Trending Topik

Rangkuman Soal K3 Dalam Ajang Bulan K3 Nasional (2 of 3)

Diposting oleh On Thursday, May 17, 2018

Dibawah ini adalah kisi-kisi untuk merangkum UU tentang K3 No. 1 Tahun 1970. Pengalaman ini sudah dilakukan sendiri oleh penulis selama 3 tahun berturut-turut dan menjadi peserta fresh dalam ajang lomba bulan K3 di unit pembangkitan. Penulis mencoba merangkum buku UU No. 1 Tahun 1970 yang sangat tebal dan hanya menghasilkan sekitar 20-30 halaman buku yang isinya penting-penting saja namun harus dihafalkan oleh peserta lomba. 
Sambil merangkum dengan menulis, otomatis dengan sendirinya hafal dan dari trik-tips ini penulis pada tahun pertama ikut mendapat peringkat 3 dari 60 peserta, tahun kedua mendapat peringkat 2 dari 60 peserta dan tahun ketiga peringkat 4 dari 60 peserta (karena soal-soal sudah dimodifikasi dengan porsi di bidang lingkungan lebih banyak daripada K3).
Berikut kisi-kisi rangkuman dan jawaban yang ada di catatan penulis secara langsung:
UU yang Keluar di Lomba K3
1970-1989
PP NO 07/1973 : PENGAWASAN PEREDARAN, PENYIMPANAN & PENGGUNAAN PESTISIDA
PERMENAKER NO 01/1976 : KEWAJIBAN HYPERKES BAGI DOKTER
PERMENAKERTRANS NO 02/1980 : PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PERMENAKERTRANS NO 04/1980 : SYARAT PEMASANGAN APAR
PERMENAKERTRAN NO 01/1981 : KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
PERMENAKERTRAN NO 03/1982 : PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PERMENAKER NO 01/1982 : BEJANA TEKAN
PERMENAKER NO 02/1983 : INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIS
PERMENAKER NO 03/1985 : K3 PEMAKAIAN ASBES
PERMENAKER NO 04/1985 : PESAWAT TENAGA & PRODUKSI
PERMENAKER NO 05/1985 : PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
PERMENAKER N0 04/1987 : P2K3 & TATA CARA PENUNJUKAN AK3
KEPMEN NO 1135/1987 : BENDERA K3
PERMENAKER NO 02/1989 : PENGAWASAN INSTALASI PETIR
1990-2003
PERMENAKER NO 02/1992 : TATA CARA PENUNJUKKAN AK3
PERMENAKER NO 04/1995 : PERUSAHAAN JASA K3 (PJK3)
PERMENAKER NO 05/1996 : SMK3
PERMENAKER NO 03/1998 : PELAPORAN & PEMERIKSAAN KECELAKAAN
SK DIRJEN NO 84/1998 : CARA PENGISIAN FORMULIR LAPORAN & ANALISA STATISTIK KECELAKAAN
PP NO 41/1999 : PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
KEPMEN NO 51/1999 : NAB FAKTOR FISIKA
KEPMENAKER NO 186/1999 : UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER NO 197/1999 : PENGENDALIAN B3
PERMENAKER NO 03/1999  : SYARAT LIFT BARANG & ORANG
PP NO 82/2001 : PENGELOLAAN KUALITAS AIR & PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KEP NO 311/2002 : TEKNISI PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK HARUS BERSERTIFIKAT
UU NO 13/2003 : KETENAGAKERJAAN
UU NO 13/2003 “PASAL 86"  : HAK BURUH
UU NO 13/2003 “ PASAL 87"  : PERUSAHAAN WAJIB MENERAPKAN SMK3
UU NO 13/2003 “PASAL 106"  : PERUSAHAAN DG TENAGA KERJA ≥ 50 ORANG DIBENTUK BIPARTIT
2005-2016
PERMENAKER NO 01/2007 : PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN K3
PERMENAKER NO 33/2007  : BAHAN PERUSAK OZON (BPO)
PERMENAKER NO 15/2008  : P3K DI TEMPAT KERJA
UU NO 32/2009 : PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERMENAKER NO 08/2010 : APD
PERMENAKER NO 09/2010 : OPERATOR & PETUGAS PESAWAT ANGKAT & ANGKUT
PERMENAKER NO 14/2011 : NAB FAKTOR FISIKA & KIMIA
PERMEN LH NO 16/2012 : PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LH
PP NO 27/2012 : IZIN LINGKUNGAN
PP NO 50/2012  : PENERAPAN SMK3
PP NO 81/2012 : PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
PERMEN LH NO 14/2013 :  SIMBOL & LABEL B3
PERMENAKER NO 26/2014 : PENYELENGGARAAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3
PP NO 101/2014 : PENGELOLAAN LIMBAH B3
PERMENAKER NO 09/2016 : K3 DALAM PEKERJAAN DI KETINGGIAN
PERMENAKER NO 10/2016 : TATA CARA PEMBERIAN PROGRAM KEMBALI KERJA
SOAL K3
  1. Yang dimaksud dengan “ tempat kerja “ sesuai pasal 1 UU Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970 yaitu : 
  2. P2K3 yang dibentuk di suatu perusahaan terdiri dari unsur : 
  3. Menurut Permenaker No.04 / 1987 tentang P2K3 dan tata cara penunjukan Ahli K3 suatu perusahaan wajib membentuk P2K3 jika  : 
  4. Sertifikat SMK3 yang ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan berlaku untuk jangka waktu : 
  5. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan di mana suhunya? 
