Saat itu aku diwisuda di Gr*ha ITS dengan di temani keluarga Blitar dan pacarku Muxx. Pacarku menemani aku sampai selesai dan memberiku mawar pertanda kebahagiaan kasih sayang. Satu laboratorium diwisuda bersama dan setelah itu diarak menuju ke jurusan oleh junior angkatan. Kami diperlakukan seperti tamu kehormatan (karpet merah, disambut layaknya pengantin, ditaburi bunga, diiringi musik romantis, dikalungi dan diberi cidera mata). Kemudian kami sekeluarga duduk di tempat yang sudah disediakan dan kepala jurusan teknik kimia memberi sambutan. Setelah itu, kami semuanya pesta makan - makan dan foto bersama angkatan. Menginjak siang, saya sekeluarga pulang (saya diantar ke kos dan keluarga kembali ke Blitar). Moment itu adalah moment bersejarah di hidupku karena cita - cita kuliah sudah terpenuhi dan membuat bangga orangtua dengan anaknya bisa kuliah tinggi.
Sesudah lulus adalah moment dimana beban mental wisudawan di uji, dimana sudah lulus dari kampus ternama yaitu ITS namun diterima kerjapun juga masih sangat sulit. Aku meng - applykan seluruh lamaran kerjaku ke semua lowongan (aku tidak fanatik harus kerja di perusahaan bagus karena aku mikir aku sudah cacat rahang dan tangan patah begitu juga gigiku banyak yang patah jadi sulit mencari pekerjaan karena hampir semua perusahaan yang bagus mensyaratkan calon karyawan tidak cacat sama sekali, sehat jasmani dan rohani). Temanku hampir semuanya pilih - pilih pekerjaan, karena dia mikir lulusan ITS harus mendapat pekerjaan dengan prospek tinggi. Sebaliknya berbeda dengan aku, karena aku melamar hampir semua lowongan baik via online maupun lewat pos dan setiap selesai melamar pasti aku catat di buku tersendiri untuk memastikan jika ada telepon dari pihak pekerjaan aku tidak bingung dan bisa merespon (saking banyaknya lamaran, aku pernah di telepon untuk mengikuti interview namun aku bingung perusahaan apa itu dan akhirnya dalam telepon malah terjadi perdebatan namun sesudah aku ingat - ingat ternyata memang aku melamar via online dan tidak aku catat). Jika ditotal maka lamaran pekerjaanku kira - kira 100 aplikasi dan dari semua itu yang kepanggil hanya 5 - 10% saja. Pacarku kala itu selalu membantuku melamarkan via pos dan mencarikan pekerjaan via online, karena sangat terbebani mentalku saat itu, sudah lulus namun belum kerja juga dan akupun tidak berani pulang Blitar karena malu ditanyain tetangga. Jadi lulusan kampus terbaik, nilai IPK tinggi bukan jaminan mendapat pekerjaan enak dan bagus karena kita masih bertaarung lagi dengan teman - teman kita sendiri.
