Aku
dibesarkan dalam kehangatan keluarga, aku sekolah dasar di MIRN Purwokerto
Srengat dan banyak prestasi naik turun yang aku dapatkan dan akhirnya pada
puncaknya di 2 tahun terakhir aku menjadi juara 1, UNAS nomor 1 dan menjadi
juara 2 olimpiade IPA se Kecamatan Srengat (maklum saja yang rangking 1 kala
itu, ibu dan Bu Lek nya mengajar disana dan banyak guru - guru lain rumahnya
dekat dengan dia, maklum di desa sistem sungkan masih tinggi) dan sesudah itu
aku dibina dengan dikumpulkan bersama 3 para juara untuk mewakili tingkat
kabupaten dan kami bertiga berkompetisi lagi dan aku menjadi juara 1. Prestasi
lain yang pernah aku alami adalah aku selalu menjadi ketua kelas, ketua
upacara, ketua baris 17 Agustusan dan ketua baris obor tingkat kecamatan. Bapakku
yang kala itu masih hidup, terus menyemangati aku untuk terus belajar dan
berkata akan membiayai sekolah ku sampai tingkat manapun. Aku selalu tercukupi
kebutuhan materi seperti buku materi dan buku soal - soal selalu ada untukku
karena bapakku selalu menomor satukan pendidikan (jadi sering banget aku ke
toko buku untuk melengkapi kebutuhanku). Menginjak ke SMP, bapak dan aku
berunding memilih sekolah dimana apakah SMP atau MTsN dan akhirnya bapak
memutuskan agar aku sekolah di MTsN dengan harapan besok aku menjadi ahli agama
yang bisa mendoakan orang tuanya kelak.
Aku
memilih MTsN Kunir untuk sekolahku dan Alhamdulilah 3 tahun berturut - turut
aku selau di kelas favorit (tanda kalau kelas favorit di MTsN adalah antara
laki - laki dan perempuan satu kelas, karena kelas lain adalah laki - laki saja
dan perempuan saja). Aku menunjukkan prestasiku disana dengan rangking 1 sejak
kelas 1 sampai kelas 3 dan aku juga menorehkan prestasi disana dengan juara 1
olimpiade MIPA. Aku ditunjuk menjadi anggota tim 11 cerdas (dimana anggotanya
adalah 11 siswa pilihan 3 cowok, 8 cewek) yang nantinya tim ini yang akan di
ikutkan perlombaan olimpiade disetiap ajangnya. Aku mendapat materi khusus
tambahan yaitu jam 06.00 - 07.00 aku diberi materi oleh tutor khusus olimpiade,
sehingga jam 5 aku harus sudah berangkat sekolah dan naik sepeda sendirian.
Materi yang diajarkan adalah tingkatan lebih tinggi dari kedudukan kelasku saat
itu. Pengalamanku saat kelas 1 yaitu aku pernah disuruh maju oleh guru fisikaku
Bu Ifa namun aku tidak mau karena aku pemalu dan sering dipanggil Pak Kumis
(karena aku masih kelas 1 namun sudah berkumis halus) dan Bu Ifa bilang kamu
pintar tapi kuk pemalu (Bu Ifa tanya ke wali kelasku Pak Eko dan Pak Eko meminta
Bu Ifa untuk selalu menunjuk aku karena biar aku tidak pemalu lagi), Bu Ifa
bilang "Ayo maju mengerjakan soal ini !" dan akupun maju dengan
paksakan Bu Ifa dan teman - teman dan aku bisa menyelesaikan itu namun dengan
malu - malu. Setiap hari aku hanya dibekali uang saku 500 rupiah dan uang ini
tidak pernah aku jajakan karena untuk jaga - jaga kalau ada ban bocor. Sewaktu
jam istirahat semua temanku selalu beli makanan dan minuman, akupun selalu
diajak namun aku bilang tidak lapar (padahal aku tidak punya uang dan hanya
punya uang cadangan 500 rupiah dan itu yang aku simpan untuk jaga - jaga kalau
banku bocor) dan aku selalu dikelas sama cewek - cewek yang sedang makan
sedangkan teman cowok semua keluar makan diluar dan aku konsentrasi mengerjakan
latihan soal IPS dan IPA, jadi aku selalu menghabiskan waktuku untuk membaca
dan mengerjakan soal latihan sampai waktu istirahat selesai (jadi kalau ada
Buku LKS = buku latihan soal - soal, dalam waktu 3 hari sudah tak kerjakan
semua karena itulah kesibukanku saat waktu istirahat). Karena saking seringnya
buku tak baca, maka hampir seluruh bukuku lusuh pertanda sering dibuka dan
memang benar nilai IPS dan IPA ku selalu tertinggi dikelas. Masalah muncul saat
aku sudah lulus dari MTsN dan ingin melanjutkan ke SMA. Rasaku sangat ingin
sekolah namun aku kasihan sama ibuku karena tidak punya uang sama sekali (aku
tidak mau membebani orang tua karena untuk makan saja susah dan ibu juga tidak
bekerja), keinginanku untuk melanjutkan sekolah terdengar guruku Bu Kristina
(guru kesenian saat itu) sehingga aku dipanggil menghadap ke beliau dan dikasih
nasehat harus meneruskan karena eman - eman ilmunya tidak digunakan, namun aku
bilang keluarga saya sangat pas - pasan dan tidak ada lagi biaya hidup, Bu
Kristina tetap menyemangati aku agar tetap melanjutkan sekolah dan memberi aku
uang 200 ribu untuk membeli formulir pendaftaran SMA dan beliau juga bilang
kalau aku bersungguh - sungguh sekolah dan berprestasi nanti di SMA banyak
beasiswa. Akhirnya aku membeli formulir dan mendaftar SMA.
Aku
diterima di SMAN 1 Srengat dan disana aku minder sekali karena aku tukang
ngarit, anak orang tidak punya, dari MTsN (karena mayoritas anak SMP) dan tidak
punya uang untuk jajan. Aku ke sekolah SMA (sekitar 8 km) naik motor dengan
bergantian sama sepupuku Desi. Setelah bel pulang, aku selalu memacu motorku
cepat - cepat pulang karena aku harus ngarit. Kelas 1 SMA waktu itu semester 1,
aku punya ambisi besar untuk mengalahkan anak - anak dari SMP (aku ingin
buktikan bahwa anak MTsN tidak kalah) dan aku menduduki rangking 2 karena
penilaian waktu itu adalah kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi dimana
guru tidak mengajari tapi cuma memonitor, guru hanya mendengar murid presentasi
dan murid yang mencari dan mengolah bahan kemudian di presentasikan), dari
sistem KBK ini yang dinilai adalah Kognitif (kecerdasan), Psikomotorik
(komunikatif menyampaikan) dan Afektif (sikap dan nilai tata tertib di
sekolah). Siswa yang berani tampil dan percaya diri dipastikan memiliki nilai
tertinggi di kelas dan karena aku pemalu aku hanya tinggi di Kognitif namun
sanagt rendah di Psikomotorik. Aku pernah dibilang sama temanku cewek namanya
Hyank*su Ad*ca P*ndiambika F*tista S*ta Ningtyas (itu nama 1 orang lho dari
bahasa campuran Sanskerta) "Kamu tidak akan pernah bisa mengalahakan April
(juara 1 semester 1) karena dia dulu di SMP dapat rangking paralel" dan
aku menjawab "Aku pasti bisa mengalahkannya" dan kata - kata ini
selalu tak ceritakan ke temanku Desi dan Rika. Aku sangat rajin belajar dan
abgiku belajar menyenangkan karena tahu berbagai ilmu, jadi selesai ngarit
biasanya jam 17.00 aku nongkrong di depan rumahku sambil melihat jalan dan
belajar (dan ini caraku belajar harus ada pemandangan yang dilihat atau
ditemani musik keras contohnya waktu itu lagunya Dewa 19, pernah juga aku
belajar sambil menunggu layang - layangku serta pernah juga belajar sambil
menggembala kambingku di kebun belakang) dan sesudah Sholat Maghrib aku tidur
walau dirumahku banyak temanku yang ingin ngobrol dengan adik cewekku (dia cantik
makanya banyak cowok datang kerumahku sambil main gitar, main kartu atau cuma
nongkrong - nongkrong saja). Walau dirumahku ramai, terkadang kalau aku tidak
tidur aku tetap bisa belajar karena aku bisa belajar kalau ada suara - suara
namun jika aku capek maka aku langsung pamitan tidur ke teman - teman. Aku
selalu terbangun otomatis setiap jam 02.00 dan aku selalu Sholat Isya', membaca
Al - Qur'an, Sholat Tahajjud kemudian belajar. Belajar di pagi itu sangat masuk
di pikiranku karena selesai tidur pikiran tenang dan capekku dari ngarit sudah
hilang. Ini aku lakukan sejak kelas 1 SMA - 3 SMA. Kalau aku tidak tidur
sesudah Maghrib, banyak teman datang kerumahku seperti Desi, Rika, Joko dan
Bayu. Mereka minta diajari cara mudah memahami dan mengerjakan soal di sekolah,
mereka menyiapkan buku lengkap dan ini sangat menguntungkan aku karena aku yang
tidak kuat beli buku telah dipinjami dan disiapkan oleh mereka.