  6. Menurut pasal 2 Permenaker No.04 / 1980, kebakaran golongan B adalah kebakaran pada  : 
  7. Untuk alat pemadam api ringan jenis CO2 yang beratnya kurang dari.......% dari seharusnya diganti? 
  8. Tinggi pemberian tanda pemasangan alat pemadam api ringan dari dasar lantai adalah? 
  9. Pengertian pertolongan pertama adalah : 
  10. Menurut Per No.01 / Men / 1981, kewajiaban melapor penyakit akibat kerja paling lama dilakukan pada? 
  11. Sebutkan 5 hirarki pengendalian bahaya? 
  12. Sebutkan faktor – faktor fisika ditempat kerja? 
  13. Tangga bersambung panjangnya tidak boleh lebih dari? 
  14. Setiap karyawan minimal mendapatkan ruang udara sebesar? 
  15. Jika karyawan suatu pabrik berjumlah 200 orang maka berapa jumlah kamar mandi? 
  16. Bilamana pengusaha wajib menyediakan ruang P3K? 
  17. Apa arti lambang “palang” pada bendera K3? 
  18. Penyelenggaran pelayanan kesehatan kerja dipimpin oleh? 
  19. Bagaimana tata cara pelaporan kecelakaan kerja? 
  20. Untuk resiko bahaya besar, berapa jarak untuk mencapai pintu darurat? 
  21. Berapa batasan tegangan listrik yang aman untuk manusia?
  22. Berapa ukuran nozzle hydrant untuk dalam gedung? 
  23. Berapa range skor penerapan SMK3 untuk kategori penghargaan perak? 
  24. Dalam keadaan berjalan, berapa tinggi forklift dari permukaan jalan? 
  25. Keanggotaan P2K3 terdiri dari siapa saja? 
  26. Persyaratan minimal cahaya di ruang kerja adalah? 
  27. Berapa suhu udara efektif di tempat kerja? 
  28. Bagaimana bentuk pengendalian bahan kimia berbahaya (ada 2)? 
  29. Pada setiap penagkal petir, berapa jumlah penghantar penurunannya? 
  30. Cerobong yang lebih tinggi dari 10 m, maka syarat tinggi penangkal petir adalah? 
  31. Sebutkan 3 sistem penangkal petir? 
  32. Pada penangkal petir konvensional, berdasarkan jenis penerimanya dibedakan menjadi 2 yaitu? 
  33. Tangga tetap dibuat dari bahan yang tahan cuaca dimana panjangnya tidak boleh melebihi? 
  34. Berapa lama pemeriksaan APAR? 
  35. APAR dilakukan percobaan secara berkala setiap? 
  36. Jenis APAR apakah yang bila dalam pemeriksaan terdapat kekurangan berat 10% harus diisi kembali? 
  37. Keputusan penunjukan AK3 berlaku untuk jangka waktu berapa lama? 
  38. Pengurus wajib menyampaikan laporan tentang P2K3 kepada menteri melalui Depnaker setempat sekurang-kurangnya? 
  39. Apa tugas pokok P2K3 diperusahaan? 
  40. Berapakah jumlah pernapasan orang dewasa normal dalam 1 menit? 
  41. Akronim yang digunakan penolong untuk mengukur tingkat kesadaran? 
  42. Fungsi lidah pada manusia untuk merasakan manis? 
  43. Bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka disebut? 
  44. Pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar dilakukan dengan cara? 
  45. Pemeriksaan nadi carotis saat melakukan resusitasi jantung paru pada 2 orang penolong dilakukan setiap berapa siklus?
