Peralihan ke Industri 4.0 dan akan menuju ke Industri 5.0 membuat teknologi IT merupakan sarana yang memadai untuk membantu aktifitas kehidupan orang. Jual-beli untuk Tahun 2020 keatas, sudah banyak dilakukan secara online daripada offline karena adanya pandemi Covid-19 yang membatasi aktifitas manusia untuk bertemu dengan banyak orang. Penulis sendiri merasakan lonjakan aktifitas pembelian online sesudah adanya pandemi ini, dimana Tokopedia dan Shopee merajai sebagai 2 marketplace yang paling diminati pembeli.
Semakin kesini, penulis menganalisis hanya 2 marketplace yang murni buatan lokal Indonesia dan murni memajukan UMKM lokal yaitu Tokopedia dan Bukalapak, sedangkan kompetitor lain seperti Shopee dan Lazada adalah start-up asing yang semakin kesini mengarah ke economic war. Sebagai contoh Shopee, dengan adanya fenomena Mr Hu yang menghebohkan ditambah fee penjualan yang sangat besar membuat penjual mendapatkan margin yang sangat kecil agar terus bisa bersaing. Disaat penjual mulai menaikkan margin, disitulah ada potensi kamuflase penjual atau mall online milik Shopee yang memasarkan produk impor ke Indonesia. Sehingga pembeli akan beralih kesana dan Indonesia kebanjiran produk asing sehingga bisa berakibat UMKM lokal tergencet. Potensi-potensi semacam ini harus diantisipasi, terlebih pemerintah Indonesia harus tegas dalam membuat peraturan untuk melindungi bottom pyramid karena roda ekonomi negara akan berjalan dan maju ketika perputaran ekonomi paling bawah lancar.
Bukalapak yang dihandalkan bisa bangkit, sejauh ini penulis mengamati masih stagnan karena penerapan marketing masih kuno kurang diminati millenial. Penulis berharap ada start-up baru lagi di Indonesia milik lokal agar marketplace yang ada bisa bersaing sehat tanpa ada monopoli atau permainan harga. Start-up marketplace baru ini, mengusung strategi jitu yang dilakukan Tokopedia maupun Shopee dalam menggaet pasar. Lebih detail baca di: Pengalaman Jual Beli di Tokopedia dan Shopee. Start-up baru ini semoga berjiwa nasionalis demi memajukan UMKM lokal Indonesia dan masyarakat Indonesia bisa menikmati transformasi digital ini dengan aman dan terjamin. Transformasi digital yang tidak dibarengi oleh kesiapan semua pihak akan membuat kerugian masyarakat Indonesia karena data bisa bocor untuk daftar di marketplace, keuangan boros karena monopoli harga dan kesalahan menggunakan fitur-fitur teknologi.
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait. www.caesarvery.com
« Prev Post
Next Post »