Semester
2 aku membuktikan bahwa aku yakin juara 1 akan bisa aku raih, aku berusaha
keras dan pengalamnaku yang terinagt sampai sekarang adalah saat pelajaran
Bahasa Indonesia yang diajar oleh Bu Binti, Bu Binti sangat kagum dengan aku
karena aku punya banyak pengetahuan tentang biografi tokoh - tokoh dan sampai
kemudian hari aku diminta Bu Binti untuk cerita biografi penemu mesin fotokopi
(karena semua teman - temanku tidak ada yang bisa menjelaskan tokoh biografi
karena saat itu tema pelajaran adalah tokoh biografi dan hanya aku yang tahu
sehingga Bu Binti menunjuk langsung ke saya). Saat aku menjelaskan ke semua
teman - temanku, semua terdiam mendengarkan dan salut dengan penjelasanku. Bu
Binti tanya ke aku ingin jadi apa dan aku menjawab ingin jadi Dokter namun Bu
Binti bilang kamu akan jadi Insinyur dan sekolah di Surabaya (ternyata
perkataannya benar dan sekarang aku menjadi seperti apa yang dikatakan Bu Binti
itu). Nilai psikomotorikku Bahasa Indonesia menjadi naik dan aku sekarang
menjadi pemimpin nilai sementara di setengah mata pelajaran saat itu. Saat
pelajaran Biologi, selesai ujian pasti diperingkat seluruh siswa kelas 1 SMA
dan akupun menjadi nomor 1 untuk nilai ini begitu juga IPS aku selalu menjadi
yang nomor 1 (karena pelajaran hafalan aku selalu menjadi yang nomor
satu). Saat presentasi Biologi, saat itu aku berkelompok dengan Hyank*su
dan saat sesi tanya jawab karena dia sangat percaya diri, dia yang menajdi juru
bicara dan aku menjadi penemu jawaban dan ide. Waktu itu, timku Biologi
mendapatkan snack coklat terbanyak karena bisa menyelesaikan soal paling banyak
(jadi antar tim diadu, dikasih soal dan diminta untuk menyelesaikan) karena
timku lengkap untuk bertanding. Trik yang aku coba saat itu adalah untuk
Biologi aku selalu mencatat materi dari merangkum 3 buku (Erlangga. Yudistira,
Sunda Kelapa) dari Perpustakaan karena aku tidak punya uang untuk beli, jadi
kalau tidak fotokopi diperkecil bolak - balik, aku meminjam di Perpustakaan dan
menulisnya di buku tulis sebagai kitab ampuh (rangkumanku sampai sekarang masih
ada dan terbukti sangat berguna saat aku ikut olimpiade dan les privat saat
kuliah). Pengalaman lain yaitu aku pernah dijegal oleh Hyank*su (dia termasuk
dalam 5 besar sehingga persaingan nilai sangat ketat) saat akan ujian Sejarah,
2 hari sebelum ujian dia pinjam catatan Sejarahku dan aku meminjaminya karena
dia berjanji akan mengembalikan besok, namun setelah tak tanya - tanya katanya
bukunya selalu tertingal di rumah sehingga akupun marah karena deadline belajar
sudah mepet. Aku mencari cara lain yaitu memfotokopi materi dan belajar lewat
itu dan terbukti Alhamdulillah aku tetap menjadi yang terbaik. Waktu pelajaran
kimia lewat penjelasan bu guru Kimia Bu Nur aku memang tidak bisa, karena aku
tipe visual yaitu aku paham jika aku membaca dan menghayati sendiri bukan
auditori yang dijelaskan langsung paham (karena hampir semua mata pelajaran aku
selalu mempunyai metode sendiri untuk belajar yaitu dengan mereview ulang di
rumah dengan caraku sendiri). Suatu ketika pelajaran Kimia, aku selalu mendapat
nilai diatas 90 dan sering 100. Bu Nur tidak yakin dengan nilaiku (paling melihat
dari wajahku yang tidak meyakinkan dan sering banget saat dijelaskan olehnya
aku juga tidak bisa menjawab), akhirnya setiap selesai nilai ujian dibagikan,
aku selalu di tes lisan ke depan untuk mengerjakan dan Alhamdulillah aku bisa
mengerjakan namun anehnya mengapa yang lain dapat nilai bagus tidak
dicurigai???. Waktu itu pelajaran Kimia tentang peleburan zat, aku ditanya dan
tidak bisa menjawab akhirnya aku dihukum berdiri di depan kelas sampai aku bisa
menjawab dan setelah lama berdiri ada teman membantu menjawabkan dan aku boleh
duduk namun saat aku ujian tentang bab tersebut aku mendapat nilai 100 (Bu Nur
tambah bingung lagi, dulu awal - awal ditanya tidak bisa menjawab sama sekali
tapi ujian nilai 100 dan di kertas buram hitungan lengkap ada data perhitungan
dan tidak terbukti mencontek). Metode yang aku terapkan adalah aku belajar
sendiri sesudah materi diterangkan guru, jadi aku tidak belajar mendahului guru
atau materi yang akan dipelajari (karena aku capek ngarit dan banyak waktu
terpotong sehingga lambat untuk mengejar materi yang akan dibahas walau
instruksi Bu Guru harus belajar supaya saat dijelaskan Guru langsung nyambung),
namun setelah penjelasan Guru itu, aku mencoba dengan caraku sendiri belajar
bagaimana metode lebih ringkas untuk menyelesaikan soal itu makanya saat di
awal aku pasti tidak bisa namun di akhir aku bisa mengerjakan. Bu Nur pasrah
dengan keanehanku dan di puncaknya diberi PR menghafal Tabel Periodik dan
disuruh maju satu per satu siswa dan akupun lengkap mendapat nilai 100, sesudah
itu aku tidak lagi dicurigai sebagai orang yang bodoh dan Bu Nur menjadi kenal
betul dengan aku sampai kelas 3. Aku lemah di hitung - hitungan, namun aku
tidak menyerah aku selalu meningkatkan kemampuan belajar Matematika dan Fisika
walau saat ujian untuk kedua mata pelajaran ini aku tidak menjadi nomor satu
namun aku tetap dapat nilai yang baik. Akumulasi dari semua ujian akhirnya
membawa aku menjadi rangking 1 di kelas itu dan mematahkan perkataan temanku
itu (Hyank*su) dan membuktikan bahwa siswa MTsN tidak kalah dengan siswa SMP.