  46. Pertolongan pertama pada luka bakar adalah? 
  47. Macamnya pembuluh darah adalah? 
  48. Dasar hukum yang digunakan dalam mengatur pemberian pertolongan pertama?  
  49. Tujuan utama pertolongan pertama adalah? 
  50. Denyut nadi orang dewasa normal adalah? 
  51. Berhentinya system pernafasan dan peredaran darah disebut? 
  52. Cara mengeluarkan benda asing yang menyumbat saluran pernafasan menggunakan teknik? 
  53. Menghitung denyut nadi penderita tidak sadar dilakukan pada nadi paha yang disebut? 
  54. Sebutkan macam – macam tandu? 
  55. Tubuh manusia dibagi menjadi 5 bagian, sebutkan? 
  56. Apa yang dimaksud dengan ASNT? 
  57. Singkatan kata yang memudahkan penolong dalam melakukan pemeriksaan fisik yaitu? 
  58. Siapa yang melakukan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970? 
  59. Audit SMK3 dilakukan sekurang-kurangnya? 
  60. Bila mengendarai forklift dibelakang kendaraan lain harus berjarak sekurang-kurangnya.......? dari belakang kendaraan depannya 
  61. Sebutkan 4 fasilitas P3K yang wajib disediakan pengusaha di tempat kerja? 
  62. Sebutkan 4 persyaratan ruang P3K mengenai tataletak atau lokasinya?
  63. Salah satu fasilitas P3K yang wajib dimiliki oleh pengusaha adalah fasilitas tambahan berupa peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus. Sebutkan peralatan khusus yang dimaksud? 
  64. Sebagaimana Permenaker No.15/MEN/VIII/2008. Apa syarat yang haarus dipenuhi daripada kotak P3K? 
  65. Sesuai Permenaker No.02 Th.1983. Berapakah tegangan sumber tenaga listrik untuk system alarm kebakaran? 
  66. Sesuai Permenaker No.02 Th.1983. Kapan instalasi alarm keabakaran otomatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian? 
  67. Sesuai Permenaker No.02 Th.1983. Berapa jarak maksimal antara detector dengan detector  dalam ruang biasa? 
  68. Sesuai Permenaker No.02 Th.1983. Berapa jarak maksimal detector panas dengan  tembok atau dinding  pada ruang biasa 
  69. Sesuai kepmenaker No.51 Th 1999. Berapa besar NAB untuk kebisingan? 
  70. Sesuai kepmenaker No.51 Th 1999. Berapa besar ketetapan NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja? 
  71. Berapakah persyaratan kelembaban udara di ruang kerja? 
  72. Pelaporan kecelakaan kerja ditujukan kepada siapa? 
  73. Berapa perbandingan anatara garis tengah teromol penggerak dengan tali baja pada lift penumpang atau barang?
Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2017). Catatan Pribadi Persiapan Lomba K3www.caesarvery.com. Surabaya

Strategic Planning (IFE, EFE, CPM, SWOT, SPACE, BCG, IE, Grand Strategy dan QSPM) by David Fred & David Forest

Diposting oleh On Friday, May 11, 2018

Manajemen strategi dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk menentukan perencanaan yang bertujuan untuk mecapai visi dan misi.
Menurut handbook "Strategic Management A Competitive Advantage, Sixteenth Edition by David Fred & David Forest, 2016".
Strategic Planning terdiri dari 3 komponen yaitu : strategic formulation, strategic implementation dan strategic evaluation.
