Trending Topik

Hati-Hati Tik Tok dan Snack Video Sebagai Alat Intelijen

Akhir-akhir ini, media sosial dihebohkan dengan kedatangan Tik Tok yang langsung booming di Indonesia. Popularitasnya menyaingi pendahulu seperti Facebook, Twitter dan Instagram karena menyuguhkan budaya-budaya baru seperti joget dan menyanyi diiringi lagu-lagu yang populer. Jika dilihat lebih jauh lagi, Tik Tok berasal dari China yang sukses merebut pasar semua kalangan di Indonesia. Tidak berhenti disitu, China menghadirkan penantang baru yaitu Snack Video dengan iklan gencar di semua media sosial bahkan memberikan imbalan uang yang sangat besar untuk orang yang bisa mengajak referall install aplikasi. Salah satu pemilik aplikasi tersebut adalh Tencent Holding yang merupakan BUMN China di bidang telekomunikasi.

Perang di jaman modern sekarang tidak menggunakan "battle space ground" namun menggunakan strategi politik, ekonomi dan budaya. Namun jika dirunut secara overall maka China sudah menggunakan semua lini kekuatan tersebut untuk mendukung ambisinya menjadi negara adidaya dengan slogan "One Belt One Road (OBOR)" yang kemudian semakin kesini diganti agak smooth karena banyak ditentang negara Barat yaitu "Belt and Road Inisiative (BRI)". Dari segi politik, China menunjukkan taringnya dalam strategi Geopolitic yaitu meluaskan kekuasaan dan pangkalan militer di Laut China Selatan lewat pembuatan Pulau baru dan klaim sepihak wilayah perairan negara tetangga. Segi ekonomi, lewat Geoeconomic lewat produk tiruan dengan kualitas hampir sama dan murah misalnya perangkat elektronik, otomotif dan kebutuhan rumah tangga serta kehadiran Mr Hu yang fenomenal di Shopee yang bisa merusak pasar UMKM lokal. Segi budaya, lewat gencar-gencarnya menandingi aplikasi yang sudah populer seperti Whatsapp ditandingi dengan Wechat; twitter, instagram dan facebook dibenamkan oleh TikTok dan Snack Video.

Banyak masyarakat Indonesia gandrung terhadap 2 aplikasi ini dan mulai menggeser budaya yang ditonton seperti Kpop dan Drama Korea, Film Hollywood, Film Bollywood untuk melirik ke China. Konsep ini secara perlahan meracuni generasi penerus bangsa untuk berkiblat ke China dan menjadikan China sebagai panutan segalanya. Big data yang diambil dari perilaku masyarakat Indonesia lewat Tiktok dan Snack Video bisa dijadikan alat untuk menyiapkan strategi mempengaruhi secara tersirat untuk cinta terhadap China dan kecanduan barang produksi China. Rasa nasionalisme bangsa Indonesia secara perlahan bisa dibuat pudar karena tidak memberikan dampak yang berarti dan China hadir dengan segala upaya menjawab kebutuhan bangsa Indonesia. Hal seperti ini harus kita waspadai semuanya agar NKRI tetap berdiri kokoh dan kedaulatan Indonesia tetap utuh sampai generasi penerus mendatang.

Referensi:

[1] Pengalaman Pribadi Penulis pada Tema Terkait. www.caesarvery.com

Previous
« Prev Post