Sewaktu pengambilan rapot, wali kelasku Bu Yayuk memanggil ibuku maju untuk
mengambil rapot (pengambilan rapot dimulai dari yang rangking bawah ke rangking
atas), ibuku dipanggil paling akhir yang menandakan aku rangking puncak di
kelas itu dan ibu mendapat hadiah buku dan dapat pesan untuk menjaga agar aku
terus meningkatkan belajar. Ibuku bangga bisa berdiri di depan orang banyak
padahal wali murid yang datang waktu itu kebanyakan adalah orang berseragam PNS
dan orang berada namun ibuku dengan keadaan pas - pasan dan orang miskin bisa
bahagia dengan keadaan saat itu. Kejadian lain di pertengahan semester 2 adalah
waktu itu hari Sabtu adalah hari latihan upacara Senin untuk giliran kelasku,
namun semua cowok di kelasku diprovokatori oleh Chandra untuk tidak boleh
latihan dan pulang saja dan aku ikut - ikutan pulang. Hari Senin, akhirnya
petugas upacara tetap untuk kelas sebelumku (Kelas F) karena kelasku (Kelas G)
tidak latihan. Waktu aku sedang ada kelas di Laboratorium Komputer, tiba - tiba
namaku dan Bayu dipanggil untuk manghadap ke WaKaSek Pak Soetomo (bagian
kedisplinan), dengan semangat aku bilang ke Bayu bahwa kita akan diikutkan
Olimpiade Biologi (dapat rumor bahwa olimpiade akan dilaksanakan sebentar lagi)
karena kebetulan kita berdua mempunyai nilai bagus terus di pelajaran itu.
Setelah kami menghadap Pak Soetomo, suasana tegang kami hadapi dan Pak Soetomo
langsung menunjuk aku dan ini percakapannya :
Pak Soetomo : kemarin kamu ajak kemana teman - temanmu sampai semua tidak
latihan upacara?
Aku : saya tidak tahu Pak dan saya pulang karena membantu orang tua di sawah
sambil ngarit
Pak Soetomo : aku tidak percaya, wajah seperti kamu ini mau ke sawah, coba liat
tanganmu!
Aku : (aku tunjukkan tanganku yang penuh dengan lubang - lubang kecil pertanda
sering terkena tanah kotor dan tanganku kotor akibat sering ngarit serta banyak
kapalan)
Pak Soetomo : (terdiam dan memandang aku penuh amarah) kamu ini pasti pemabuk
dan perokok
Aku : (sambil cengengesan karena aku tidak mau tegang) saya tidak pernah mabuk
dan merokok pak
Tiba
- tiba aku disepak keras di kakiku karena aku cengengesan dan aku disuruh
kembali. Dalam hatiku aku ingin balas dendam dengan membuktikan bahwa aku tidak
sebodoh dan se - nakal seperti apa yang dia katakan dan benar saja waktu itu di
sekolahku sewaktu habis upacara ada kegiatan rutin membagikan hadiah ke juara
kelas didepan umum dan kebetulan aku waktu itu juara 1 dan yang menyalami dan
membagikan hadiah adalah Pak Soetomo (dia menatap aku dengan serius dan aku
mikir paling dia tidak percaya bahwa aku tidak seperti yang dia kira). Akhirnya
aku menang bisa membuktikan ke orang yang telah menilai aku dari fisik saja
tanpa melihat aku lebih dalam, Alhamdulillah berkat pertolongan Alloh dan usaha
kerasku membuahkan hasil seperti ini. Kecewaku kelas 1 SMA adalah aku tidak
terpilih menjadi kandidat perwakilan olimpiade namun yang mewakili adalah H*ris
(beda kelas dengan aku, dia di SMP pintar dan dapat rangking paralel terus dan
anak mantan guru Bahasa Indonesia di SMA ku), jadi mungkin Para Guru memilih
H*ris dengan pertimbangan dia pintar sekaligus guru - guru sungkan ke Bapaknya
dan aku tidak menonjol sama sekali karena pendiam dan pemalu namun aku
membuktikan dengan hasil yaitu selalu nomor 1 peringkat Biologi se siswa kelas
1 SMA.
Menginjak
kelas 2 SMA aku diterima di jurusan IPA, aku berkumpul dengan para juara kelas
dari masing - masing kelas 1. Disini kompetisi dimulai, semua teman - temanku
sangat percaya diri sehingga kebanyakan nilai pendongkraknya adalah aspek
Psikomotorik dan akupun tetap bagus di Kognitif dan selalu jatuh di
Psikomotorik. Bahasa Inggris aku diajar sama Pak Hamdani dan kebetulan aku dari
MTsN (diutamakan Bahasa Arab dan meminimalisir Bahasa Inggris) aku mulai
belajar dari nol dimana teman - temanku yang dari SMP sudah bisa bicara Bahasa
Inggris aku masih belajar tata bahasa dan tenses. Aku sering ditertawakan oleh
Pak Hamdani dan teman - temanku karena programnya yang sering adalah maju ke
depan kelas untuk bicara Bahasa Inggris dan aku pernah dihukum berdiri didepan
lama karena aku tidak bisa bicara Inggris sama sekali. Kejadian lain yaitu
pernah sewaktu ujian tulis Bahasa Inggris aku mendapat nilai 85 (cukup bagus
untuk aku karena aku sering mendapat nilai dibawah 70), kebetulan anak pintar
Bahasa Inggris itu satu bangku dengan aku dan namanya sama dengan aku (dia
selalu mendapat niali sempurna diatas 90). Pak Hamdani menyindir dengan Bahasa
Inggris dengan inti apakah ini benar - benar jawaban dari Feri (karena teman
sebangkuku adalah yang paling bagus, dia mikir aku mencontoh kerjaannya)
padahal aku mengerjakan sendiri dan tidak pernah mencontoh untuk semua mata
pelajaran (mencotoh bagiku adalah kalah dan mengakui kecerdasan teman, bagiku
itu tidak boleh terjadi). Rasa dendamku muncul dan aku ingin menunjukkan bahwa
aku tidak sebodoh yang dia pikirkan dan aku berdoa dan berusaha agar Pak
Hamdani melihat prestasiku di bidang lain di lain waktu. Kompetisi Olimpiode
Sains tingkat Kabupaten akan diadakan lagi, dulu pas aku kelas 1 tidak
dicalonkan dan sekarang aku mulai diikutkan ke ajang bergengsi itu untuk
menunjukkan kemampuan di bidang nya masing - masing dan kandidat Biologi adalah
H*ris (kelas 1 SMA dia juara 2 se kabupaten Blitar), aku dan P*pit. Program
pembelajaran untuk kandidat Olimpiade ditambah yaitu jam 06.00 aku sudah harus
di sekolah untuk menerima materi Biologi persiapan lomba yang diajar khusus
oleh tutor, aku sosok pendiam dan hanya mendengarkan penjelasan tutor tanpa ada
reaksi apapun sedangkan Haris karena tahun lalu dia juara dia sering ditanyai
sama tutornya begitu juga Pipit dia aktif juga bertanya dan merespon apa yang
dikatakan tutor namun tidak untuk aku (jadi aku seperti tidak dianggap karena
tidak pernah ditanyai satu kalipun). Dalam diriku malah tambah semangat lagi
untuk membuktikan bahwa aku ingin menjadi terbaik diantara yang terbaik. Kami
semua dari perwakilan semua bidang Olimpiade dikirim ke SMAN 1 Garum, disana
kami lomba dan kurang lebih 1 bulan hasil babak penyisihan terlihat dan
Alhamdulillah aku menjadi juara 1 Olimpiade Biologi se - Kabupaten Blitar
mengalahkan juara tahun lalu H*ris yang sekarang dia juara 2 dibawahku dan
pipit juara 3 (jadi SMA ku memborong seluruh Juara biologi Kabupaten).