Waktu itu ada bazar lowongan pekerjaan di Gr*ha ITS dan ini memang kegiatan rutin 1 tahun 2 kali untuk menjaring para lulusan agar segera menemukan pekerjaan secepatnya. Dari semua aplikasi yang aku lamarkan, hampir tiap hari aku kepanggil dan mengikuti tes mulai tahap 1 tes psikologi, tahap 2 tes kemampuan akademik, tes 3 tes kemampuan bahasa inggris, tes 4 tes HRD dan user, tes 5 tes kesehatan, tes 6 tes direksi. Dari beberapa tes tersebut aku banyak lolos walau ada juga yang gagal. Sekitar 1 bulan terhitung dari sesudah aku lulus, tes yang mengumumkan kelolosan paling cepat adalah pabrik otomotif terkenal PT HPM. Aku sharing dengan orang tua dan teman - teman bahwa aku diterima ini, aku bercerita ingin sekali kerja di bidang teknik kimia bagian proses namun oleh teman - teman dan orang tua disarankan diambil saja pekerjaan ini karena sekarang mencari pekerjaan susah, mumpung rejeki memihak diambil saja untuk mencari pengalaman (memang saat itu hanya sekitar 10 % dari total angkatan yang kerja sesudah 1 bulan wisuda dan banyak teman stress di kos - kosan menunggu ketidakpastian mendapatkan pekerjaan). Kebanyakan dari teman - teman yang sulit mendapat pekerjaan adalah karena ingin pekerjaan yang levelnya prospektif, gaji tinggi dan penempatan dekat rumah tinggal, makanya mereka sabar menunggu sampai ada lowongan bagus namun efeknya adalah waktu nganggurnya lebih lama sekitar 6 bulanan untuk mengikuti tes pekerjaan itu. Jadi jangan harap lulusan kampus baik dengan jurusan prospek akan mudah mendapat pekerjaan, karena semua berawal dari usaha yang telaten, mencoba, mengulangi jika gagal dan memperbaiki jika ada kekurangan. Untuk mendapat pekerjaan kuncinya tetap di usaha kita masing - masing, menjalin link dengan senior untuk menanyakan lowongan, mencari tahu trik lolos interview, mencari tahu posisi yang tepat sesuai bidang keahlian kita dan tidak langsung main tembak saja ingin seperti itu namun background pendidikan tidak nyambung dan kemampuan yang pas - pasan. Jika memang ada orang bawaan, si pembawa ini akan mempunyai beban yang berat saat yang dibawa tidak berkemampuan lebih yang diharapkan perusahaan karena nama baik si pembawa akan terus melekat pada kinerja orang yang dibawa (jadi sudah pantaskah kita dibawa dan membawa nama baik orang yang berjasa membawa kita???)
Diterima di PT HPM, akupun naik kereta sekitar 8 jam dengan tujuan Purwakarta dan setiba di stasiun kemudian naik angkot menuju ke Karawang. Kebetulan saat itu aku bersama teman beasiswaku Muklis yang juga diterima disana, jadi kami berdua menuju ke Karawang. Setiba di Karawang, kami harus mencari kos - kosan dengan membawa koper besar (teman - teman yang lain banyak yang diantar saudaranya naik mobil untuk mencari kos - kosan), kami berjuang dari pagi sampai sore dan tidak menemukan kos - kosan sampai akhirnya kami sholat maghrib dulu dan melanjutkan pencarian sampai ketemu kos - kosan. Kami sangat bersyukur, di waktu yang sudah petang dan membutuhkan tempat istirahat ada petunjuk dari Alloh walau kos - kosan sangat jauh dari layak (harga 500 ribu / bulan dan kosong tidak ada isi sama sekali). Kami tetap menerima kos itu dan hari pertama aku tidur beralaskan sajadah dan bantal dari tumpukan buku + baju. Hari kedua, kami berbelanja tikar tipis 50 ribu dan kipas angin mini untuk isi kos. Kerja disini seperti romusha, pagi dijemput 05.30 dengan bus, sampai kantor jam 07.00 (makan pagi), 10.00 (coffe break), 12.00 (makan siang), jam 15.00 (coffe break), jam 18.00 (makan malam), 18.30 bus jemputan pulang dan sampai kos jam 19.30 bahkan 20.00 tergantung kemacetan jalan. Kerja kami adalah berdiri terus mengawasi operator SMK bekerja, kami berbaju putih - putih, tidak ada tempat duduk di lapangan dan jika duduk sembarangan pasti akan kotor bajunya (desain baju dan celana disengaja putih, mungkin untuk membuat kita berdiri