perusahaanya.
Pengalaman memakai JNE di awal-awal sebagai pembeli dan penjual di marketplace sudah terbiasa penulis lakukan karena hanya ekspedisi ini yang masih bisa input resi manual dan pengiriman yang tepat waktu sesuatu estimasi yang diberikan. JNE waktu itu (Tahun 2018-2019) adalah ekspedisi terbesar di Indonesia dan banyak mendatangkan kepercayaan dari publik. JNE terus melebarkan sayapnya dengan franchise yang menjamur dimana-mana dan memang cabangnya sudah sampai pelosok Indonesia. JNE datang memberikan solusi harga murah, tepat waktu dan pelayanan bagus kala itu sehingga Pos Indonesia harus terpaksa kehilangan pasarnya.
Tahun 2020 kesini, penulis merasakan aksi bakar-bakar uang yang sangat besar dilakukan pesaing barunya yaitu J&T, lewat kemitraan dengan Shopee, Bukalapak dan Tokopedia kala itu mewajibkan pembeli yang ingin menikmati program gratis ongkir dan cashback harus menggunakan J&T dan jika tidak maka akan hangus programnya. Strategi tersebut penulis rasakan sangat lama >1 tahun dan memang banyak sekali pengguna yang tertarik untuk mencoba layanan J&T termasuk penulis sendiri. J&T awal-awal datang masih bisa menggunakan input resi manual dan otomatis, dimana ini strategi jitu kedua kalina yang sangat menguntungkan penjual besar yang ingin simpel dan meminimalisir kesalahan serta tidak harus print-out sedangkan JNE masih berkutat sistem lama yaitu manual. Walaupun nantinya, JNE juga menerapkan sistem sama namun sudah telat waktunya.
Pengalaman manis menggunakan JNE perlahan sirna di kedatangan J&T waktu kejayaannya yaitu Tahun 2020 keatas, dimana penulis sendiri sebagai pembeli yang berdomisili di Gresik menggunakan JNE YES (Yakin Esok Sampai) dari Surabaya yang seharusnya datang esok hari dan ternyata kedatangan 3 hari berikutnya. Padahal ini bukan event hari-hari besar atau hari libur. Tidak hanya disitu, penulis mencoba lagi menggunakan layanan JNE Reguler pembelian dari Surabaya ke Gresik dan ternyata membutuhkan waktu cukup lama yaitu 3 hari. Sedangkan sebagai penjual di marketplace sudah berkali-kali cukup dikecewakan dengan layanan JNE khususnya kearah Blitar lewat Malang dengan 2 kiriman waktu berbeda dan kasus yang sama yaitu paket kiriman sempat tertahan lama di Malang yang seharusnya datang 3 hari, ini sudah hari ke-5 juga belum sampai. Penulis sempat browsing dan memang di cabang Malang banyak yang mengalami keluhan serupa sampai masuk di berita www.detik.com. Disisi lain, sampai artikel ini ditulis (Tahun 2021), JNE masih memiliki kelebihan dibandingkan J&T yaitu untuk pengiriman ke pelosok Luar Jawa, JNE masih unggul dari segi biaya yang murah dan cabang yang tersebar luas bahkan J&T belum bisa bersaing dengan JNE dalam hal ini dan pengalaman penulis sebagai penjual ketika membandingkan langsung antara JNE dan J&T, biaya kirim J&T bisa 150% lebih mahal daripada JNE untuk pengiriman ke Luar Jawa.
Tahun 2020 keatas, penulis yang merasakan untung besar dari bakar-bakar uang J&T dan mulai melakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan didapatkan bahwa J&T hanya menerapkan layanan reguler saja dan terbukti untuk pengiriman di area Jawa sangat cepat bahkan penulis sendiri sebagai pembeli dan penjual merasakan pelayanan yang optimal ketika belanja dari Jakarta dikirim ke Surabaya hanya butuh waktu 2-3 hari saja dan sama dengan waktu kirim ketika pengalaman penulis beli dari Surabaya ke Blitar. Biaya layanan untuk area Jawa satu propinsi antara JNE dan J&T sama, namun Semester II 2020 J&T di Shopee pernah membuat keputusan biaya ongkir yang sangat kontroversial seolah ingin mengembalikan uang bakar-bakar uangnya dahulu. Pengalaman penulis, ketika mencoba membandingkan JNE biaya ongkir 8.000 dan J&T 15.000 namun J&T memiliki mitra dengan marketplace dengan menawarkan potongan ongkir 10.000-20.000, sehingga ketika dibandingkan maka J&T ketemu 15.000-10.000=5.000. Lewat selisih inilah pasar JNE mulai tergerus J&T dan publik mulai percaya terhadap kinerjanya. Walaupun menerapkan potongan ongkir, disana ada aturan yang mewajibkan minimal pembelian 30.000 sehingga untuk pembelian dibawah itu, J&T dan Shopee akan memanen untung yang cukup besar dari fanatisme pembeli yang sudah cocok J&T dibandingkan JNE. Penulis pernah membandingkan biaya ongkir dari Jakarta ke Surabaya, dimana JNE 19.000 dan J&T 28.000 (sangat besar sekali selisihnya dan jika pembeli tidak jeli serta sudah fanatik maka J&T akan kembali dapat pemasukan atas aksi bakar-bakar uangnya dahulu).
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
« Prev Post
Next Post »