Alhamdulillah aku bisa membuktikan ke tutorku bahwa aku bisa menjadi yang
terbaik. Sewaktu pelajaran Bahasa Inggris, ada kertas datang dari Guru BP / BK
dan diserahkan ke Pak Hamdani dan dia membacakan namaku keras dan aku berdiri
namun Pak Hamdani tidak percaya karena nama anak emasnya yang pintar Bahasa
Inggris sama dengan aku, namun teman - temanku menunjuk aku yang namanya tadi
dibacakan (Pak Hamdani tetap mengulang - ngulang namanya dan tidak percaya aku
yang dimaksud itu). Seketika Pak Hamdani terkejut dan memberi selamat ke aku
bahwa aku Juara 1 Biologi se - Kabupaten Blitar dan harus menghadap ke BP / BK (sampai
akhirnya Pak Hamdani tidak memandang aku sebelah mata lagi untuk
menerima penghargaan. Akupun terbukti bisa membalas dendam untuk menunjukkan
prestasiku dan Alloh memang selalu disampingku, menemani setiap perjuangan
kerasku. Minggu berikutnya waktu itu pelajaran BP / BK dan sewaktu guru
menjelaskan aku sering menunduk karena badanku panas dan terlihat oleh guru
tersebut dan aku dipanggil ke depan dan dibentak "Kamu ini niat sekolah
apa tidak, wajahmu ini tidak mencerminkan serius belajar" dan aku menjawab
"Saya lagi sakit panas bu, maaf jadi berat banget membawa kepala
ini". Kemudian aku disuruh menghadap ke kantor dan diberi pinalti sangsi
poin. Aku diceramahi macam - macam disana dan tidak percaya aku sakit (dia
melihat tampangku, memang wajahku seperti preman namun aku yakin bisa
menunjukkan prestasi diluar tampang wajahku). Para juara Olimpiade Sains
dipanggil untuk menghadap ke BP / BK untuk mendapat hadiah dari Dinas Kabupaten
Blitar, satu per satu dari kita tanda tangan untuk menerima hadiah itu dan
betapa kagetnya Bu Guru BP yang mengejek aku kala itu sekarang menyaksikan aku
bisa meraih Juara 1 Biologi (dia memandang aku dengan penuh ketidakpercayaan
dan keliatan sok karena aku kan yang dihukum kemarin karena dia kira aku tidak
niat sekolah). Para Juara 1 dari semua bidang keilmuan yang manjadi wakil
Kabupaten Blitar bersaing ke tingkat Olimpiade Provinsi diberangkatkan ke
Asrama Haji Sukolilo untuk dipertemukan dengan para juara 1 se - Jawa Timur,
disana aku dibina selama 5 hari oleh tutor dari UNAIR, ITS dan tim Olimpiade.
Kala itu aku mendapat uang banyak dari Dinas Kabupaten mendapat 750 ribu,
sekolah SMA 400 ribu, Dinas Jawa Timur 1 juta dan Dinas Kota 500 ribu (betapa
bahagianya aku yang tidak punya uang mendapat sebegitu banyak uang untuk biaya
sekolahku). Setelah 5 hari di asrama, maka Juara 2 sampai 4 di tingkat
Kabupaten didatangkan ke Surabaya dan disana kami semua bertarung untuk lolos
ke tingkat Nasional. Kejadian serupa adalah saat pelajaran itu adalah di
Laboratorium Bahasa Inggris, materi rutin adalah dialog Inggris dan aku pasti
yang paling tidak bisa diantara teman - temanku dan menjadi terkenal karena
kebodohanku oleh tutor Bu Binti Masruhatin, namun kadang kala Bu Binti tidak
memberi materi dialog namun kuis dan masa itu ada kuis terkenal namanya Who
Wants to be a Millionaire dan game yang dimainkan oleh Bu Binti adalah setiap
deret harus diwakili oleh 1 siswa dan ada 5 deret sehingga ada 5 siswa yang
dianggap paling pintar yang ditunjuk oleh teman - temannya untuk menyelesaikan
kuis. Di game itu, Bu Binti betapa terkejutnya bahwa aku bisa mencapai level
aman kedua dari game itu yaitu 32 juta rupiah (aku terpilih oleh teman - teman
karena nilai pengetahuan umumku bagus) sedangkan teman - temanku yang lain
hanya berhenti di 8 juta saja (aku bisa menjawab karena aku dari dulu suka IPS
dan IPA, jadi sangat senang membaca sejarah sehingga saat soal keluar sejarah
walau dalam Bahasa Inggris Alhamdulillah aku bisa menjawab dengan tepat) dan
sesudah itu timku mendapat hadiah roti dari Bu Guru. Game ini juga
diaplikasikan ke 10 kelas lainnya dan sama Bu Binti namaku selalu disebut -
sebut yang paling tinggi mencapai level kuis dan akhirnya saat materi Inggris
berjalan lagi, Bu Binti sangat mengenal aku betul dan aku sekarang tidak
ditertawakan dan tidak dianggap enteng lagi (karena orang itu bisa lemah di
satu sisi namun ingat dia punya potensi besar di bidang lain). Akhirnya seluruh
dendam - dendamku sudah terbalas semua dan berkat usaha keras serta bantuan
Alloh aku bisa menunjukkan ke mereka - mereka bahwa liatlah orang secara
keseluruhan jangan sepintas semata.
Kelas
3 SMA aku masuk ke kelas favorit lagi dan kebanyakan temanku juga tetap karena
memang di kelas 2 itu juga kelas favorit. Di kelas ini aku tidak punya banyak
cerita karena aku alami dengan standard saja namun hampir semua guru mulai
Matematika, Kimia, Biologi, Fisika mengenal aku semua karena lewat prestasiku
di kelas 2 waktu itu. Diakhir masaku di SMA, aku memutuskan untuk mendaftar
beasiswa yaitu Beast*di Et*s dengan syarat semua berkasku dikirim ke Surabaya
via pos meliputi riwayat hidup, raport, piagam penghargaan dan surat
rekomendasi dari ta'mir masjid yang menyatakan aku anak rajin beribadah.
Akhirnya berkas pendaftaran sudah diterima (kebetulan ada senior Mas Khoirul
yang sudah keterima di sana dengan jurusan T*knik K*mia ITS, jadi kami
dihubunginya via telepon) sesudah berkas diterima oleh beasiswa maka
diseleksilah dan aku bersama teman - temanku melenjutkan ke tahap berikutnya
yaitu wawancara yang mengharuskan aku pergi ke Surabaya menghadap tim panitia.
Kami berlima naik kereta ke Surabaya dan di Surabaya kami sudah dijemput sama
Mas Khoirul, kami menginap di Asrama Beasiswa dan esoknya kami tes interview
yang bertujuan untuk menggali potensi yang ada pada diri pendaftar beasiswa dan
juga untuk mencari niat serta semangat meneruskan pendidikan. Sesudah interview
tim panitia mengadakan Home Visit untuk mengetahui langsung kondisi rumah dan
ekonomi peserta, mereka memfoto seluruh ruangan dan menginterview orangtuaku.
Hasil akhir dari Interview dan Home Visit ini sekitar 2 - 3 bulan dan
Alhamdulillah dari kelima temanku, yang lolos cuma 3 orang saja dan dari
keputusan ini pihak beasiswa mensyaratkan 1 tahap lagi agar kami bisa mendapat
beasiswa yaitu ikut tes SNMPTN dengan kampus dan jurusan yang direkomendasikan.
Beasiswa ini mengambil kandidat se - Indonesia mulai dari Padang (Univ.
Andalas), JaBar (UI, ITB, IPB, UNPAD), JaTeng (UGM, UNDIP), JaTim (UNAIR, ITS,
UB), SulSel (UNHAS) dan untuk jurusan yang dibolehkan pun harus jurusan yang
direkomendasikan oleh beasiswa dimana grade dan persaingan untuk masuk sangat
tinggi yaitu A. Tes SNMPTN masih lama dan Guru BP menganjurkan untuk ikut PMDK
dulu yaitu aku ikut PMDK jurusan Ilmu Gizi di UB (karena aku ingin di
bidang kesehatan karena aku suka Biologi dan Kimia) dan akhirnya aku tidak
diterima. Aku sering banget ikut Try Out di bimbel ternama seperti SSC,
Primagama dan GO untuk mengetes standar nilaiku sebelum ujian masuk SNMPTN.
Waktu itu ada kabar bahwa Primagama akan mengadakan pendaftaran bersama SNMPTN
ke Malang dan karena aku tidak tahu Malang maka aku ikut rombongan itu dengan
membayar 15 ribu saja dan kamipun bareng - bareng naik bus k Malang. Di tempat
pengembalian formulir aku bingung mau memilih jurusan apa karena aku ingin
Pendidikan Dokter, namun kata Guru BP sangat tinggi gradenya dan biaya sangat
mahal, Aku ingin pilih Teknik Mesin tapi dalam hati ingin belajar proses industri
sehingga dalam benakku Teknik Industri yang cocok (padahal ternyata yang
mempelajari proses industri bukan Teknik Industri melainkan Teknik Kimia dan
Teknik Indutri belajar tentang manajemen di sebuah perindustrian). Sesudah
berhadapan dengan panitia SNMPTN pikiranku langsung berubah pilihan 1 yaitu
Pendidikan Dokter dan Pilihan 2 Teknik Kimia (tidak tahu dari mana tiba - tiba
pilih itu dan hanya mengandalkan insting saja bahwa Teknik Kimia pasti masih
berhubungan dengan obat dan kesehatan) namun ternyata di pilihanku yang salah
itu yaitu Teknik Kimia malah mengantarkan aku seperti yang aku cita - citakan
yaitu ingin belajar proses industri (sunggh Alloh telah memberikan
petunjuk kepadaku).