Dibawah ini dibahas strategic formulation seperti berikut :
  • Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix
Adalah faktor-faktor internal perusahaan (strength & weakness). Penilaian ada 2 yaitu : 
- Pembobotan (weight) adalah pemberian nilai (score) antara kriteria internal. Weight didasarkan pada industrial based (faktor kepentingan terhadap proses/ruang lingkup usaha di perusahaan)
- Rating adalah skala 1-4 dengan [1 : sangat lemah] dan [4 : sangat kuat]. Rating didasarkan pada company based (faktor pengaruh terhadap perusahaan/jangka panjang)
- Nilai terbobot (weighted score) adalah perkalian antara weight x rating
Tahapan pembentukan matriks IFE adalah:
  • Menentukan 20 faktor internal (strength & weakness) dengan urutan penyusunan adalah strength terlebih dahulu kemudian diikuti weakness 
  • Memberikan bobot (weight) antara 0 (tidak penting) sampai 1 (sangat penting) untuk setiap faktor. Pembobotan tingkat relatif kepentingan mengacu kepada visi-misi perusahaan (industrial based) . Bobot akumulasi strength & weakness harus berjumlah 1
  • Memberi rating antara 1 (sangat lemah) sampai 4 (sangat kuat). Pemberian rating berdasarkan company based untuk strength adalah 3 atau 4 sedangkan untuk weakness adalah 1 atau 2
  • Melakukan perhitungan nilai terbobot (weighted score) : bobot x rating
  • Menjumlahkan weighted score akumulasi strength & weakness untuk analisa IFE perusahaan
Berikut contoh aplikasi matriks IFE:
Sesuai contoh diatas, akumulasi nilai terbobot untuk IFE adalah 2.5
  •  External Factor Evaluation (EFE)
Adalah faktor-faktor eksternal perusahaan (opportunity & threat). Urutan penyusunan adalah dimulai dari opportunity kemudian diikuti threat.
Langkah-langkah pembentukan EFE sama dengan IFE
Berikut contoh aplikasi matriks EFE:
Sesuai contoh diatas, akumulasi nilai terbobot untuk EFE adalah 2.58
  • Competitive Profile Matrix (CPM)
Adalah matriks identifikasi perusahaan dengan kompetitor (bidang usaha sama) yang dilihat dari beberapa aspek seperti strength, weakness, opportunity & threat (SWOT). Matriks CPM mirip dengan EFE namun lebih lengkap karena memasukkan unsur faktor internal (strength & weakness).
Sesuai contoh diatas bisa diketahui yaitu terdapat 8 faktor yang dipilih berdasarkan tingkat persaingan tinggi dalam merebut pasar.
Analisa sebagai berikut:
  • Company 1 mendapat rangking tertinggi dalam persaingan dan kuat dalam ekpansi perusahaan dan kekuatan modal namun lemah dalam segi iklan/informasi ke pasar dan masih rendah untuk pasarnya
  • Company 2 mendapat rangking sedang dan kuat dalam segi iklan (lebih terkenal), pasar paling tinggi diantara kompetitor namun lemah dalam ekpansi perusahaan
  • Company 3 mendapat rangking terendah dan boleh dibilang kalah dari kompetitor dari segi loyalitas pelanggan, manajemen dan harga namun memiliki sedikit kekuatan dari segi terkenalnya di masyarakat luas dan kekuatan modalnya
Analisa model kompetisi menurut "Porter Five-Force Model"
Terdapat 5 model kompetisi yaitu:
  1. Persaingan diatara perusahaan sejenis (rivalry among competing firm)
  2. Daya tawar penyedia produk (bargaining power of supplier)
  3. Daya tawar pemakai produk (bargaining power of consumer)
  4. Potensi pengembangan produk pengganti (potential development of substitute product)
  5. Potensi masuknya kompetitor baru (potential entry of new competitor)
Pada tahap strategic formulation terbagi menjadi 3 stage yaitu:
  1. Input Stage adalah resume informasi dasar sebagai inputan untuk memformulasikan strategi, seperti: IFE, EFE dan CPM
  2. Matching Stage adalah fokus terhadap alternatif strategi yang menguntungkan dan inline dengan inputan faktor internal dan eksternal, seperti: SWOT, SPACE dan BCG
  3. Decision Stage adalah teknik menganalisis, seperti: QSPM (menggunakan input informasi dari "input stage" terhadap tujuan strategi yang menguntungkan di "matching stage"
  • SWOT Matrix 
Adalah matriks strategi yang harus dilakukan dengan mengacu kepada persilangan antara faktor internal (strength & weakness) dan eksternal (opportunity & threat). Komponen SWOT Matrix sebagai berikut:
  1. Strategi SO: menggunakan strength di internal perusahaan untuk mengambil opportunity dari eksternal perusahaan
  2. Strategi WO: memperbaiki weakness di internal perusahaan dengan mengambil manfaat dari opprotunity dari eksternal perusahaan
  3. Strategi ST: menggunakan strength perusahaan untuk menjauhi/mengurangi dampak threat dari eksternal perusahaan
  4. Strategi WT: strategi bertahan untuk mengurangi weakness dan menjauhi threat dari eksternal perusahaan
  • Strategic Position and ACtion Evaluation (SPACE) Matrix
Adalah matriks yang terdiri dari 4 kuadran yang terdiri dari aggresive, conservative, defensive dan competitive. SPACE Matrix berbentuk koordinat x-y dengan pembagian dimensi internal yaitu  financial position (FP) dan competitive position (CP) sedangkan dimensi eksternal yaitu stability position (SP) dan industry position (IP).

