Trending Topik

Analisa Vibrasi Pada Rotating Equipment (2 of 2)

Diposting oleh On Saturday, June 23, 2018

PEMBACAAN VIBRASI ANALYZER

Dalam menggunakan vibrasi analyzer, probe diletakkan di titik yang sebisa mungkin mewakili getaran dari mesin yaitu:


- AXIAL (sumbu Z) ---> searah dengan poros (letak titik yaitu searah dengan poros/AS)
- RADIAL, ada 2 yaitu VERTIKAL (sumbu Y) ---> (letak titik yaitu atas casing/cap mesin dari  arah atas) dan HORIZONTAL (sumbu X) ---> (letak titik yaitu casing/cap mesin dari arah samping)
Ada 2 jenis bearing yaitu :
1. Anti Friction Bearing ---> ball bearing & roll bearing 
2. Sleeve Bearing (sistem luncur) ---> journal bearing
Ada 4 bagian bearing yaitu:
  • BPFO (Ball Pass Frequency Outer) ---> sisi luar race (casing luar/landasan atas gotri)
  • BPFI (Ball Pass Frequency Inner) ---> sisi dalam race (casing dalam/landasan bawah gotri)
  • BSF (Ball Spin Frequency) ---> elemen putar 
  • FTF (Fundamental Train Frequency) ---> sangkar bearing
Pelumasan bearing yang umum ada 2 yaitu:
- OLI
Keuntungan: 
  • Mengurangi panas 
  • Clearance kecil 
  • Dapat digunakan secara sirkulasi
Kekurangan:
  • Timbul gesekan pada putaran rendah 
  • Membutuhkan seal yang baik 
  • Memerlukan monitoring rutin 
- GREASE
Keuntungan:
  • Proses penggantiannya lebih lama 
  • Gesekan pada putaran rendah tidak ada 
  • Konsumsi pelumas rendah
Kekurangan:
  • Tidak dapat mengurangi panas 
  • Tidak semua grease cocok untuk peralatan 
  • Penempatan yang sentral kurang menguntungkan   
Macam - macam gejala kerusakan pada rotating equipment:
1. UNBALANCE & RESONANSI
  • Adalah pergeseran titik pusat massa dari titik pusat putarnya
  • Frekuensi 1xRPM (putaran poros)
  • Unbalance selalu di order 1xRPM tapi 1xRPM belum tentu unbalance
  • Ada 2 unbalance yaitu : 1 x radial (V atau H saja) ---> shaft tidak lurus dan 1 x radial + 1 x axial ---> overhung machine
  • Kemungkinan penyebab : misalignment atau bent shaft (bila axial vibration terjadi), kerusakan belt, resonansi atau masalah keelektrikan
  • Unbalance & resonansi selalu di 1xRPM yang membedakan adalah sudut fase dari H ke V, untuk unbalance sudut fase 90o ± 30o sedangkan resonansi sudut fase 0o atau 180o ± 30o
  • Resonansi tidak menyebabkan vibrasi namun hanya menambah amplitudo
  • Amplitudo (A) radial = 2 x Aaxial 
  • Rasio A horizontal : A vertikal kecil (H/V <3)
  • Penyebabnya adalah kesalahan saat assembly, adanya kotoran saat pengecoran, korosi & keausan, beban thermal & mekanik, penumpukan material, komponen bengkok/patah


2. MECHANICAL LOOSENESS (kelonggaran)
  • Frekuensi 2xRPM  
  • Rasio A horizontal : A vertikal sangat besar (H/V besar)
3. MISALIGNMENT
  • Adalah sambungan poros tidak simetris
  • Frekuensi (2 sd 3) x RPM 
  • Getaran arah axial yang disebabkan bent shaft, bantalan tidak pas, sumbu poros dan kopling tidak segaris
  • Nilai A axial > 50 % dari A radial
  • Terjadi perubahan fase axial disekitar bantalan 
  • Ada 2 misalignment yaitu ANGULAR (A axial tinggi di 1xRPM, beda fase 180o arah axial) dan PARALLEL (A radial tinggi di 2xRPM, beda fase 180o arah radial)
4. OIL WHIRL (Pusaran Oli)
  • Frekuensi < 1xRPM 
  • Kerusakan belt
  • Terjadi pada journal bearing (mesin dengan pelumasan bertekanan & RPM tinggi) 
5. BENT SHAFT (Poros Bengkok)
  • Getaran sepintas mirip misalignment namun fase axial sekitar poros nilainya 180o
  • A axial tinggi di 1xRPM
  • f dominan di 1xRPM (bengkok dekat tengah poros), 2xRPM (bengkok dekat kopling)
6. CACAT BEARING
  • Getarannya berupa beberapa puncak frekuensi tinggi
7. CACAT BELT TRANSMISSION
  • Frekuensi sama dengan putaran sabuk, bisa juga 2x atau 3x putaran sabuk