Sesudah
sekitar 1 bulan, aku berangkat ke Malang untuk tes SNMPTN naik Kereta Ekonomi
Penataran dengan biaya 5 ribu rupiah dan di tasku hanya dibekali air mineral
kecil dan Mie Sedap Goreng 7 buah serta aku cuma membawa buku catatanku yang
dulu aku rangkum (metodeku belajar persiapan SNMPTN adalah aku membeli di loak
kumpulan soal - soal SNMPTN mulai tahun 1997 - 2007 yang ada pembahasannya yang
mana itu aku jadikan kunci setelah aku mengerjakan). Sesuatu yang tak rasa
sebagai hal baru dan aku tidak bisa mengerjakan tak tulis sehingga di akhir
waktu aku memiliki buku yang mana berisi soal - soal yang sulit saja serta buku
materi lain yang sudah aku rangkum mulai kelas 1 - 3 SMA dengan mengacu ke 3
sumber penerbit Erlangga, Yudistira dan Sunda Kelapa karena ketiganya saling
melengkapi). Aku turun di Stasiun Malang Kota Baru dan berjalan naik Lyn menuju
ke tempat tes yaitu Kampus UIN Malang. Di pertigaan yang agak jauh dari kampus
aku diturunkan karena Lyn tidak melewati sana dan aku berjalan saja sekitar 2
km karena untuk irit biaya (aku cuma berbekal 12 ribu saja untuk 2 hari tes
SNMPTN). Setiba di UIN aku mencari lokasi tes dan setelah mencari agak lama
karena besarnya kampus, aku menemukan tempatnya dan disana aku berdoa
menggantungkan diri ke Alloh bahwa tempat inilah pertarunganku untuk merubah
hidupku kelak. Setelah aku berdoa di tempat itu, aku menuju ke masjid untuk
Sholat Ashar dan sesudah sholat aku mulai lapar, kemudian secara diam - diam
aku mencari mie ku di tas dan memakan sedikit demi sedikit untuk mengganjal
perut (aku tidak berani menjajakan uangku karena takut tidak bisa pulang
nanti). Kemudian aku Sholat Maghrib dan Isya', sesudah itu aku duduk di serambi
masjid UIN, semakin lama suasana di masjid sepi dan udara di luar masjid sangat
dingin dan aku pindah kedalam masjid (masjid dikelilingi dinding kaca jadi
hangat) dan tidur didalamnya (aku tidak ngekost seperti teman - temanku karena
1 malam biayanya 10 ribu dan aku tidak memiliki uang cukup untuk itu). Sekitar
jam 02.30 banyak mahasiswa UIN yang Sholat Tahajjud dan mereka kaget lalu
menghampiriku pas aku masih dalam keadaan tertidur. Dia bilang "Dik, kamu
mau ngapain kuk tidur disini?" dan aku menjawab "Aku mau tes SNMPTN
mas", dia bilang lagi "Kamu sendirian ta?" dan aku menjawab
"Teman - temanku kos di depan mas dan aku tidak punya uang cukup untuk
membayar kos". Kemudian mas mahasiswa tersebut menyuruh aku untuk tidur di
asramanya dan aku sebenarnya tidak mau namun dipaksa sama mas itu (sungguh
sangat baik mahasiswa disana). Di kamar asrama, bentuknya bertingkat - tingkat
dan disana terjadi banyak dialog Bahasa Arab antar sesama penghuni kamar
(mungkin program belajar dari kampus yang mengharuskan mahasiswa bisa berbahasa
Arab). Kemudian Shubuh aku mandi di masjid dan sesudah itu tes ujian pertama
SNMPTN dimulai dengan materi TPA dan IPA Dasar. Setelah tes pertama selesai,
temanku mengumpul di serambi masjid untuk membahas jawaban tes tadi bersama -
sama dan kemudian mereka balik ke kos, ada satu temanku yaitu Gusti mengajak
aku makan di kantin kampus namun aku bilang tidak lapar (sebenarnya lapar namun
tidak punya uang) dan aku hanya menemaninya, disana karena air minum gratis pas
kebetulan Gusti makan aku diam - diam memakai wadah bekas air minumku dan
mengisikan dengan air minum dari kantin (lumayan kebutuhan air minum terpenuhi
dan tidak mengeluarkan uang untuk beli). Siang dan sore tanganku masuk ke tas
untuk mengambil sedikit demi sedikit mie sedap ku untuk dimakan. Di malamnya
aku tidur di serambi masjid yang dingin (takut didalam masjid katahuan mas
mahasiswa lagi karena sungkan kemarin malam sudah dibantu) dan jam 3 aku mandi
di masjid kemudian Sholat Tahajjud. Tes kedua SNMPTN dimulai dengan materi Tes
Kemampuan IPA, badanku sedikit meriang, perut mual dan kembung masuk angin
(karena perut tidak terisi nasi dan tidur beralaskan marmer masjid yang dingin).
Namun dalam diriku terbakar semangat untuk terus berjuang agar roda kehidupanku
kelak berubah.
Tes
kedua SNMPTN telah selesai, teman - temanku berkumpul di serambi dan tiba -
tiba ada 2 temanku cewek (Desi dan J*uharin) memberi aku 1 bungkus makanan dan
1 botol minuman dan dia bilang ini ada sisa dari beli makanan tadi (aku bingung
padahal aku makan mie tidak ada yang tahu karena tak taruh dalam tas, namun
tiba - tiba ada teman iba, apakah ini murni pertolongan Alloh karena saat itu
aku memang sangat lapar karena 2 hari tidak makan nasi). Teman - teman
merencanakan naik kereta ke Blitar dengan naik Kereta Bisnis Matarmaja (jam
15.00) karena lebih cepat tapi harga mahal sekitar 12 ribu dan Kereta Ekonomi
Rapih Dhoho (jam 17.00) agak lama tapi murah. Aku menolak ajakan teman - teman
dengan tetap memilih Kereta Ekonomi (menolak halus karena memang uangku nanti
tidak cukup untuk naik kereta dan naik angkot). Kurang 1 jam keberangkatan
Matarmaja, tiba - tiba mbaknya Dianita (temanku SMA) bicara ke aku "Fer,
kamu pulang naik apa?" dan aku menjawab "Naik Rapih Dhoho saja
mbak". Mbaknya bilang lagi "Gini ya, aku minta tolong, temani adikku
Dianita sampai Blitar karena aku kebetulan repot, kamu tak belikan tiket
Matarmaja". Aku mengiyakan saja permintaan mbaknya dan Alhamdulillah Alloh
telah meringankan bebanku sehingga uangku yang cuma 12 ribu dalam 2 hari bisa
saya bawa pulang lagi untuk naik bus dari Stasiun Blitar ke Srengat.
