Trending Topik

Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU: Material, Korosi dan Karekteristiknya (2 of 2)

Diposting oleh On Saturday, September 21, 2019

Kondisi operasi APH PLTU umumnya seragam untuk tipe CFB boiler karena panas ruang bakar batu bara (furnace boiler) sama sehingga temperature flue gas juga hampir sama. Tipe APH yang umum ditemui adalah vertical shell and tube, dimana shell dilalui udara atmosfer sedangkan tube adalah flue gas.


Berikut kondisi operasi APH yang umum ditemui di PLTU
Berdasarkan data operasi tersebut bisa disimpulkan bahwa : 
Kondisi operasi Inlet APH
  • Temperature : 300-370 oC 
  • Excess air : 15-20 % 
  • SO2 content : 20-34 ppm
Kondisi operasi Outlet APH
  • Temperature : 120-160 oC 
  • Excess air : 0.2-0.3 % 
  • SO2 content : 3-10 ppm
Flue gas yang masih panas (300-370 oC) kontak di shell and tube APH sehingga outlet menjadi dingin (120-160 oC). Selama proses yang terus-menerus tersebut dan pendinginan yang mendadak maka flue gas yang mengandung fly ash pelan-pelan akan menggumpal pada outlet tube APH seperti lumpur basah. Lumpur tersebut mengandung kontaminan korosif padatan sisa pembakaran batu bara seperti sulphide, sulphur dan oksida besi sehingga seiiring berjalannya waktu akan menjadi reaksi korosi dengan material tube APH.

Untuk mendukung kandungan di flue gas juga perlu dianalisis komposisi batu bara sebagai bahan bakar yang digunakan. Berikut hasil COA batubara untuk tipe low rank coal

Berdasarkan data COA batubara bisa disimpulkan bahwa : 
Parameter COA Batubara
  • Total moisture: 33-36 % 
  • Total sulphur: 0.2-0.3 %  
  • SO3 content: 3-10 ppm
Flue gas yang berubah fase menjadi padatan di outlet tube APH bisa melakukan reaksi lanjutan menjadi korosi karena didukung dengan kondisi yang bisa menyebabkan korosif seperti tingginya kadar sulphur dan moisture

Ditemui di lapangan banyak material tube APH yang crack dan korosi seperti gambar berikut 
Untuk menyelesaikan analisis penyebab memerlukan beberapa tahapan metode seperti :
Material yang umum dan direkomendasikan untuk tube APH adalah corten steel atau enamel coated
(Shayan M.R et al, 2015) karena terbukti tahan korosi sedangkan penggunaan material carbon steel dihindari

Kerak di inner tube APH dilakukan pengujian dengan XRD dan didapatkan paling banyak adalah oksida besi dan sulphur, padahal oksida besi khususnya hematite (Fe2O3) adalah katalis yang mendukung baik korosi (Louise Douglas, 2005).

3. Analisa visual untuk penentuan letak korosi
Banyak ditemukan hampir sebagian besar korosi adalah pada ujung outlet APH tube sehingga hal ini memperkuat beberapa jurnal yang telah dipaparkan seperti pendinginan mendadak dari panas ke dingin < 150 oC akan bereaksi korosif dikenal dengan istilah acid dew point corrosion (Berg BVD, 2015).

4. Studi pustaka dan kajian analisis
Kesetimbangan untuk konversi dari SO2 ke SO3 semakin bertambah ketika flue gas terlarut dengan udara atmosfer sehingga otomatis flue gas terdinginkan (Louise Douglas, 2005). Dew point temperature H2SO4 adalah 138-142 oC (Shayan M.R et al, 2015) sehingga berdasarkan data tersebut dan compare dengan data operasi maka proses terbentuknya korosi di outlet tube APH terpenuhi yaitu sulphide corrosion/acid dew point corrosion/cold end corrosion dengan sifat senyawa yang terbentuk adalah sulphuric acid (H2SO4) yang bersifat pH asam dan korosif.
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Shell and Tube Air Pre-Heater (APH) PLTU : Material, Korosi dan Karekteristiknya, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi :
[1] Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Komposisi Material XRF Metode dan Langkah Pengukuran. Sains Teknologi & Bisnis. Surabaya
[2] Feriyanto, Y.E. (2018). Analisa Kerak Menggunakan XRD Metode dan Langkah Kerja. Sains Teknologi & Bisnis. Surabaya
[3] Shayan, M.R, et al. (2015). On the Failure Analysis of an Air-Preheater in a Steam Power Plant. Journal of Failure Analysis and Prevention
[4] Chen, et al. (2016). SO3 Formation in Copper Smelting Process : Thermodynamic Consideration. 7th International Symposium on High Temperature Metallurgical Processing
[5] Louise Douglas. (2005). Handbook of Sulphuric Acid Manufacturing
[6] Berg, BVD. (2015). Heat Recovery from Corrosive Flue Gas