RANGKUMAN HASIL SPEKTRUM




- GEAR MESH FREQUENCY : potensi vibrasi pada gear, didapatkan dari : Æ©teeth x freq gear
- SKI SLOPE : level tinggi pada 0 Hz (dalam spectrum vibrasi, 0 Hz tidak boleh langsung tinggi dan jika langsung tinggi maka bisa dipastikan ada yang salah dalam pengukuran dan kurang akurat harus diulang kembali)
- SENSOR = PROBE = TRANSDUCER adalah alat dari vibrasi analyzer untuk mendeteksi getaran dan disalurkan ke analyzer
Vibrasi analyzer bekerja sangat komplek yaitu tahap pertama vibrasi meter mengukur time waveform kemudian tahap kedua yaitu analyzer dengan fast fourier transform (FFT) mengubah menjadi bentuk spektrum sehingga lebih mudah dibaca.

  

Vibrasi analyzer akan membaca semua gelombang vibrasi yang diterima, sehingga akan terlihat spektrum sangat komplek dan saling tumpang tindih, sesuai ilustrasi dibawah ini :
 Gambar diatas adalah contoh mesin unbalance, sehingga frekuensi hanya di 1xRPM

Gambar diatas adalah contoh vibrasi dengan 1 putaran penuh dibagi oleh 4 beban yang sama, sehingga setiap berputar 90o terjadi frekuensi dan jika ditotal maka ada 4xRPM

Gambar diatas adalah contoh vibrasi di gigi roda sejumlah 12 buah dan jika terjadi beban yang sama disetiap gigi roda maka akan terjadi frekuensi 12xRPM
Jika ketiga kasus diatas terjadi di satu peralatan yang sedang diukur, maka di vibrasi analyzer akan tergambar waveform saling tumpah tindih seperti gambar di bawah ini

ALARM LIMIT UNTUK MEMBACA HASIL VIBRASI 

Dalam menentukan alarm limit dari peralatan, maka pembacaan "status" mengacu ke kriteria dibawah ini:



Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Vibrasi Pada Rotating Equipment, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2016). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[2] Eisenman, Robert. (1997). Machinery Malfunction Diagnosis and Correction
[3] www.mobiusinstitute.org 
[4] Vibration Training Course Book by Mobius Institute 
[5] Vibration Diagnostic Guide by SKF Reliability System

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Analisa Oli Pelumas (Tribology) dan Referensi Report (2 of 2)

Diposting oleh On Wednesday, June 13, 2018

Dari alarm standar peralatan oil analysis type spectrofotometer didapatkan data sebagai berikut:

  • Alarm untuk Bearing  
  •  Alarm untuk Compressor
  •  Alarm untuk Engine

  • Alarm untuk Fan
  •  Alarm untuk Gear
  • Alarm untuk Generator
  •  Alarm untuk Hydraulic
  •  Alarm untuk Motor
  •  Alarm untuk Pump
  •  Alarm untuk Turbine

Dari Handbook "The Oil Analysis Handbook by Michael Holloway" didapatkan data sebagai berikut:

Tabel diatas bisa menjadi acuan di report oil analysis dalam pembatasan kondisi "Alert (peringatan) dan Alarm (bahaya)"
Interpretasi dari oil analysis menurut handbook "Technical Training Guide Turbine Oil Condition Monitoring by Exxon Mobil Corp" sebagai berikut:
Sesuai data diatas "Interpretasi Oil Analysis":