terus sehingga semangat bekerja tidak boleh malas - malasan duduk, sungguh terlalu kalau kita diperkerjakan seperti ini). Dari lapangan kita naik ke lantai atas menuju kantor manajemen untuk melaporkan hasil inspeksi, semua seperti robot, acuh dan sibuk dengan kegiatannya masing - masing. Pekerjaan tidak dihargai, pendapat tidak dihiraukan dan kebersamaan tim tidak ada (dalam hati menyimpan dendam, betapa aku mikir, aku lulusan ITS, tidak bodoh, mengapa aku mau bekerja di lingkungan seperti ini). Selama training, kami hanya duduk diam tidak ada yang menyapa, mengajari atau memberi informasi. Kami seperti tamu yang tidak diharapkan disana, duduk di pojokan melihat semua sibuk dengan urusan sendiri - sendiri. Ras putih mendominasi posisi manajemen dan advisor dari Jepang mengawasi kinerja manajemen, jadi ras pribumi tidak ada apa - apanya disana. Selama 3 bulan disana, aku mencari pekerjaan lagi dengan apply lamaran seperti PUSRI, IP, Petrokimia dan dari lamaran itu, aku kepanggil semuanya. Setiap panggilan pekerjaan ada di hari Sabtu atau Minggu, sehingga pas ada pengumuman tes, di hari Jumat sesudah kerja aku langsung menuju ke Bandara Soekarno Hatta menuju ke Surabaya (dari tempat kerja menuju ke jalan utama mencari charter mobil naik ojek 15 ribu, kemudian charter ke bandara ditempuh 4 jam 400 ribu karena jika naik bis gak nututi waktunya karena Karawang Jakarta jalan tol macet total dan pesawat garuda jam 21.00 dengan biaya 950 ribu). Sampai di Surabaya, aku dijemput pacarku Muxx dan dibawa ke kosnya untuk mengambil motorku dan aku tidur dirumahnya mas Mardian temanku, Sabtu aku menjalani tes sesudah itu main sama pacar melepas kangen dan hari Minggu siang aku menuju bandara Juanda dengan naik pesawat jam 15.00 dengan naik pesawat lion 550 ribu, setiba di Soeta jam 16.00 aku mencari bus Damri menuju ke karawang dengan biaya 40 ribu, kemudian naik ojek menuju ke kos dengan biaya 30 ribu dan jam 21.00 aku sudah tiba di kos. Pengorbanan uang PP dengan total biaya 1.985.000 inilah yang menjadi bekal dan doa harapan aku bisa menemukan pekerjaan yang layak. Perjalanan ini aku lakukan kira - kira 5 x selama 3 bulan dan tentu uang gaji tidak mencukupi sehingga tabunganku harus dipake untuk menambalnya namun aku tidak perhitungan karena setiap jalan perubahan ada pengorbanan yang kita keluarkan (bisa waktu, uang, tenaga, pikiran dan perasaan). Sekitar 6 bulan berjalan, pabrik baru PT HPM sudah jadi dan peluang mendapat posisi strategis semakin terbuka. Dari yang semula kerjaku di shift pagi terus sekarang ada 2 shift, jadi 3 hari aku shift pagi dan 3 hari shift malam. Kondisi ini membuatku sangat tidak enak karena mengatur waktu tidur yang berubah - ubah sangat sulit dan membuat aku ngantukan saat kerja. Tanda kalau aku malas kerja adalah mata layu, menguap ngantuk terus dan tidak ada semangat. Aku kepikiran terus dengan lamaranku, sudah sampai mana prosesnya dan waktu itu ada pengumuman terakhir untuk Petrokimia Gresik dan aku sangat bersyukur karena pengumuman ini adalah 150 orang lolos dari 8000 pendaftar se Indonesia. Aku berencana mau resign dan dalam waktu dekat bertepatan dengan libur hari raya Idul Fitri sehingga ini adalah moment pas untuk pulang kampung sekalian tidak usah balik lagi dan benar kurang 2 minggu dari moment ini aku mengajukan surat resign dengan inti mohon maaf jika ada kesalahan selama bekerja (surat resign ditolak oleh manajer Pak Dhani yaitu orang pribumi yang pintar, sabar, kalem, tenang yang bisa menduduki jabatan setara ras putih karena memang manajemen di sana kebanyakan ras putih. Kata beliau surat tidak boleh ada kata maaf, karena itu menandakan aku keluar ada salah dan membuat kesalahan karena surat ini nanti sebagai referensi aku melamar kerja di perusahaan lain). Akhirnya surat resign aku revisi dan ditandatanganilah oleh manejer, aku pamitan dengan semuanya.