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

WAJIB Menabung Emas Logam Mulia

Diposting oleh On Friday, September 13, 2019

Emas adalah salah satu logam mulia yang nilainya cukup tinggi diantara logam lainnya namun masih dibawah logam platina. Perdagangan yang sering ditemui di outlet-outlet dan terjangkau untuk masyarakat karena lebih familiar adalah emas atau perak. Indonesia menunjuk BUMN PT Aneka Tambang (persero) untuk mengawasi peredaran emas di pasaran dengan diberi wewenag memberikan label resmi "stempel ANTAM". Emas di pasaran terbagi menjadi 2 yaitu emas perhiasan dan emas logam mulia (LM). Emas perhiasan adalah emas yang sudah dibentuk menjadi barang fashion melalui pengrajin misalnya kalung, gelang, cincin dan anting sedangkan emas logam mulia (LM) adalah emas murni 99.99% yang dicetak berbentuk batangan dan diperdagangkan kemudian didistribusikan dengan stempel/packing resmi yang bersertifikat dari ANTAM maupun institusi swasta yang sudah berijin.
Sumber Gambar : www.lingkaran.net
Mengapa setiap orang wajib memiliki atau menabung emas untuk masa depan ??
Karena emas nilainya dari tahun ke tahun selalu naik mengikuti inflasi dunia. Emas walaupun disebut bukan sebagai alat investasi namun keberadaannya harus dipertimbangkan mengingat kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan ekonomi hanya dikendalikan dengan nominal uang dengan nilai yang tidak dijaminkan sepenuhnya ke emas oleh lembaga yang mengeluarkan mata uang. Penulis masih ingat ketika hidup di desa setiap orang yang memiliki kelebihan uang pasti dibelikan tanah atau emas perhiasan, sebenarnya cara tersebut cukup efektif karena kedua instrument tersebut akan naik nilainya dari tahun ke tahun. Setelah dipelajari lebih lanjut, mengapa orang desa banyak membeli emas perhiasan bukan logam mulia ?? karena kebanyakan dari mereka belum tahu sepenuhnya tentang logam mulia dan yang mereka tahu emas yang dipakai sebagai aksesoris dan sangat mudah diuangkan kembali ketika membutuhkan uang. Emas perhiasan memang dari tahun ke tahun juga akan naik mengikuti inflasi global namun harus diketahui bahwa di dalam pembuatan perhiasan terdapat ongkos pengrajin dan ketika dipakai juga ada penyusutan sehingga ketika emas perhiasan dijual maka akan berkurang cukup banyak nilainya bahkan jika dijual dalam kurun waktu <5 tahun bisa saja masih rugi. Hal tersebut berbeda jika investasi di emas LM, nilainya pasti naik dan tidak ada pengurangan harga sehingga murni harga emas dunia yang berlaku.

Apa hubungan antara emas logam mulia dengan asset yang dimiliki padahal tidak bisa disebut sebagai investasi ??
Ekonomi global misalnya sedang krisis sehingga semua harga naik karena permintaan > penawaran, nilai mata uang akan turun sehingga bagaimana dengan uang yang kita pegang saat itu untuk memenuhi barang yang sifatnya memang dibutuhkan untuk hidup keluarga kita. Jawabannya pasti tetap membeli walaupun barang yang didapatkan akan berkurang dengan nilai uang ketika belum terjadi krisis/inflasi. Berbeda ketika seseorang masih memiliki emas LM, maka emas tersebut akan bernilai naik seiiring terjadinya krisis/inflasi dan ketika dijualpun maka akan didapatkan uang yang cukup tinggi sehingga orang tersebut akan mendapatkan nominal mata uang yang cukup besar dan bisa digunakan untuk membeli barang yang terkena inflasi.
Emas LM merupakan penjaga asset kekayaan di masa depan sehingga ketika investasi harus dipertimbangkan portfolio-nya, sebisa mungkin 50% adalah emas LM, 30% saham dan 20% lainnya ditempatkan di instrument yang lebih likuid atau aman karena dijamin lembaga keuangan negara misalnya tabungan, deposito dan asuransi.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com