1. Viskositas Rendah 
  • Oli penambah yang digunakan tidak sesuai spesifikasi existing (kemungkinan viskositas rendah) ---> terjadi peningkatan temperatur bearing
  • Terlalu besar gesekan mekanik di peralatan
  • Terkontaminasi solvent tertentu yang membuat viskositas oil ter-degradasi
  • Temperatur berlebih di peralatan sehingga mempengaruhi oli
  • Packing sampel dari lapangan ke laboratorium jelek
  • Bahan bakar ikut terlarut ke oli karena kebocoran sealing ---> temperatur minyak naik
  • Terkontaminasi air (karena air memiliki viskositas rendah maka jika bercampur viskositas oli akan turun) ---> terjadi emulsi dan berbusa
  • Oli ter-hidrolisis
2. Viskositas Tinggi
  • Oli penambah yang digunakan ber-viskositas lebih tinggi dari existing
  • Oksidasi yang berlebih (tidak terlarut)
  • Interval drain oli terlalu panjang
  • Pengaruh kontaminan yang menyebabkan jelaga/endapan lumpur di oil tank
  • Packing sampel dari lapangan ke laboratorium jelek
  • Polimerisasi
  • Pembentukan rantai carbon
  • Penguapan oli
  • Pembakaran mesin yang tidak sempurna
  • Kebocoran gasket/sealing 
  • Kontaminasi udara luar ---> temperatur naik dan kavitasi
3. TAN Tinggi
  • Tingginya oksidasi
  • Oli tidak sesuai spesifikasi peralatan
  • Kontaminasi udara luar
  • Pengaruh cara pengetesan yang berbeda (alat, metode dan orang)
  • Overheating sehingga oli ter-degradasi
  • Kandungan sulphur di oli tinggi atau tercemar sulphur dari bahan bakar
4. TBN Rendah
  • Kegagalan dispersant ---> timbulnya deposit
5. Kontaminasi Air 
  • Kondensasi dari udara luar yang terperangkap di oil tank menyebabkan oksidasi
  • Kebocoran oil cooler (heat exchanger)
  • Kebocoran steam 
  • Exhaust blower/vapor extractor untuk membuang uap air di oil tank tidak berfungsi 
  • Packing sampel dari lapangan ke laboratorium jelek
  • Temperatur operasi turun yang menyebabkan air terlarut dan berubah menjadi free water 
  • Oil conditioner tidak bekerja normal
6. Tercemar Logam
  • Packing sampel dari lapangan ke laboratorium jelek
  • Oli tidak sesuai spesifikasi peralatan
  • Sealing bocor
  • Komponen campuran logam reaktif terhadap oli 
  • Kontaminan dari luar
  • Gesekan antar part tinggi
7. Jumlah Partikel di Oli Tinggi
  • Sampel yang tidak akurat
  • Filtrasi di peralatan tidak berfungsi dengan baik
  • Tanki kotor 
  • Prosedur penambahan oli yang salah
  • Kebocoran seal
BACA JUGA: Analisa Sistem Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi di PLTU dengan Jar Test

Tata cara penempatan sampling yang benar dikutip dari "Clean Oil Guide Svendborg: Denmark" bahwa secara umum kasusnya ada 3 seperti gambar berikut :
Jika bentuk pipa adalah lingkaran maka penempatan drain sampling harus dari atas untuk bisa mewakili dari oli secara keseluruhan karena posisi dari atas adalah tempat efektif disebabkan oleh peristiwa turbulensi oli (oli akan tercampur homogen).
Jika drain adalah disamping oil tank maka tinggi dari titik sampling minimal 10 cm (4 inch) dari dasar tank. Ini bertujuan untuk menghindari drain sedimen atau air yang berat jenisnya besar yang tidak tersirkulasi di sistem.
Jika sampling drain oli seperti gambar diatas maka patut dipertanyakan mengenai ketinggian pipa tersebut di tangki karena jika terlalu pendek maka sampel yang terambil sebagaian besar adalah sedimen atau air (karena berat jenis lebih besar).

Syarat Oli bisa diambil untuk analisa adalah:
  • Unit sedang dioperasikan (sehingga ada sirkulasi, ada panas dan reaksi kimia-fisika di dalam sistem)
  • Jika unit tidak dioperasikan maka sampling oli tidak bisa mewakili untuk analisa
  • Unit yang tidak beroperasi jika ingin dianalisa olinya harus disirkulasikan terlebih dahulu selama minimal 30 menit (referensi: Clean Oil Guide Svendborg: Denmark)
  • Sampel yang diambil harus dalah keadaan hangat atau panas
Ada 2 cara pengambilan sampel oli yang benar yaitu:
1. Jika Drain Sampling Oli Tersedia, langkah-langkahnya adalah:
  • Bersihkan mulut pipa dari debu/kerak pengotor yang memungkinkan bisa masuk ke wadah sampel
  • Jika line sampling berupa pipa, tentunya ada titik mati (tempat dimana oli tersisa karena terperangkap di sistem dan tidak ikut sirkulasi di tank) maka flushing dulu kira-kira 1L untuk membuang endapan & oli di titik mati.
  • Wadah sampel oli yang dibenarkan adalah yang berwarna bening jika dilihat dari luar (oli tembus pandang dari luar) seperti gambar diatas. Ini untuk memudahkan identifikasi oli secara fisik karena Keakuratan Hasil Analisa didorong oleh: (i) pengambilan sampel yang benar; (ii) identifikasi sifat fisik sebelum analisa; (iii) pengoperasian alat tribology analyzer dan analisa yang sesuai standarnya.
  • Bersihkan wadah sampling dengan sedikit oli yang akan diambil (taruh dalam wadah, kocok dan buang)
  • Drain langsung seketika tutup botol terbuka (untuk menghindari kontaminan dari luar (debu, udara, kerak, kelembaban), jangan pernah membersihkan mulut botol saat drain
  • Isi oli adalah 75-80 % dari wadah kemudian langsung tutup rapat dan baru mulut botol boleh dibersihkan