Aku pulang ke Surabaya dengan rasa gembira karena sudah sangat yakin diterima di pekerjaan yang telah aku lamar itu karena tinggal satu langkah lagi. Sekitar 3 minggu kemudian ada tes interview direksi dan aku menjalani itu, pengumuman hasil akhir 2 minggu setelah itu yaitu diambil 76 dari 150 orang yang lolos terakhir dan rejeki tidak memihak ke aku. Nasib ini malah disyukuri oleh pacarku kala itu, karena pikirnya jika aku lolos di pekerjaan yang bagus malah membuat aku sombong dan jauh dari agama, dia menyadarkan bahwa ini adalah pembelajaran kehidupanku agar menjadi orang yang rendah hati dan tidak sombong. Akhirnya aku juga ikhlas menerima keputusan ini. Pengumuman gagal ini berbarengan juga dengan hasil tahap akhir tes ku di Pupuk Kaltim dan dalam benakku timbul apakah karena aku daftar 2 perusahaan dengan holding sama akan ketahuan oleh panitia karena syaratnya harus mendaftar salah satu saja dari 2 holding tersebut namun aku daftar kedua - duanya. Sampai sekarang tak ceritakan ke istri tentang gagalku itu, dan istriku menganalisa mungkin karena caraku berbicara terlalu menggebu - gebu dan sok pintar, dimata direksi yang dinilai adalah kepribadian, humoris dan bisa diatur karena pintar itu bisa dibentuk. Sesudah semua harapan gagal, akhirnya aku terpaksa kos di dekat kos pacarku yang hanya berjarak 300 m yaitu daerah Karang Menjangan. Lebih dari 3 bulan aku belum menemukan pekerjaan dan keuangan ku menipis karena tiap hari untuk makan dan main sama pacar dan tidak ada pemasukan sama sekali sehingga aku berfikir keras untuk menutup biaya pengeluaran itu yaitu aku menghubungi murid lesku dulu yang tak tinggal karena aku kerja di Karawang. Ternyata masih banyak yang ingin aku les i sehingga di sore jam 16.00 sd 21.00 aku ngelesi dan Alhamdulillah mendapat uang tambahan untuk makan dan biaya hidup sehari - hari. Tiap hari aku search pekerjaan yang ada di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya dengan tujuan jika aku bekerja di Jawa Timur maka aku bisa dekat dengan ibuku jadi jika ibu ada apa - apa aku bisa dengan segera pulang lewat jalur darat karena ibuku hidup terjepit di Blitar dan hanya akulah anak dewasa yang bisa menyelesaikan permasalahan ibuku. Puluhan lowongan aku masukkan dan hanya sedikit yang merespon dan memanggilku. Sampai ketika yaitu PT MN bidang technical engineer memanggilku untuk mengikuti serangkaian tes di Gresik, aku mengikuti proses demi proses tahapan tes. Aku sangat tertarik dengan perusahaan ini, bidang sesuai passionku dan gaji lumayan tinggi dilihat dari biaya hidup di Gresik yang murah.
