Pengalaman ketika hHARBOLNAS 12.12 Tahun 2021 ini, kami yang mencoba melakukan pembelian barang besar-besaran di 2 marketplace yaitu Tokopedia & Shopee mencoba membandingkan diskon berupa cashback & free ongkir antara kedua raksasa marketplace tersebut. Kami aktif melakukan pembelian barang lewat e-commerce karena kami berpikir barang yang ditawarkan sangat kompetitif dan sangat lengkap dibandingkan offline. Karena harga, kualitas dan pemilihan tipe bisa dengan mudah didapatkan serta bergaransi retur ketika tidak sesuai. Stok barang toko, kami juga melakukan dengan adanya event diskon besar-besaran seperti 10.10; 11.11; 12.12 atau biasanya habis gajian (diatas tanggal 25 setiap bulannya). Berikut pengalaman kami belanja di marketplace/e-commerce:
Akhir semester 2021, Tokopedia giat mengingatkan ke user untuk selalu menggunakan aplikasi-nya dalam stok barang toko. Kami akhir-akhir ini tertarik juga menggunakan Tokopedia dalam pembelian bayar, top-up PLN, Pulsa, E-Toll dan pembayaran digital lainnya. Tokopedia ternyata memberikan cashback dan free ongkir gila-gilaan yang kami rasa cukup besar dibandingkan dulu. Seperti kami membeli barag seharga Rp100.000-an mendapatkan diskon berupa cashback Rp7.000-an dan free ongkir. Sedangkan untuk pembelian pulsa PLN dan HP fantastis kami beli Rp500.000 mendapatkan cashback sekitar Rp15.000. Hal ini berlaku juga untuk pengalaman kami belanja produk digital seperti isi e-toll, pembayaran kredit dan kelebihan disini dibandingkan marketplace lainnya adalah untuk mendapatkan cashback tidak harus isi saldo e-wallet terlebih dahulu. Dulu sebelum merger dengan Gojek, cashback Tokopedia bisa langsung masuk poin dan bisa digunakan untuk transaksi berikutnya. Sedangkan setelah merger GOTO maka poin tersebut beralih ke Gopay Coin dan hanya bisa digunakan untuk transaksi berikutnya yang memakai Gopay untuk pembayaran.
Pengalaman belanja di Shopee di event besar HARBOLNAS 12.12 Tahun 2021, untuk cashback dan free ongkir minimal belanja Rp0 sangat luar biasa tak tertandingi. Kami mencoba melakukan pembelian dengan nominal Rp100.000-an dan luar biasa mendapatkan cashback Rp15.000-an dan free-ongkir. Cashback yang diberikan ini tidak main-main ada 5 buah sekaligus dan masing-masing untuk belanja lebih daro Rp50.000-an pasti mendapatkan cashback lebih dari Rp5000-an. Strategi lain yang wajib ditiru oleh Tokopedia dan Bukalapak adalah cashback dan free ongkir ini tetap bisa didapatkan untuk seorang dropshipper. Strategi inilah yang mendorong Shopee sebagai Surganya Pembeli, karena dengan menarik banyak pembeli beberapa tipe maka perputaran barang seller di Shopee sangat besar dan tentu profit yang didapatkan seller juga meningkat walaupun dropshipper diolah oleh algoritma bukan sebagai penambahan member/user namun kehadirannya-lah yang ikut andil dalam memutar derasnya barang yang terjual di Shopee. Berbeda dengan Tokopedia & Bukalapak yang membatasi cashback & free ongkir hanya untuk non-dropshipper atau buyer real sehingga para dropshipper akan lari dan tidak melakukan pembelian ke marketplace tersebut. Dengan pembatasan tersebut terdapat kelebihan yaitu algoritma buyer adalah real namun banyak kelemahan yaitu arus perputaran barang di tokopedia kurang deras dan sekarang cobalah dilihat siapa marketplace yang sangat deras perputaran barangnya, tentu Shopee kan??. Terdapat kelemahan Shopee untuk cashback yaitu untuk pembayaran digital masih kalah dengan Tokopedia, dimana Semester II Tahun 2021 ini menerapkan kebijakan pembatasan cashback hanya untuk pengguna tertentu dan kuota dibatasi harian. Kami amati untuk besaran cashback juga mulai menurun dibandingkan dulu dan kalah telak dengan Tokopedia.
Secara overall, 2 marketplace tersebut sudah mengarah pada penguasaan pasar dan pembayaran digital. Dimana Tokopedia yang menggandeng Gojek menggunakan Gopay untuk pembayaran sudah bercermin dari Shopee yang menggunakan Shopee Pay. Go Food vs Shopee Food, Go Send vs Shopee Standard Express, Tokopedia Mall vs Shopee Mall. Melihat perang marketplace ini, sangat rawan terjadinya KARTEL dan tindakan monopoli sehingga pemerintah dan para akademisi harus hadir disini sebagai balance pasar. Ketika Kartel terjadi maka yang dirugikan adalah para UMKM dan seller karena ketika pasar sudah lesu dengan harga yang sudah tidak kompetitif lagi maka marketplace mall akan hadir menjawab tantangan tersebut (Tokopedia Mall, Shopee Mall) yang dikelola sendiri oleh marketplace denga harga dan ekspedisi dari mereka juga yang kelola, sehingga hak-hak pembeli dirampas seperti membandingkan harga yang transparan dan memilih ekspedisi. Berawal dari sini kami berharap ada marketplace/e-commerce 3 lahir sebagai start-up yang bisa mem-balance perang pasar saat ini karena Bukalapak yang digadang menjadi ketiga kami rasa masih belum mampu terhadap strategi yang telah mereka lakukan. Detai bisa dibaca di: Berharap ada Start-Up Marketplace Lagi di Indonesia
Referensi:
[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkait.www.caesarvery.com
« Prev Post
Next Post »