  • Jangan lupa memberi label pada oli (tanggal pengambilan, jenis oli dan nama peralatan yang diambil olinya) karena efektif oil analysis adalah 1 x 24 jam dan maksimal 3 x 24 jam
2. Jika Sampling Oli menggunakan Vacuum Pump, langkah-langkahnya adalah:
  • Pasang selang baru untuk pengambilan jenis oli baru. Efektifnya untuk 1 jenis oli maka selang harus baru (sesuai rekomendasi di Clean Oil Guide Svendborg: Denmark)
  • Untuk banyak kasus, sulit dalam pengadaan selang dan sangat terbatas apalagi di luar Jawa maka selang bisa tetap dipakai namun selang harus dicuci dengan oli yang akan dianalisa sebanyak 5x dengan per pencucian harus dihembuskan udara tekanan yang kuat misalnya compressor atau pompa manual)

  • Memasang wadah ke vacuum pump dan mengisi oli 75-80 % dari keseluruhan wadah kemudian menutupnya dan jangan lupa memberi label seperti instruksi yang sudah dijelaskan diatas.

Feriyanto (2021) pada kajiannya "pembuatan line sampling oil lubricating turbine" didapatkan informasi yaitu tentang analisa oil tribology, standar, pengaruh kenaikan & penurunan parameter serta letak sampling yang standar. Terdapat beberapa letak sampling dan tujuannya seperti gambar berikut:

Penjelasannya sebagai berikut:
  • Badan Tank (Tapping-1)
Letak sampling ini berada diatas atau di tengah tank dan bukan di bottom. Standar sampling oil turbine adalah tapping ini, seperti di literatur Feriyanto (2018) berikut:
Berdasarkan standard ASTM D4057-06 digambarkan sebagai berikut:

Letak sampling oil ini mengikuti kriteria berikut:

  1. Jika tapping dari atas oil tank maka penempatan inlet adalah 20-30cm di bawah permukaan atas oil (Feriyanto, 2018)
  2. Jika tapping dari tengah MOT maka penempatan inlet adalah 15cm dari bawah/bottom oil tank atau 1/3 bawah volume oil (ASTM D4057-06)

Karakteristik letak sampling oil di badan oil tank adalah: (i) Mengetahui kualitas oil overall baik yang sudah sirkulasi dari bearing turbine maupun yang siap digunakan untuk lubricating bearing; (ii) Mampu mendeteksi failure yang ada di bearing turbine; (iii) Parameter yang akurat terdeteksi adalah wear (densitas ringan), kontaminan (lumpur tipe varnish), water content (emulsified & dissolved); (iv) mampu merekomendasikan purifikasi yang optimal.

  • Bottom Tank MOT/Line Drain MOT/Tepat di Oil Cooler (Tapping-2)

Letak sampling ini mengambil oil tepat berada di bottom tank dan umumnya di semua PLTU ada akses samplingnya. Karakteristik letak sampling oil di bottom tank adalah: (i) Tujuan untuk akses drain sedimen atau water content (karena secara gravitasi senyawa densitas berat akan berada di bawah); (ii) Kurang bisa merepresentasikan kualitas oil overall karena cenderung kualitas jelek terus yang terbaca; (iii) Parameter yang akurat terdeteksi adalah wear (densitas berat), kontaminan (lumpur berat jelaga) dan water content (free); (iv) Belum bisa digunakan untuk menganalisis failure di bearing turbine.

  • After Strainer/Filter Tank (Tapping-3)

Letak sampling ini berada sesudah penyaringan pengotor oil (strainer) yang siap dipompa menuju ke bearing turbine. Karakteristik letak sampling oil di after strainer/filter tank adalah: (i) Representasi dari kualitas oil yang siap digunakan sebagai lubricating; (ii) Umumnya kualitas oil disini adalah stagnant bagus karena letak sampling oil terbersih; (iii) Tidak bisa digunakan untuk menganalisis failure di bearing turbine dan juga tidak bisa digunakan untuk mengevaluasi kinerja purifier.