Setelah
menunggu sekitar 3 bulan, hasil pengumuman tes SNMPTN diumumkan, waktu itu jam
19.00 aku ke warnet Srengat dengan Mas Sepupu Widodo dan temanku Udin. Aku
melihat di internet dan aku keterima di Teknik Kimia ITS, aku bersyukur banget
bisa keterima disana dan aku langsung sujud syukur. Keesokan harinya, aku
konfirmasi ke beasiswa bahwa Nomor SNMPTN ku telah lolos jurusan Teknik Kimia
ITS dan sms ini di respon pihak beasiswa untuk dikirimkan ke panitia pusat
Bogor. Dari semua peserta beasiswa yang lolos interview dan kemudian lolos
SNMPTN semua dikumpulkan ke panitia pusat Bogor untuk di peringkat lagi dan
diambil se Indonesia 134 orang dan Alhamdulilah aku masuk diantara pilihan itu
dan ditempatkan di asrama beasiswa Keputih Sukolilo Surabaya bersama 17 peserta
lainnya. Aku sangat beruntung sekali bisa mendapat beasiswa itu dan sesudah
jadwal di ITS sudah ada, aku harus daftar ulang ke Surabaya dan pihak beasiswa
menyarankan aku harus daftar ulang memakai uang sendiri dulu baru kwitansi
pembayaran nanti diserahkan beasiswa untuk di ganti uangnya. Aku bingung sekali
dengan kondisi ini, karena uang daftar ulang 5,7 juta sangatlah mahal bagi aku
dan keluargaku tidak punya uang sama sekali. Aku berencana tidak mengambil
kuliah itu karena pasrah tidak ada yang mau menghutangi (keluarga semua
menghindar karena takut dihutangi) dan pikiranku ini terdengar Bu
W*smaninggalih Guru Biologiku SMA (Bu Naning (panggilannya) yang kebetulan
mengurus keuangan sekolah bilang kalau keterima namun tidak diambil, besok
berimbas ke adik kelas yaitu tidak bisa masuk lagi di kampus itu karena telah
di Blacklist dan kebetulan katanya aku pintar, jadi kalau di kampus itu aku
berprestasi maka imbasnya nanti generasi di bawahku bisa mudah masuk ke kampus
itu lewat jalur beasiswa). Aku dikasih uang 3,5 juta untuk biaya daftar ulang
dan untuk menggenapi itu aku harus mikir sendiri, aku diarahkan oleh Bu Napik
istri Pak Agus (guru fisikaku MTsN) untuk menghadap adiknya yang pengalaman
sewaktu kuliah. Aku menghadap kesana dan diberi nasehat agar mengambil jurusan
itu karena eman pilihan bagus kuk tidak diambil namun Mbak ini tidak
menyelesaikan masalah keuangan. Tiba - tiba di suatu hari ada Mas Sepupuku Kang
Abidin (kader PKS) mau mengusahakan meminjami kekurangan uang itu dengan
meminjamkan uang ke kas partai dan nanti kalau sudah diganti oleh beasiwa aku
wajib mengganti. Sungguh perjuanganku membuahkan hasil dan Alloh telah membantu
semuanya ini. Setelah mendapat uang lengkap dan kebetulan itu hari terakhir
daftar ulang yaitu hari Sabtu akupun mendaftar dan mendapat nomor induk
perguruan : 23 08 100 019 kemudian saat sudah masuk Masa Orientasi Siswa (MOS)
nomerku berubah menjadi 23 08 100 036.
Masa
awal MOS Alhamdulillah aku sangat beruntung dimana yang lain masih mencari
bahkan bertempat di kos, aku sudah punya keluarga besar yaitu keluarga B*astudi
Et*s yang bertempat satu asrama ( di asrama ada 3 generasi angkatan berbeda).
Jadi walau aku jauh dari orang tua dan saudara, di Surabaya aku serasa memiliki
saudara dekat karena saking akrabnya dan 3 hari pertama aku di Surabaya aku
masih menangis kangen dengan keluarga di Blitar namun lambat laun aku menjadi
kuat karena tekadku untuk merubah roda kehidupan. Kehidupan MOS sangat berat di
ITS, aku berangkat 06.00 dan pulang jam 00.00 karena banyak kegiatan MOS dari
senior). Beasiwaku memberi uang saku per bulan 350 ribu, asrama gratis,
pembinan rutin mulai jam 04.00 - 06.00 (Senin (tajwid), Selasa (kajian kitab),
Rabu (Bahasa Arab), Kamis (bedah buku), Jumat (Bahasa Inggris), Sabtu
(olahraga)). Pengisi dari kajian itu adalah bergiliran seluruh penghuni asrama
dan yang kajian kitab - tajwid mendatangkan kyai ternama serta sebelum memulai
agenda itu ada kultum yang juga diisi bergiliran dan setiap 1 bulan sekali ada
materi yang didatangkan dari tokoh luar untuk pengembangan diri (puncaknya aku
bertemu dengan seluruh penerima beasiwa se - Indonesia di Parung - Bogor untuk
unjuk kebolehan berprestasi dan silaturahmi). Setelah kira - kira 2 bulan
berjalan, Mas Hasan senior di asrama memberi amanah ke aku untuk mengajar anak
kelas 3 SMA persiapan SNMPTN dan akupun langsung meng - iyakan dengan kendaraan
masih pinjam senior. Aku dibayar 50 ribu per 1,5 jam pertemuan (sangat senang
betapa duduk, diskusi, memberi materi, tempat adem dan diberi makanan dibayar
gede banget menurut aku dan sangat jauh berbeda dengan penghasilanku dulu yang
cuma 10 ribu kerja disawah (07.00 - 10.00) tempat panas dan capek). Aku sangat
senang ngelesi private untuk menyokong ekonomi kehidupanku sehingga dengan uang
itu aku bisa buat SIM kala itu. Sesudah itu aku berniat membawa motorku di
Blitar yaitu F1ZR ke Surabaya untuk transport ngelesi dan aku ditemani Mas
Hasan untuk gantian joki dari Blitar ke Surabaya. Sesudah aku punya motor, aku
mulai menambah les lagi yaitu dengan daftar les lewat bimbel seperti Nurul
Fikri dan Bimbel Swasta lainnya sehingga banyak tawaran ngelesi aku dapat (aku
hanya menerima ngelesi anak kelas 2 - 3 SMA karena pikirku dengan capek sama
aku harus mendapatkan upah yang besar). Aku mulai ngelesi jam 14.00 (pulang
kuliah) - 21.00 dan setidaknya pasti ada 2 murid yang aku datangi dan tempatnya
pun jauh - jauh antara satu dengan lainnya. Rata - rata per bulan kala itu aku
bisa mendapatkan 950 ribu dan itu belum ditambah uang saku beasiswa sebesar 350
ribu, sehingga yang dulu aku kekurangan makan, pas di Surabaya sering makan
enak dan semua keinginanku tak turuti (aku dulu kurus dan setelah kuliah
menjadi gemuk karena terpenuhi semua keinginanku). Karena saking asyiknya
ngelesi, untuk acara kegiatan MOS aku sering banget tidak hadir sehingga
efeknya aku hampir terakhir sendiri mendapatkan Nomor Pokok Himpunan namun aku
tetap menikmati hari - hariku karena yang membahagiakan aku adalah ekonomiku
terpenuhi dan sepeserpun aku tidak merepotkan orang tua. Ibu dan adik - adikku
saat itu di Kalimantan dan aku pulang ke Blitar sangat jarang dan hanya saat
bayar listrik saja kalau pulang. Setelah aku bisa berpenghasilan, aku mulai
menabung sedikit demi sedikit dan aku berdoa untuk memulangkan keluargaku ke
Jawa (aku bertekad, kami boleh tidak punya apa - apa namun kalau bisa harus
tetap ngumpul bersama di Jawa agar susah senang bisa dijalani bersama) dan
Alhamdulillah lewat tabunganku itu aku bisa memulangkan ibu dan adikku. Per
bulan saat aku pulang aku selalu memberi mereka uang 500 ribu untuk biaya hidup
dirumah. Sungguh rasa senang menghiasi hari - hariku karena keluarga semua
sudah di Blitar. Sewaktu pulang ke Jawa, adikku yang nomer dua masih di
Kalimantan karena sama majikannya belum boleh pulang dan aku bersabar dan ingin
membahagiakan dia. Kala itu adikku ingin sekali motor Satria Fu, lewat tabunganku
aku membeli Satria Fu second dan keinginannya adalah warna hitam maka dengan
senang aku membelikan itu untuk dia. Namun belum bisa merasakan motornya, dia
kecantol sama laki - laki Banjar dan menikhalah dia disana.