 
Langkah-langkah penyusunan SPACE Matrix adalah:
  • Memilih serangkaian variabel untuk mendefinisikan financial position (FP), competitive position (CP), stability position (SP) dan industry position (IP)
  • Memberi penilaian antara +1 (terjelek) sampai +7 (terbaik) untuk setiap variabel yang masuk dalam dimensi FP dan IP. Memberi penilaian antara -1 (terbaik) sampai -7 (terjelek) untuk dimensi SP dan CP. Jadi penilaian FP & IP >< SP & CP. Penilaian FP & SP dibandingkan dengan kompetitor (bidang usaha sama) sedangkan IP & SP dibandingkan dengan perusahaan berbeda usaha
  • Menghitung rata-rata nilai untuk FP, CP, IP dan SP dengan cara menjumlahkan nilai pada setiap variabel dan membagi dengan banyak variabel
  • Mengeplotkan rata-rata nilai tersebut di SPACE Matrix
  • Boston Consulting Group (BCG) Matrix
Adalah matriks yang mirip dengan SPACE Matrix yaitu terdapat koordinat x-y (x: relative market share position dan y: industry sales growth rate) dengan pembagian 4 kuadran yaitu question mark, star, cash cow dan dog.
Berikut penjelasan kuadran tersebut:
  1. Kuadran I (Question Mark) ---> rendah di market share namun tinggi dalam pertumbuhan sales. Modal yang diperlukan tinggi namun pertumbuhan keuangan rendah. Perusahaan harus memutuskan apakah bertahan dengan kondisi tersebut dengan menerapkan strategi di Kuadran I atau menjual perusahaan
  2. Kuadran II (Stars) ---> tinggi di market share dan pertumbuhan sales. Perusahaan dalam jangka panjang memiliki kesempatan untuk tumbuh dan menghasilkan keuntungan. Perusahaan terus-menerus menerima suntikan modal untuk memperkuat posisi dominannya
  3. Kuadran III (Cash Cows) ---> tinggi di market share namun rendah di pertumbuhan sales. Disebut Cow karena menghasilkan laba dengan suntikan modal yang terus-menerus berlebih (disusui). Perusahaan harus menciptakan pengembangan produk atau fitur tambahan agar pasar yang sudah besar tingkat sales-nya tidak turun
  4. Kuadran IV (Dogs) ---> rendah di market share dan pertumbuhan sales. Perusahaan lemah pada faktor internal dan eksternal sehingga harus melakukan cost reduction, pemangkasan atau liquidation (menggunakan aset likuid untuk memenuhi hutang jangka pendek)
  •  Internal-External (IE) Matrix
Adalah matriks untuk plot hasil dari IFE untuk aksis (x) dan EFE untuk ordinat (y). Terdapat 9 area strategi yang harus dilakukan dengan pembagian sebagai berikut:
- Strategi I, II & IV (Tumbuh & Berkembang) ---> backward, forward & horizontal integration; market penetration; market development; product development
- Strategi III, V & VII (Bertahan) ---> market penetration & product development
- Strategi VI, VIII & IX (Tutup atau Dijual) ---> pengurangan, penjualan
  • Grand Strategy Matrix (GSM)
Adalah matriks yang berbentuk koordinat x-y (x: competitive position dan y: market growth). Pembentukan matriks ini cukup sederhana yaitu dengan memutuskan dimana posisi perusahaan dari segi kompetitornya dan pertumbuhan pasarnya.
  • Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Adalah matriks untuk mengevaluasi strategi alternatif berdasarkan inputan faktor internal dan eksternal.
Langkah-langkah penyusunan QSPM matriks sebagai berikut:
  1. Membuat list dengan urutan faktor eksternal (bisa berasal dari EFE) kemudian diikuti faktor internal (bisa dari IFE)
  2. Memberikan pembobotan (weight) pada list faktor eksternal & internal tersebut sesuai pembobotan di EFE & IFE Matriks
  3. Menyusun strategic alternative yang akan dilakukan perusahaan di kolom & baris teratas sesudah bobot (weight)
  4. Menentukan nilai ketertarikan-Attractiveness Score (AS) yang menunjukkan tingkat relative attractiveness dengan score antara 1 (tidak menarik) sampai 4 (sangat menarik)
  5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) dengan cara perkalian antara weight x AS
  6. Menjumlahkan TAS setiap strategic alternative
  7. Nilai TAS tertinggi adalah strategi yang harus dilakukan perusahaan
Berikut contoh penggunaan QSPM Matrix:
  1. Dalam matriks ditentukan langkah strategi yaitu membeli lahan baru & membangun toko yang lebih besar atau merenovasi total toko lama
  2. Terdapat 2 pilihan strategi dan masih bingung dipilih untuk keputusan terbaik sehingga dilakukan analisa sesuai kondisi faktor eksternal & internal dengan inputan dari EFE & IFE
  3. Sesudah memasukkan inputan EFE & IFE selanjutnya adalah memberikan weight sesuai nilai di EFE & IFE Matriks
  4. Nilai Attractiveness Score (AS) ditentukan dan mengalikannya dengan weight sehingga dihasilkan Total Attractiveness Score (TAS) 
  5. Menjumlahkan setiap TAS untuk strategic alternative dan sesuai contoh dibawah ini nilai terbesar alternatif membeli lahan baru & membangun toko yang lebih besar

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E (2018). Strategic Planning (IFE, EFE, CPM, SWOT, SPACE, BCG, IE, Grand Strategy dan QSPM). www.caesarvery. Surabaya
Referensi:
[1] David, Fred., dan David Forest. (2016). Strategic Management A Competitive Advantage, Sixteenth Edition
[2] Feriyanto,Y.E. (2018). Tugas Kuliah Magister Manajemen Teknologi. ITS-Surabaya

Analisa Laporan Keuangan Laba-Rugi Perusahaan

Diposting oleh On Tuesday, April 24, 2018

I. Latar Belakang
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan agar dapat membantu menterjemahkan aktivitas ekonomi suatu perusahaan, oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian bagi penggunanya untuk mengambil keputusan. Seiring dengan penggunaan dari laporan keuangan tersebut maka laporan keungan harus disajikan dengan benar yang sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Pemakai laporan keuangan suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditur, investor, pemerintah, karyawan perusahaan, dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Pada dasarnya beberapa pihak yang telah disebut diatas dapat dibedakan menjadi pihak internal dan pihak eksternal.   
Manajemen sebagai pihak internal berkewajiban menyusun laporan keuangan, karena manajemen merupakan pengelola perusahaan secara langsung. Pemegang saham sebagai pihak yang menanamkan modal yang telah ditanamkan dalam perusahaan memerlukan informasi mengenai sejumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Kreditur dan investor sebagai pihak yang memberikan pinjaman maupun yang akan melakukan investasi, memerlukan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan pemerintah memerlukan informasi dalam rangka menentukan besarnya pajak yang perlu dibayarkan kepada negara dan karyawan perusahaan memerlukan informasi dalam rangka menentukan jaminan kesejahteraan bagi para karyawannya. Di antara pihak internal dan pihak eksternal dalam perusahaan mempunyai berbagai kepentingan sehingga dapat mendorong timbulnya pertentangan yang dapat merugikan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tersebut. Pertentangan yang dapat terjadi di antara pihak-pihak tersebut antara lain sebagai berikut:
  • Manajemen berkeinginan meningkatkan kesejahteraan, sedangkan pemegang saham berkeinginan meningkatkan kekayaannya 
  • Manajemen berkeinginan memperoleh kredit sebesar mungkin dengan bunga serendah mungkin, sedangkan kreditor hanya ingin memberi kredit sesuai kemampuan perusahaan 
  • Manajemen berkeinginan membayar pajak sekecil mungkin, sedangkan pemerintah ingin memungut pajak semaksimal mungkin.