  • After Bearing Turbine/Return Oil (Tapping-4)

Letak sampling ini berada di siklus terakhir oil tank sesudah melumasi bearing turbine sehingga masih sangat panas. Karakteristik letak sampling oil di after bearing turbine/return oil adalah: (i) Letak paling ideal menganalisis failure di bearing turbine; (ii) Belum bisa digunakan untuk menganalisis oil overall; (iii) Parameter yang akurat terdeteksi adalah wear, kontaminan dan chemistry; (iii) Belum bisa digunakan untuk memberikan rekomendasi purifikasi karena hanya sebatas kualitas oil return yang terbaca.

  • Tepat di Alat Purifier Oil

Letak sampling ini umumnya di outlet purifier yang sudah siap dikembalikan lagi oilnya ke oil tank. Karakteristik letak sampling oil di outlet purifier adalah: (i) Menganalisis keoptimalan kinerja purifier:

REKOMENDASI PEMBUATAN LINE SAMPLING OIL MOT BARU

Pembuatan line sampling oil MOT baru direkomendasikan di badan oil tank dengan referensi ASTM D4057-06 “Standard Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Product”. Penempatan standarnya sebagai berikut:

  • Letak tapping adalah 15 cm dari bottom oil tank. Ini diharapkan water content (dissolved, free & emulsified) dan contaminant (sludge & varnish) bisa terbaca semua
  • Thief/grab pipe adalah horizontal terhadap oil, sesuai kutipan berikut:

Ini diharapkan agar tidak terjadi aliran balik ketika ada flow oil return bearing atau flow dari drain bottom oil tank ketika sirkulasiDiameter pipa yang disarankan adalah 1.5 inch = 4 cm, sesuai kutipan berikut:

Pipa ujung (inlet dari oil tank) diukur dari pinggir tank adalah 50cm. Ini diharapkan agar didapatkan sampel oil hasil turbulensi sehingga kualitas oil yang diuji bersifat homogen. Berikut desain sederhana dari pembuatan line sampling baru di oil MOT:

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Analisa Oli Pelumas (Tribology) dan Referensi Report, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] The Oil Analysis Handbook by "Michael Holloway"
[2] Clean Oil Guide "Svendborg : Denmark"
[3] How to Read an Oil Analysis Report by Jim Fitch
[4] http://www.engineeringtoolbox.com/iso-vg-grade-d_1206.html 
[5] http://www.machinerylubrication.com/Read/213/iso-viscosity-grades
[6] Oil Analysis Handbook for Predictive Equipment Maintenance by "Yuegang Zhao"
[7] Technical Training Guide Turbine Oil Condition Monitoring by "Exxon Mobil Corp" 
[8] http://royalpurpleindustrial.com
[9] http://www.mobilehydraulictips.com/understanding-iso-4406
[10] http://www.parker.com/Literature/Hydraulic

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Etika Bisnis Perusahaan Jasa O&M Pembangkit Listrik Menuju Indonesia Terang 2020