Setelah sekitar 2 minggu aku ditelepon oleh perusahaan untuk tanda tangan kontrak dan aku menerima tawaran kerja di PT MN dan keadaan ini mengharuskan aku cari kos - kosan di Gresik maka berangkatlah aku kesana dengan pacarku kala itu naik Satria Fu. Tiba disana, kami tanya orang - orang sekitar tidak ada yang tahu tempat kos - kosan, aku tanya temanku yang kerja di Gresik 2 orang dan semuanya bilang kos jauh dari tempatku bekerja serta mereka tidak memberikan solusi (aku sempat mikir, mereka apa takut tak tumpangi semalam ya, masak bilang sekejap cuma bilang jauh dari tempat kerja, seharuse kan memberikan solusi daerah mana yang cocok maka aku akan mencarinya karena masa itu memang aku baru pertama di Gresik tidak tahu sama sekali tujuan dan mereka sudah 0,5 tahun tinggal di Gresik setidaknya membantu arah). Akhirnya aku menghubungi teman akrabku kuliah anak Tulungagung yaitu Alfian, dia dulu pernah kerja di Gresik dan tinggal daerah GKB dan dia menyarankan aku mencari disana. Dengan bantuan GPS, aku dan pacarku mencari kos dan Alhamdulillah dapat di Gang Baja sesuai arahan Alfian dengan harga murah 250 ribu / bulan. Aku deal kan dengan pemilik kos dan keesokan harinya, koper besarku tak bawa dengan naik motor bersama pacar dari Surabaya ke Gresik perjalanan selama 1 jam (sangat capek pasti pacarku memangku koper yang besar, namun aku menghargai perjuangan dia sampai segitunya, terima kasih kau yang jauh disana, kenangan tetap teringatku selalu walau kita tak bisa lagi bersama selamanya, biarlah itu menjadi kenangan terindah terukir di masa lalu kita). Hari pertama kerja, aku sudah bisa menebak betapa kekeluargaan disini sangat enak, ramah - ramah dan tidak ada perebutan jabatan. Manajerku lulusan ITS juga makanya sangat klop dengan aku, beliau memberi masukan yang masih tak ingat sampai sekarang "kamu ingin jadi kepala domba apa ekor harimau" yang artinya kamu ingin kerja di perusahaan kecil tapi hasil usahamu, saranmu dan penelitianmu dianggap karena orang sedikit dan mendapatkan posisi seperti apa kamu inginkan ataukah kamu kerja di perusahaan besar namun usaha dan saranmu tidak dilihat karena masih banyak yang dominan diatasmu (dengan analogi perusahaaan kecil tapi kita jadi kepala apa perusahaan besar namun kita hanya jadi staff selamanya). Dengan kata - kata ini aku menjadi semangat untuk berkarir karena aku ingin menjadi kepala domba ketimbang ekor harimau dan pacarku juga bersyukur aku bisa kerja disini karena dengan perusahaan kecil aku menjadi tidak sombong dan bisa belajar tentang kehidupan, tidak mengejar duniawi saja. Benar saja, saat aku kerja di PT HPM yang besar, disana tidak dianggap namun saat di PT MN segala usaha dan penelitianku menjadi sorotan sehingga membuatku semangat berinovasi terus.