Hampir
2 tahun aku di Teknik Kimia dan aku tidak menemukan rasa sukaku di jurusan ini
karena mata pelajaran yang dipelajari dominan Fisika dan Matematika Terapan
(aku sangat benci hitungan dan senang sekali Biologi Kimia namun di Teknik
Kimia mata kuliah yang tak sukai cuma di semester 1 saja dan itu hanya Kimia
Dasar dan Mikrobiologi Dasar). Banyak teman - temanku dari Kalimantan yang
menyemangati aku karena katanya menurut dia Teknik Kimia itu besok akan menjadi
raja di perindustrian karena mengerti seluruh proses manufacturing (hampir
semua temanku Kalimantan, orang tuanya bekerja di sektor pertambangan dan
perminyakan makanya anaknya di sekolahkan lewat jalur mandiri dan kemitraan di
Teknik Kimia dengan harapan besok bisa meneruskan perjuangan orang tuanya atau
bisa bekerja di sektor yang menurut ayahnya prospek). Hampir 2 tahun itu aku
selalu menjadi kupu - kupu (kuliah pulang - kuliah pulang) karena diatas jam
12.00 aku harus tidur dan jam 14.00 aku berangkat ngelesi private sampai jam
21.00 (banyak tugasku keteteran tidak aku kerjakan karena memang aku tidak ada
sense terhadap jurusan ini). Di Teknik Kimia, sistem pembelajaran sangat ketat
dan setiap minggu ada praktikum yang harus diawali dengan menulis jurnal yang
formatnya sudah ditentukan dan ditulis tangan kemudian setelah jurnal jadi,
membuat janjian dengan asisten laboratorium (AsLab) yang mana dia sangat sulit
diajak janjian tes (dipersulit karena sistem senioritas) dan kalau sudah dapat
jadwal, saat tes sering kita dibodoh - bodohkan. Tindakan selanjutnya
adalah praktek di laboratorium yang diawasi oleh AsLab galak kemudian membuat
laporan tebal ditulis tangan dan harus ada buku referensi untuk pengambilan
data (sangat sulit mencari bukti referensi karena jika referensi berasal dari
turunan senior pendahulu maka jika di fotokopi akan semakin kabur karena turun
temurun memfoto kopinya sehingga terkadang kita harus berhari - hari di
perpustakaan untuk mencari literatur). Laporan dikumpulkan ke AsLab dulu untuk
dikoreksi dan biasanya sampai 3 kali revisi dicoret - coret bahkan dibuang,
sesudah beres dari AsLab kemudian kita menghadap ke dosen penguji (janjian
dahulu kemudian kita di tes satu per satu untuk menjawab kegiatan praktek,
hasil dan teori yang berkaitan). Sangat detail pembahasan oleh dosen penguji
sehingga kita harus berkali - kali menghadap dan sesudah beres jangan harap
nilai yang keluar bagus (ini masih 1 modul praktek dan modul lain mengikuti
tahap mulai dari awal lagi). Modul praktek biasanya 7 - 12 modul, sangat sering
antar modul bertabrakan karena modul ini masih tahap revisi kita harus
tertumpuk lagi modul berikutnya, belum lagi tes ke dosen penguji yang sangat
berat dengan menumpuknya modul yang belum selesai - selesai. Pengalaman semua
ini memang ditujukan oleh pihak kampus untuk membentuk kepribadian mahasiswa
agar tahan banting terkena tekanan, tidak mudah menyerah dan terus menjadi
pribadi pembelajar yang tidak puas dengan hasil yang didapat dan ingin
terus berubah ke yang lebih baik.
Tahun
ke - 3 kuliah aku jalani, ilmu terapan Teknik Kimia mulai sedikit aku rasakan
dan aku mulai cinta dengan jurusan ini. Pelajaran alat industri kimia, proses
pembuatan produk dan penghitungan neraca massa - neraca energi membuatku
semakin terbuka dengan dunia industri yang sebenarnya. Teknik Kimia mempelajari
semua bidng keilmuan mulai dari material, mesin, instrumentasi, sipil,
lingkungan, manajeman, keuangan, statistika, desain, teknologi pangan dll. Dari
sini aku mulai belajar membuat catatan ringkas di buku, mulai penjelasan dosen
yang menceritakan pengalamannya keliling di dunia melihat berbagai industri
manufacturing, pengalaman dosen menulis jurnal nasional dan internasional serta
pengalaman mereka mengenai penggunaan istilah yang hampir mirip untuk kalangan
umum namun berbeda artinya untuk penggunaan di Teknik Kimia. Semua perjalananku
mendapat ilmu di tahun ke - 3 itulah yang sekarang aku tulis di blogku sebagai
catatan saat aku membutuhkan dimanapun berada karena kalau buku aku harus berat
membawanya namun jika online dimanapun aku bisa membuka. Tujuan utama yang
sebenarnya aku menulis di blog adalah aku ingin sekali meningkatkan skill
berbahasa inggris yaitu dengan menambah kosa kata baru dari setiap kata yang
aku tulis kemudian aku menuliskan Bahasa Inggris dibawahnya. Dampak dari
penulisan blog itu adalah hobiku yang senang berbagi ilmu dengan sesama sejak
SMA bisa tetap terlaksanakan walau hanya berhubungan dengan dunia maya, banyak
yang bertanya dan meminta artikel sehingga aku sangat senang bisa berbagi
dengan mereka disana dan aku bisa lebih belajar lagi sehingga esok kelak aku
bisa paham di luar kepala ilmu - ilmu yang ada (ilmu kalau dibagikan akan
menjadi buah yang banyak dan berguna untuk diri sendiri dan orang lain seperti
kata Hadits Nabi). Motto blogku adalah penyederhanaan penyampaian sesuatu yang
rumit, ini karena pengalaman kuliahku dulu dimana para Professor menjelaskan
dengan bahasa terlalu tinggi padahal yang diajak bicara adalah mahasiwa seperti
aku yang notabene baru lulus SMA dan minim pengetahuan tentang Teknik Kimia,
sehingga aku ingat perkataan BJ Habibie bahwa "Orang cerdas adalah orang
yang bisa mencerdaskan orang lain dan membuat sederhana sesuatu yang sulit
sehingga bisa diterima oleh pemikiran khalayak banyak". Dengan semangat
itulah akhirnya aku senang menulis dengan gaya bahasaku sendiri yang tak buat
sederhana, entah bisa bermanfaat untuk orang lain apa tidak yang penting inilah
catatanku besok yang akan aku jadikan buku sakti Teknik Kimia.
Tahun
Ke - 4 kuliah aku sudah harus konsentrasi tugas akhir yaitu dengan memilih
laboratorium di Teknik Kimia dan aku memilih bidang Teknologi Proses Kimia
Pengolahan Minyak Atsiri. Sebelum skripsi ada tugas akhir yang lebih berat
yaitu Tugas Pradesain Pabrik Kimia yaitu merancang membuat pabrik kimia mulai
perencanaan tempat pembangunan pabrik (biaya buruh, dampak lingkungan,
distribusi bahan baku dan produk dll), asal bahan baku (dekat dengan pabrik
atau tidak, biaya transportasi dan ketersediaan dll), pemilihan proses
pembuatan (keuntungan dan kerugian berbagai alternatif, konversi, hasil samping
dll), gambar PFD lengkap dengan neraca massa dan neraca energi, perhitungan
aliran modal (modal sendiri dan modal pinjaman dihitung berdasar inflasi di
Cash Flow), manajemen organisasi, pengupahan, cara kerja alat, harga alat,
bentuk bangunan serta yang terakhir kesimpulan apakah pabrik layak didirikan
atau tidak (IRR, POT, NPV). Aku mengambil tugas pra desain pembuatan STPP yang
dikerjakan oleh 2 orang (wajib) dan aku berpasangan dengan anak Batak namanya
P*tar. Kebanyakan teman - teman sudah mencari pasangan tugas akhir jauh - jauh
hari (biasanya kurang 1 - 2 tahun sebelum tugas akhir) namun untuk sifat
seperti aku tidak demikian (karena mencari pasangan untuk menjadi partner kita,
menurutku ibarat kita mencari perlindungan ke anak pintar, padahal menurutku
semua orang diciptakan sama, boleh jadi anak ini pintar mata kuliah ini namun
mata kuliah lain belum tentu hebat, jadi bagiku kemampuan sama rata dan aku
tidak mengakui adanya anak pintar dan anak bodoh) dan memang benar, mereka
kebanyakan saling berlomba mencari pasangan hebat agar saat tugas akhir bisa
menjadi senjata melawan para penguji Professor. Untuk orang keras seperti aku,
pasangan tugas akhir yang cocok adalah anak - anak yang cenderung pendiam dan
ditinggal oleh teman - temannya (maksudnya anak yang tidak ada yang mengajak
untuk berpartner) maka aku bergabung dengan P*tar karena tidak ada pilihan lagi
(namun aku senang partner dengan dia, aku yang keras dan dominan berpasangan
dengan anak yang menurut, kalem dan tenang). Dalam waktu 3 bulan saja, tugas
akhirku sudah hampir selesai padahal waktu pengerjaan 6 bulan (aku selalu fokus
kepada 1 masalah dan tidak nyaman berbuat apa - apa kalau ada beban yang belum
terselesaikan) padahal teman - teman 1 laboratorium kebanyakan masih progress
50%. Setiap minggu aku dan teman - teman menghadap ke Professor untuk progress
pekerjaan dan Professorku tidak percaya aku mengerjakan sudah hampir selesai
dan bilang mencontek (padahal aku sudah berusaha meyakinkan tapi sudahlah
mengalah kepada pembimbing ketimbang nilai di Blacklist) sehingga akhirnya aku
harus merevisi pekerjaannku tapi Alhamdulilah tidak sampai merubah data dari
awal. Kebanyakan dari tugas akhir itu, aku yang mengerjakan dan partnerku
melengkapi setiap tugas yang aku kerjakan (meneliti perhitungan, tak beri tugas
cari literatur karena waktuku harus terbagi mengelesi private sedangkan P*tar
banyak waktu untuk mengerjakan). Sesudah lengkap, tugas di print dan di jilid
yang tak serahkan ke P*tar karena kebetulan dia punya printer dan banyak waktu
luang (win - win solution).