Diposting oleh On Sunday, June 10, 2018

Jasa Operation and Maintenance (O&M) di sektor pembangkitan merupakan unit bisnis tersendiri di bidang pengelolaan unit pembangkitan (UP). Sektor jasa O&M di pembangkitan berperan sangat penting dalam menyiapkan personil handal di bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit di wilayah Indonesia. Ragam cara pemerintah untuk menyiapkan SDM unggul di bidang ini salah satunya adalah kompetensi personil. Personil yang kompeten diharapkan mampu bersaing dengan dunia global yang terus berkembang. Sertifikasi keahlian menjadi tolok ukur pengakuan yang bisa digunakan untuk penilaian kompetensi personil. Harapan pemerintah Indonesia, SDM dalam negeri siap mandiri dalam pengelolaan pembangkitan dihadapan serbuan investasi asing yang tidak hanya aliran dana yang masuk ke Indonesia namun juga teknologi dan skill SDM asing bakal menggempur untuk waktu yang akan datang. Investasi asing dari negara maju terus mengalir ke Indonesia dan salah satunya adalah Indepedence Power Producer (IPP) sebagai perusahaan listrik swasta yang berproduksi di Indonesia. Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, sebagai tuan rumah maka Indonesia harus menyiapkan diri untuk mendampingi dang mengontrol setiap usaha dari perusahaan swasta agar tetap memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia.
Listrik di Indonesia dikuasai penuh oleh negara dan melalui amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Pasal 33 Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa “sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Indonesia” maka pemerintah mengambil peran penuh terhadap sektor kelistrikan Indonesia. Pemerintah membentuk PT PLN (persero) sebagai perusahaan BUMN yang melakukan kontrol terhadap listrik di Indonesia. Berdasarkan pengembangan pasal 33 UUD 1945 tersebut terdapat unsur yang terpenting yaitu energi dan kebutuhan untuk khalayak banyak dikelola oleh negara dan disalurkan ke seluruh rakyat Indonesia. Dengan berdasarkan pada hal tersebut, PLN sebagai produsen dan penyalur energi mengemban amanah negera untuk menjadikan seluruh wilayah indonesia mendapatkan pasokan listrik.
Program pemerintah dalam penugasan ke PLN melalui beberapa sistem yaitu Fast Track Program 1 (FTP-1) sebesar 10.000 MW berdasarkan PERPRES No. 71/2006 yang telah diamandemen ke PERPRES No. 59/2009 dan FTP-2 sebesar 35.000 MW berdasarkan PERMEN ESDM No. 5 Tahun 2010. Program tersebut semua terus berjalan dan negara mengharapkan penugasan ini selesai dan seluruh wilayah Indonesia teraliri listrik. Komitmen PLN untuk mengemban amanah ini menjadi prinsip utama etika bisnis yang selalu dipegang terus sampai tujuan tercapai.
Program FTP berjalan dari tahun ke tahun dan keberhasilan pencapaian dari kurun waktu yang ditentukan negara menunjukkan bahwa FTP-1 dan FTP-2 tercapai 70% (www.listrikindonesia.com) sedangkan proyek 35.000 MW masih berjalan sampai tahun 2020. Dalam program 35.000 MW PLN diberi kelonggaran negara dengan masuknya perusahaan IPP untuk membantu produksi listrik. Pembagian kapasitas daya yang harus terpasang antara PLN dan IPP diatur oleh negara dengan pembagian yaitu PLN kapasitas 10.681 MW dan IPP kapasitas 25.904 MW. 
PLN selaku asset owner menugaskan ke anak perusahaan seperti PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) dan PT Indonesia Power (PT IP) untuk mengelola amanah negara tersebut. PT PJB selaku asset management berkomitmen besar mensukseskan program  pemerintah dan strategi PT PJB adalah membagi tugas ke anak perusahaannya yaitu PT PJB Services yang fokus bergerak dibidang O&M jasa pembangkitan listrik untuk mengelola sebagian unit PLN yang sudah dilimpahkan untuk dioperasikan. PT PJB Services mendapatkan amanah untuk menyokong program 35.000 MW pemerintah dan terdapat etika-etika yang harus diemban perusahaan untuk mensukseskan program demi pemerataan kemakmuran energi di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu etika terbesar yang wajib diemban PT PJB Services adalah non-profit oriented, ini juga termasuk alasan berdirinya perusahaan BUMN dan anak perusahaannya. Meskipun begitu, PT PJB Services masih termasuk perusahaan yang sehat dan bisa mensejahterakan seluruh karyawannya yang berjumlah ± 5000 orang. PT PJB Services selaku pemain bisnis jasa O&M di sektor pembangkit listrik boleh dibilang cukup mumpuni dibanding perusahaan sejenis dan terbukti mendapatkan predikat “best award jasa O&M terbaik di Indonesia” tahun 2015, 2016 dan 2017. Sebagai perusahaan jasa O&M terbaik tersebut, negara berharap besar PT PJB Services bisa mengoperasikan aset negara demi tercapainya “Indonesia terang 2020” .