Hari demi hari aku lalui di perusahaan ini, aku mendampingi sales Pak Atok keliling dari kota ke kota, provinsi ke provinsi dan pulau ke pulau untuk mengenalkan produk kimia ke pelanggan. Dari pengalaman di lapangan ini, aku mempunyai link besar terhadap pengusaha - pengusaha dan cerita tentang perjalanan usahanya sehingga ini yang membuat aku termotivasi belajar membuat usaha dan belajar memenajemen resiko dari pengalaman mereka. Kalau di kantor, aku sering riset di laboratorium untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengolah limbah agar jadi sesuatu yang berguna. Pertama aku riset aku menemukan keampuhan hasil riset dalam mematikan rumput liar dan aku coba berulang - ulang kemudian tetap menunjukkan keampuhan. Aku bercerita ke pengusaha yang dahulu aku kenal untuk mengemas hasil risetku ini dan menjualkan atas nama CV nya dia dan hasil produk aku beri nama samar - samar sesuai namaku "Stolonifer". Aku terus tertantang untuk mencoba meriset lagi hasil limbah pabrik yang tidak digunakan dan akhirnya keluar produk baruku penjernih air keruh (Ferfloc), pemutih pakaian (Kinclong ++) dan pengental getah karet. Dari semua ini di komersilkan oleh CV pengusaha yang aku kenal tersebut dan aku mendapat royalti. Waktu itu sekitar 6 bulan berkerja, aku diajak sales ke Kendari Sulawesi Tenggara untuk mengenalkan produk yang singkat cerita aku memulai bisnis minyak atsiri sampai akhir dapat royalti (cerita detail ada di bab sebelumnya). Setelah dapat uang banyak, aku tanya ke sales enaknya dibelikan rumah apa mobil dan sales mengatakan kalau kamu masih nikah lama enaknya beli mobil supaya ada nama dan gengsi. Akhirnya aku beli Honda Jazz RS putih dan tak bawa ke kantor (semua orang kantor terpana karena kaget betapa aku yang masih kerja sebentar dan dari desa bisa membeli mobil). Setelah punya mobil itu, aku sering ke Malang menemui pacarku untuk ngajak jalan - jalan karena dia keterima kerja disana dan hanya 1 bulan dari itu aku putus dengan dia (cerita tersendiri panjang). Di kantor, aku sering mojok nangis, teringat dia karena kita sudah mau merencanakan nikah tapi ternyata berhenti di tengah jalan. Dalam seminggu aku turun 5 kg karena tidak nafsu makan dan aku sakit sampai tak bawa ke dokter di marahi sama bu dokternya karena katanya aku ganteng masak ditinggal cewek saja sampai segitunya. Pelan - pelan aku move on, di kantor aku sering godai cewek - cwek di kantor karena kebanyakan masih single dan cantik - cantik. Aku sering mengajak keluar makan - makan dengan anak kantor seperti Lis, Nindi, Rara, Shinta dan 2 anak magang. Cewek yang sering aku goda pas pulang kerja adalah Shinta (anaknya lucu, gemesin dan sok jual mahal), pas aku masih naik motor dia selalu tak goda gak bareng aku ta, terus dia acuh gak mau jawab dan langsung pulang begitu saja (dia selalu diantar jemput oleh pembantunya). Salesku Pak Atok selalu ngompori aku agar menggoda terus Shinta, karena pacar Shinta kerja di Jakarta (dia LDR dan beda agama). Pak Atok jika ngobrol sama aku bilang tentang Shinta "A", namun jika sama Shinta dia ngomongin tentang aku "B" sehingga kami serasa penasaran dan mulai tumbuh rasa. Shinta bilang ke teman kantor mau potong leher jika jadian sama aku karena aku lelaki murahan katanya yang selalu jelalatan lihat cewek, dia ingin laki - laki yang berwibawa dan elegan. Selama aku goda Shinta, ternyata pembantunya yang jemput selalu mengamati tingkah lakuku dan dilaporkan ke ibunya Shinta "bu, tadi mbak Shinta digodain sama cowok ganteng seperti bapak, ibunya pun penasaran dan tanya ke Shinta siapa dia, Shinta menjawab dia anak ITS, jelalatan dan tidak suka namun ibunya memaksa untuk mengenalkan aku kepadanya. Pernah pas aku jemput Shinta, ibunya dari balik kaca jendela mengamati aku dari luar dan menurut ibu Shinta aku laki - laki ganteng, pintar dan sholehah, sehingga sama ibu Shinta sering di sholati tahajjud supaya anaknya jodoh sama aku karena ibunya tidak meridhoi dengan pacar Shinta yang berbeda agama. Setelah sekian lama dekat, aku pernah mampir ke rumahnya dan betapa kaget rumahnya sangat bagus, aku