Media komunikasi yang biasa digunakan untuk menghubungkan pihak internal dan eksternal adalah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen sebagai pihak internal untuk mempertanggung jawabkan hasil kerja yang telah dilakukan selama periode tertentu kepada pihak eksternal. Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan adalah keseluruhan laporan keuangan yang disajikan. Laba merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan oleh pihak internal kepada pihak eksternal. Karena dianggap sebagai salah satu tolok ukur penilaian kinerja perusahaan, maka mendorong para manajer untuk berperilaku tidak semestinya dalam hubungannya dengan laba yaitu melakukan pengaturan laba (earning management) dalam penyusunan laporan keuangan. Pengaturan laba (earning management) adalah salah satu kajian menarik dalam riset akuntansi manajemen laba merupakan campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan  tujuan menguntungkan kepentingan sendiri (Setiawati dan Nai’im, 2000). 
Menurut Scoot (2000) pengaturan laba merupakan intervensi manajeman dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Pengaturan laba atau  manajemen laba dapat dilakukan dengan pemanfaatan kelonggaran penggunaan metode dan prosedur akuntansi, membuat kebijakan-kebijakan akuntansi dan mempercepat atau menunda biaya dan pendapatan agar laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar dari yang seharusnya.  Pengaturan laba (earning management) dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mencapai berbagai tujuan, seperti : memperoleh bonus, menghindari pelanggaran perjanjian hutang, dan menghindari political cost. Dengan memilih kebijakan akuntansi, manajer perusahaan berharap dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Abdullah, 2000). Penelitian mengenai terdapatnya pengaturan laba telah banyak dilakukan di Indonesia salah satunya dilakukan oleh Veronica dan Bachtiar (2003) berhasil membuktikan bahwa perusahaan dengan tingkat pengungkapan yang rendah cenderung melakukan pengaturan laba yang lebih banyak dan sebaliknya, perusahaan yang melakukan pengaturan laba cenderung mengungkapkan informasi yang lebih sedikit.  Penelitian tentang pengaturan laba juga dilakukan oleh Kusindratno (2004) meneliti mengenai studi manajemen laba dalam pelaporan keuangan perusahaan publik di BEJ. Dalam penelitian tersebut mengindikasikan ada tidaknya pengaturan laba dalam laporan keuangan perusahaan sampel dengan menggunakan model Healy. Sedangkan dalam penelitian ini menganalisis perbedaan pengaturan laba pada perusahaan yang memperoleh laba dan perusahaan yang mengalami kerugian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaturan laba selain menggunakan model Healy juga menggunakan model Jones dan model modifikasi Jones.  Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitain sebelumnya. Motifasi pihak menajemen melakukan pengaturan laba karena untuk memaksimalkan kepentingannya yaitu dalam rangka melakukan kewajiban pelaporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan yang dibuat oleh pihak manajemen. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini diarahkan pada perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
II. Tujuan Penulisan
  • Mengkaji istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan 
  • Menganalisa  laporan keuangan PT Unilever Tbk
III. Laporan Keuangan PT Unilever Tbk
Menurut jurnal “how to read a financial report” karangan Merryl Lynch standar pembuatan neraca keuangan adalah sebelah kiri berupa aset (aktiva) dan pemasukan sedangkan sebelah kanan adalah liabilitas (kewajiban/hutang) dan pengeluaran. Neraca keuangan yang dikaji dibawah ini adalah PT Unilever Tbk dan karena pelaporan antara aset dengan liabilitas sangat banyak maka dibuat per area sendiri – sendiri.