Etika bisnis turunan lainnya adalah mengoperasikan aset PLN dengan biaya murah dan kemampudayaan untuk UP Jawa diatas 85% dan UP Luar Jawa ±70%. Berdasarkan hal tersebut, PT PJB Services berkomitmen melakukan proses efisiensi baik di bidang operasional, pemeliharaan dan SDM. Sebagai asset operator, PT PJB Services selalu bersedia kapanpun dan dimanapun sewaktu mendapatkan penugasan dari PLN.  Ruh perusahaan sebagai pendukung operasi dan pemeliharaan sudah mendarah daging untuk menunjang pemerataan program listrik pemerintah.
Awal tahun 2018, pemerintah mengeluarkan isu-isu strategis yaitu program penurunan Biaya Pokok Produksi (BPP). Isu ini ditujukan ke instansi pemerintahan dalam negeri dan perusahaan BUMN untuk meningkatkan efisiensi sehingga APBN bisa diserap merata di semua bidang infrastruktur. PT PLN (persero) selaku perusahaan BUMN sedikit mengalami kegoncangan terkait isu tersebut karena produksi listrik di Indonesia dipengaruhi  besar oleh harga bahan bakar seperti batubara, gas alam dan solar. Menanggapi isu tersebut, PT PLN (persero) melakukan langkah efisiensi seperti penurunan biaya pembelian per kWh yang diproduksi oleh produsen listrik.
PT PLN (persero) dengan cepat mengevaluasi seluruh usahanya dan membuat perincian untuk mengetahui biaya terbesar dalam produksi listrik. Bahan bakar batu bara menjadi pengeluaran terbesar oleh PLN karena sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia menggunakan bahan bakar tersebut. Harga batu bara yang dipakai oleh PLN mengikuti harga pasar dunia sehingga gejolak naik-turun bahan bakar membuat gejolak di keuangan PLN terlebih terdapat isu penurunan BPP membuat PLN harus mengevaluasi bidang usahanya.
Langkah PLN untuk mengatasi gejolak tersebut yaitu mengirimkan surat ke pemerintah untuk menetapkan harga batu bara untuk pembangkit listrik dan meminta prioritas pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Pemerintah memberikan tanggapan positif lewat Kementerian ESDM yaitu KEPMEN No. 1395K/30/MEM/2018 yang berisi penetapan harga batu bara untuk pembangkit listrik sebesar 70 $USD/ton dan KEPMEN ESDM No. 23K/30MEM/2018 yang berisi tentang kewajiban perusahaan batu bara untuk memenuhi minimal 25% produksi untuk kebutuhan dalam negeri sebelum melakukan ekspor. PT PLN (persero) menanggapi positif penetapan ini dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk tetap bisa bertahan beroperasi dalam permasalahan yang sedang terjadi.
Isu penurunan BPP berimbas besar terhadap PT PJB dan PT PJB Services selaku pemain di lapangan yang bergelut di operasional dan pemeliharaan pembangkit. Menanggapi hal tersebut, bisa dipertanyakan apakah etika bisnis di sektor pembangkitan masihkah harus dipegang teguh oleh asset manajemen dan asset operator? Jawabannya “YA” karena kembali lagi di penjelasan awal bahwa perusahaan BUMN dan anak perusahaan bergerak di bidang non-profit oriented. PT PJB Services selaku lini perusahaan terbawah di sektor pembangkitan tentu merasakan dampak terbesar terkait isu tersebut, sehingga program-program efisiensi gencar disosialisasikan dan diterapkan dalam jasa O&M pembangkitan.
PT PJB Services dengan cepat merespon langkah PLN melalui kebijkan barunya tersebut dan yang palinng menonjol adalah efisiensi biaya SDM karena pengeluaran terbesar di perusahaan ini adalah biaya operasional SDM. Komponen biaya terbesar PT PJB Services berbeda dengan PT PLN (persero) karena bidang usaha yang berbeda, dimana PT PJB Services bergerak di bidang jasa O&M dan SDM menjadi asset utamanya sedangkan PT PLN (persero) bergerak di bidang kepemilikan pembangkit listrik.
Etika bisnis PT PJB Services sebagai perusahaan berbasis non-profit oriented masih tetap dijalankan meskipun isu terkait penurunan BPP sangat menggoncang keuangan perusahaan. Program-program untuk mendukung hal tersebut dijalankan tanpa menyimpang dari etika utama perusahaan sehingga perusahaan BUMN dan anak perusahaan akan berjalan in-line dan tidak saling berbenturan satu sama lain.
Pemerintah menargetkan seluruh instansi sasaran program tersebut untuk berkomitmen dan mendukung jalannya program pemerintah. Komitmen tersebut merupakan etika bisnis yang harus dipegang teguh oleh instansi pemerintah dengan sasaran mengutamakan kepentingan negara. Etika bisnis tersebut jika dijalankan dengan benar akan memberikan kontribusi optimal terhadap negara dan ujung-ujungnya kembali lagi di awal bahwa instansi pemerintahan bisa mengemban amanah sesuai pasal 33 UUD 1945 khususnya tujuan “Indonesia Terang 2020” dengan biaya yang kecil.