sangat minder karena aku dari desa namun ibunya menjelaskan bahwa bapak dan ibu dulu dari nol dan dari desa juga sampai sekarang bisa seperti ini juga karena proses. Bapaknya mulai dari SMK, bekerja berprestasi dapat beasiswa kuliah di ITB setelah itu menjadi supervisor, manajer dan direktur. Ibunya sangat kalem tidak pernah marah dan ini yang membuatku damai (padahal biasanya orang kaya ingin menantu kaya atau pekerjaan bagus), kondisi ini membuat aku nyaman dan akhirnya aku putuskan untuk memulai hubungan dengan Shinta lebih dekat. Setelah aku putus, 1 bulan kemudian Shinta juga putus (cerita putusnya Shinta lucu, tiap telpon pacarnya katanya Shinta selalu bilang digodain anak kantor namanya Feri, dia sebel digodain terus dan tidak suka kemudian pacarnya marah dengan bilang kamu ini pacarnya sapa kuk tiap telpon bahas cowok lain, apa kamu suka dia). Berawal dari situlah mulai renggang hubungan dia ditambah beda agama yang tidak bisa disatukan dan doa dari ibunya tiap sholat tahajjud yang tidak merestui namun Shinta tetap ngotot berhubungan dan orang tuanya tidak memaksa karena dalam janjinya si cowok mau masuk islam menjelang nikah). Aku melihat Shinta diam, pucat seperti habis nangis namun ditahan - tahan dan ternyata setelah tak selidiki lewat Pak Atok dia baru saja putus. Moment inilah yang membuat tiap pulang kerja aku dan Shinta pasti jalan keluar (makan dan nonton) dan timbul benih - benih cinta. Aku tidak terlalu suka dengan dia karena jika dibanding cewek diluar banyak yang lebih cantik, putih dan tinggi apalagi aku juga tidak jelek dan waktu itu sudah punya mobil. Aku dekat dengan Yuni temanku SMA, Azilu anak FK, Ike junior SMA, Dian sang mantan dan harapan CLBK dengan mantan Mufida. Shinta sering tak ajak main hanya untuk menghiburku saja (jahat juga sih, dulu tak godain pas punya pacar dan saat putus aku tidak segera menembaknya karena masih ragu). Aku tanya teman kantor kepribadian dan latar belakang Shinta yang notabene anak manja dan orang kaya, tidak pernah cuci, masak dan kerja aja diantar pembantu. Teman - teman menyarankan aku menjauhi dia, karena takut e kalau sama aku dia tidak bisa diajak sengsara. Sampai pas dinas luar ke Tuban aku tanyakan jodoh ke orang pintar dan dibaca dari cewek yang dekat aku seperti mantanku diibaratkan burung kenari (banyak ngomong tapi baik hatinya), Shinta diibaratkan cendrawasih (bisa mendampingi pasangan menjadi orang hebat) dan Yuni diibaratkan kesederhanaan (bisa diajak hidup sederhana). Shinta menangis karena aku tidak segera memberi keputusan menembak dan dengan bahasa tersirat dia akan pergi jika dalam waktu 1 bulan tidak ada keputusan. Dalam waktu 1 bulan itu, aku masih hubungan dengan mantan, sempat bertemu, sempat balikan namun putus lagi karena memang kepribadian kita tidak bisa disatukan lagi dan aku berhubungan dengan Yuni main ke rumahnya dikenalkan orang tuanya serta main bareng sama dia kemudian dengan Azilu nonton bareng di Malang curhat banyak dan dia masih ingin kuliah kedokteran 3 tahun lagi baru boleh menikah, dengan Ike sering tak ajak pulang ke Blitar dengan mobil dan dengan Dian main ke Museum Angkut Malang serta Pantai Pangi sempat bahas masalah balikan namun buntu di tengah jalan. Sesudah dirasa cukup aku merasakan pengalaman dengan banyak cewek akhirnya aku memutuskan memilih Shinta dengan pertimbangan kalau pacaran jarak jauh aku tidak bisa, karena tempat curhat dan keluh kesahku hanya pacar makanya dia harus dekat dengan aku (jika aku curhat ke ibuku takut terbebani dan malah menambah stress orang rumah nantinya). Aku tembak Shinta tanggal 27 September 2014 dan hanya dalam waktu 1 bulan kita sudah membicarakan masalah tunangan dan menikah. Karena peraturan kantor tidak membolehkan suami istri dalam 1 kantor maka akulah yang mengalah resign. 1 bulan sebelum resign, alhamdulillah aku mendapat rejeki dari usaha dan tak gunakan untuk membeli rumah di Gresik dan posisi saat itu di umurku 26 tahun dan aku sudah memiliki mobil dan rumah (Alhamdulillah ya Alloh, Engkau telah menolong kehidupanku) dan bulan Oktober aku mengajukan resign.