Gambar 1. Neraca Keuangan Berupa Aset
Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha. Sesuai Gambar 1, aset dibagi menjadi 2 yaitu:
Aset lancar: aset yang dapat digunakan dalam waktu dekat (± 1 tahun), seperti berikut :
  • Uang kas: uang yang diputar untuk usaha atau operasional 
  • Piutang usaha (account receivable): uang yang diterima dari hasil pembayaran hutang oleh konsumen 
  • Uang muka: uang tanda pembayaran awal oleh konsumen 
  • Persediaan (inventory): aset berwujud yang menjadi sumber pemasukan 
  • Beban dibayar di muka 
  • Surat berharga yang bisa diperdagangkan (marketable securities)
Aset tidak lancar: aset yang bisa digunakan > 1 tahun (jangka panjang), seperti berikut:
  • Aset tetap: aset berwujud yang digunakan dalam produksi / penyediaan barang atau jasa untuk di rentalkan ke orang lain > 1 tahun, contohnya : properti bangunan, pabrik, alat produksi, mesin dan perlengkapan kantor 
  • Good will: kelebihan laba perusahaan di masa yang akan datang (tidak berwujud) karena pembelian sekarang melebihi harga pasar namun dari segi ekonomi mendapatkan prospektif laba ke depannya 
  • Aset tidak berwujud (intangible): aset yang tidak berwujud benda, seperti : paten, copyright dan trademark
Gambar 2. Neraca Keuangan Berupa Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban/hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan ke konsumen. Ada 2 macam liabilitas yaitu:
  • Liabilitas jangka pendek: kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu < 1 tahun, seperti : pinjaman bank, hutang usaha, hutang pajak (pajak penghasilan), accrual (hutang yang belum dibayar karena menurut perhitungan pembayaran di tahun depan namun investasi masuk di tahun sekarang) 
  • Liabilitas jangka panjang: kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu > 1 tahun, seperti : pajak tangguhan, imbalan kerja jangka panjang
Gambar 3. Neraca Keuangan Berupa Ekuitas

Ekuitas (equity): aset – liabilitas artinya harta yang dimilki perusahaan dikurangi kewajiban yang harus dibayar. Nilai ekuitas positif berarti laba (profit) sedangkan jika negatif berarti rugi (loss)
Gambar 4. Neraca Keuangan Berupa Laba
Penghitungan laba sama seperti orang berdagang pada umumnya namun kapasitas dalam skala besar sehingga terdapat pengeluaran tambahan untuk memenuhi persyaratan sebuah badan usaha. Proses penghitungan laba sebagai berikut:
  • Laba bruto adalah laba kotor dengan perhitungan penjualan bersih – harga pokok penjualan (HPP) tanpa dikurangi lain – lain 
  • Laba usaha adalah laba bruto - (biaya pemasaran & penjualan + beban umum & biaya administrasi) 
  • Laba sebelum pajak penghasilan : laba usaha – biaya keuangan 
  • Laba netto : laba bersih yaitu laba setelah dikurangi pajak penghasilan 
  • Dari laba bersih tersebut dibuatkan prosentase untuk masing – masing saham yang sudah dijual dan kemudian akan menjadi deviden bagi pembeli saham.
Gambar 5. Neraca Keuangan Berupa Penghasilan
Gambar 6. Neraca Keuangan Berupa Arus Kas

Arus kas: aliran uang yang masuk di perusahaan, ada berbagai macam sebagai berikut :
  • Arus kas dari aktivitas operasi seperti: (penerimaan dari pelanggan + pemberian pinjaman) – (pembayaran kepada pemasok + pembayaran remunerasi + pembayaran imbalan kerja jangka panjang non pensiun + pembayaran jasa & royalti + pembayaran biaya keuangan + pembayaran pajak penghasilan) 
  • Arus kas dari aktivitas investasi seperti (penjualan aset tetap + penjualan merk dagang) – (pembelian aset tetap) 
  • Arus kas dari aktivitas pendanaan seperti pinajaman bank dan pembayaran deviden kepada pemegang saham
IV. Kesimpulan
  • Istilah yang dipakai di laporan neraca keuangan PT Unilever Tbk sudah sesuai standar dan jelas urutan prosesnya 
  • Dari hasil analisa neraca keuagan didaptkan bahwa PT Unilever Tbk masuk dalam keuangan sehat dari Desember 2015 sampai Juni 2016 dibuktikan dengan neraca akhir (ekuitas) yang positif dan bisa diartikan perusahan PT Unilever Tbk dikategorikan laba
Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2017). Analisa Laporan Keuangan Laba-Rugi Perusahaanwww.caesarvery.com. Magister Manajemen Teknologi, ITS-Surabaya