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Etika Bisnis Perusahaan Jasa O&M Pembangkit Listrik Menuju Indonesia Terang 2020. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2018). Aplikasi Multi-Criteria Decision Analysis Untuk Pemilihan Proses dan Operasi Koagulasi-Flokulasi Terbaik di Pre-Treatment Water System di PLTU. Magister Manajemen Teknologi. ITS-Surabaya.

Pasir Laut Sebagai Biomassa Terbarukan yang Banyak Diburu Negara Maju

Diposting oleh On Friday, June 08, 2018

Pasir laut adalah pasir yang ditambang di kawasan laut baik pinggir maupun lepas pantai. Pasir laut berbeda dengan pasir darat, dimana pasir laut mengandung komponen utama calsium (Ca2+) yang berasal dari organisme laut seperti cangkang kerang dan terumbu karang. Selain kandungan utama tersebut juga terdapat magnesium (Mg2+) dan silica (SiO2-) yang berasal dari aliran air sungai yang menuju ke laut.

Gambar 1. Penambangan Pasir Laut, sumber: www.padangtime.com
Pasir laut adalah komponen yang berperan vital di industri pengecoran (casting) dan sesuai pengalaman saya bekerja di industri otomotif di daerah Karawang, pasir laut digunakan untuk mengisi cetakan block machine dan dikenal dengan istilah die casting. Prinsip kerjanya yaitu pasir laut dipadatkan menggunakan cetakan, kemudian adonan cor-coran dituangkan ke cetakan dan setelah memenuhi waktu yang sudah ditetapkan maka cetakan diangkat dan pasir laut terlepas sehingga terbentuk rongga-rongga seperti yang kita ketahui bentuknya di block machine.
Gambar 2. Block Machine Produk Die Casting, sumber: www.enginelabs.com
Kegunaan pasir laut untuk keperluan bangunan juga sudah mulai banyak diteliti salah satunya penelitian oleh Dumyati (2015) tentang “penggunaan pasir laut sebagai agregat halus terhadap kuat tekan beton. Dalam penelitiannya digunakan tiga perlakuan yaitu tanpa perlakukan, disiram dan dicuci sedangkan untuk pembandinga digunakan variabel kontrol menggunakan pasir darat. Dalam penelitiannya berikut poin-point dalam uji kuat tekan beton yang didapatkan:
  • Pasir darat sebesar 28,68 Mpa
  • Tanpa perlakuan sebesar 16,36 Mpa
  • Disiram sebesar  17,52 Mpa
  • Dicuci sebesar 22,14 Mpa
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bisa diketahui bahwa penggunaan pasir laut sebagai campuran beton yang paling bagus adalah dengan perlakukan pencucian, dimana deviasi uji kuat tekan beton dengan pasir darat sebesar 22,8%. Pencucian pasir laut dimaksudkan untuk mengurangi kandungan mineral berbahaya pada pasir laut terhadap mutu beton seperti chloride (Cl-) dan sulphate (SO42-) yang bersifat korosif dan menurunkan kekuatan beton.
Pasir laut banyak dilakukan penelitian karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan pasir darat terutama untuk daerah luar Pulau Jawa yang sedikit jumlah gunung berapi-nya. Pasir laut sangat melimpah keberadaannya dan membutuhkan pengkajian mendalam sebagai alternatif pengganti pasir darat yang sudah mulai berkurang produksinya namun kebutuhan untuk bangunan terus meningkat. Penggunaan pasir laut sebagai campuran pasir darat menjadi alternatif terbaik dalam upaya peningkatan penggunaan sumber daya alam lain yang mendukung program konversi hasil tambang.
Pasir laut dalam upaya sebagai konversi hasil tambang sudah mendapat respon positif dari pemerintah dan dikutip dari halaman www.energi.lipi.go.id disebutkan bahwa pasir laut merupakan biomassa yang sedang banyak dicari oleh negara-negara maju untuk menggantikan energi fosil dan nuklir yang diperkirakan akan segera habis. Pasir laut bisa diolah lebih lanjut kandungan mineral didalamnya dan yang paling penting adalah kandungan silica (SiO2-). Silica merupakan bahan dasar semikonduktor yang digunakan sebagai bahan dasar piranti elektronik.
Gambar 3. Bahan Semikonducktor Elektronik Transistor, sumber: www.pxhere.com
Indonesia kayak akan pasir laut karena banyak pulau yang menempati wilayah pesisir dengan panjang garis pantai yang cukup panjang diantara negara-negara maritim lain. Pemerintah  belakangan ini cukup intens menghimbau para generasi muda untuk melakukan penelitian tentang energi terbarukan supaya ketergantungan terhadap sumber daya alam yang semakin terbatas jumlahnya ini berkurang. Penelitian tentang bahan bakar biodiesel, bahan bakar bioetanol, energi listrik surya, energi listrik biomassa, energi listrik mikro hydro dan masih banyak lagi lainnya banyak kita temui di jurnal-jurnal ilmiah.  Tidak kalah penting untuk energi yang berasal dari laut yaitu pasir laut juga menjadi rekomendasi utama untuk dilakukan penelitian.

Kutip Artikel ini Sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2018). Pasir Laut Sebagai Biomassa Terbarukan yang Banyak Diburu Negara Maju. www.caesarvery.com. Surabaya