Akhir
dari tugas pradesain pabrik kimia adalah presentasi di depan 3 penguji dan 2
pembimbing. Saat ditanya aku dengan lancar menjawab semua data berasal dan
P*tar kasihan karena kurang mengotak - atik data dia dicecar banyak pertanyaan
sehingga dia terpojok dan tak bisa menjawab kemudian aku sedikit menengahi
diantara ketegangan itu dengan menjelaskan jobdesk - jobdesk diantara kita.
Setelah sidang pradesain pabrik kimia, kami diharuskan membuat proposal skripsi
(ini sudah aku kerjakan saat bulan ke - 4 tugas pradesain pabrik kimia, walau
kebanyakan teman - teman laboratorium mengerjakan pada bulan ke - 6). Setelah
proposal jadi, kami menghadap ke pembimbing (Professor) untuk konsultasi yaitu
mengajukan pengambilan minyak atsiri dari daun sangket dan disetujui namun
akhirnya karena aku survey didaerahku bahwa tanaman sangket hidupnya musiman
akhirnya kami menghadap Professor lagi dan sama beliau diarahkan ke serai
wangi. Kami mencoba mencari serai wangi mulai dari Pasar Keputran, Puspa Agro
Sidoarjo, pasar terbesar di Surabaya dekat Perak, Kebun Raya Purwodadi dan juga
di Blitar semua tak tanyai tidak ada yang tahu serai wangi dan mereka tahunya
serai dapur untuk masak. Serai wangi sangat sulit ditemui karena bercirikan
wangi, batangnya merah dan hanya hidup di dataran tinggi dengan iklim sejuk,
kami berdua mencari di internet dan kebanyakan yang dijual adalah nilam dan
cengkeh, ada satu tempat saat itu yaitu di Klaten yang jual bibit serai wangi
namun aku belum pesan karena jauh (berfikir variabel segar nanti tidak bisa
digunakan). Setelah berusaha keras browsing, kami menemukan daerah tempat
hidupnya serai wangi yaitu di Wonosalam Jombang, akhirnya kami menelepon si
pemilik lahan dan mengajak ketemuan. Sampai di tujuan, kami berbincang tentang
penyulingan dan memang disini hampir semua RT mempunyai tempat penyulingan
bersama kemitraan dan kami diajak ke kebunnya yang ditanami serai wangi. Kami
beli 1 karung dan dengan motor kami bawa ke Surabaya, sesampai di Surabaya
sebagian tanaman kami tanam di belakang laboratorium (untuk variabel segar)
sebagian di layukan di suhu ruangan. Kami mengerjakan 32 variabel dalam waktu 4
bulan dan melakukan analisa komposisi dan kadar dengan GC - MS per sampel 250
ribu dan Alhamdulillah Professorku cuma menyuruh 4 sampel saja. Aku mengerjakan
tugas skripsi secara cepat dengan maksud agar jika di kemudian hari kita
dilanda halangan kita masih punya waktu lebih untuk menyelesaikan kekurangan
dan sering banget aku sama P*tar bertengkar karena dia minta santai seperti
teman lain sedangkan aku bekerja cepat - cepat agar bisa santai di kemudian
hari. Benar saja, tepat di bulan ke - 3 skripsi, ibu P*tar meninggal dan P*tar
harus pulang ke Medan untuk sekitar 2 - 3 minggu jadi aku harus mengerjakan
laboratorium sendiri (masalah ini yang akhirnya aku jelaskan ke P*tar, jika ada
halangan kita masih punya waktu untuk bekerja). Keberuntungan ada pada kami,
suatu hari kami mendapat dana bantuan skripsi dari BNI 750 ribu per anak
sehingga kami berdua mendapat 1,5 juta dan Alhamdulillah semua biaya
laboratorium tercover oleh dana tersebut. Ada 2 kali sidang skripsi pertama
sidang proposal dengan 3 penguji dan 2 pembimbing, sidang posting paper
(mempresentasikan setengah kerjaan kita ke penguji) dan terakhir sidang
skripsi. Alhamdulillah kami berdua mendapat nilai A dan akhirnya kami di wisuda
dengan perolehan gelar Sarjana Teknik.
Setelah pengalaman bekerja di 3 perusahaan yang berbeda dengan bidang usaha yang berbeda membuat aku memiliki banyak cerita dan pengalaman. Tepatnya di tahun 2016, aku diberi rejeki oleh Alloh SWT untuk bisa meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu pascasarjana (magister-S2) manajemen teknologi industri di ITS. Kuliah ini berkat inisiatif oleh senior dan teman kantor untuk menimba ilmu mumpung masih bisa dan memiliki waktu sebelum terlambat. Aku termasuk paling muda diantara teman angkatan kuliah ini karena yang meneruskan pascasarjana pada umumnya adalah level manejerial (supervisor-manajer keatas) untuk meningkatkan keilmuannya tentang mengelola perusahaan (SDM dan operasional). Kuliah mengambil waktu Jumat pukul 18.00-23.00 dan Sabtu pukul 08.00-15.00 dengan tugas yang sangat banyak untuk dikerjakan di rumah sambil kelompok. Pascasarjana cenderung berpikir kreatif dan sharing sehingga dengan berkumpulnya para senior bisa membuat pengetahuan lebih dalam lagi, apalagi kuliah ini bidangnya di pembangkitan dimana sama dengan pekerjaan-ku. Satu angkatan yang mendaftar ini berjumlah 17 orang dan diakhir tepatnya Agustus 2018, Alhamdulillah aku lulus dengan predikat cumlaude 4 semester dan dari satu angkatan hanya 9 of 17 yang lulus tepat waktu. Tahunku lulus ini bertepatan dengan syarat kelulusan dimana nilai TOEFL yang mengharuskan cukup tinggi dan mewajibkan seminar internasional berbahasa inggris. Awal mendengar persyaratan ini membuatku putus asa karena kekurang pedean presentasi bahasa inggris di depan orang banyak dari belahan dunia. Namun step by step tak ikuti dan Alhamdulillah apa yang kita benar-benar jalankan tidak serumit yang kita pikirkan. Ternyata masih banyak juga yang presentasi dengan bahasa inggris yang sama dengan aku dna mereka juga berharap cepat selesai dan mendapat sertifikat untuk bisa cepat lulus dengan memenuhi persyaratan yudisium.
===============================TRUE STORY==============================
=========================UNTUK ANAK & ISTRIKU==========================