Setelah resign dari PT MN, pacarku meminta berkas - berkasku dan oleh dia dikirimkan via pos untuk didaftarkan di pembangkit yang kebetulan itu pas kmi lagi nostalgia ke ITS jalan - jalan sampai akhirnya menemukan lowongan itu. Aku marah - marah dan tetap tidak mau kerja disana, karena bidangku teknik kimia, kalaupun disana nanti kerjaane cuma di laboratorium, limbah dan K3. Bagiku itu sayang jika jurusanku yang bagus hanya untuk kerja disana. Lama tes tahap 1 sampai tahap akhir adalah mulai bulan Oktober sampai akhir Desember, sehingga aku harus nganggur lama, stress namun aku menyibukkan diri dengan mengecat rumah yang baru saja aku beli. Aku mengecat seluruh rumahku luar dalam dari jam 9 pagi sampai jam 12 malam , aku senang bisa mengisi waktu luangku dengan hal - hal positif dan menghasilkan sesuatu. Aku tidak mengandalkan satu lowongan saja, sangat banyak lowongan yang telah aku lamar namun sabar adalah jalan terbaik, menunggu dan menunggu adalah proses. Aku mengikuti tes di pembangkit ini setengah hati, namun ternyata malah sukses sampai tahap akhir yang Alhamdulillah mengantarkan aku sampai sekarang blog ini ditulis. Akhir Desember aku diterima di perusahaan ini, aku langsung pendidikan militer di Kodam Brawijaya Jember 1 minggu (digembleng militer, rambut digundul semua biar sama rasa sama rata, tidur cuma 2 jam / hari, latihan fisik terus dari jam 04.00 sd jam 00.00 dan makan cuma nasi sama lauk yang tidak ada kuah dan rasanya, dibuat hambar yang ditujukan untuk membuat tidak manja jika di keadaan yang kurang memungkinkan kita masih bisa bertahan hidup dengan memakan apa yang ada disekitar kita). Aku sangat lelah, ngantuk berat dan seperti mau sakit, kegiatan tiap hari senam, lari, pencak, baris berbaris, dibentak - bentak, dilatih militer seperti flying fox, panjat tebing dan lompat halang rintang. Setelah 1 minggu kemudian kami diberangkatkan ke Trawas untuk pendidikan sesuai bidang pembangkitan, hawa sangat dingin dan akupun sakit karena 1 minggu capek banget pas diklat militer dan disambung 1 minggu full training kelas dengan hawa sangat dingin. Kemudian pengumuman penempatan kerja yang meliputi seluruh Indonesia, satu per satu peserta dibacakan penempatannya dan Alhamdulillah aku ditempatkan di kantor pusat Surabaya di bagian Engineering. Pengalaman kerja hari pertama di kantor pusat adalah suasana sangat damai, kekeluargaan tinggi dan kebersamaan tim yang solid. Aku diajari terus sama Asman mas Zul dan dikasih terus materi - materi pembangkitan sehingga sedikit demi sedikit berkembanglah ilmuku. Masa Training OJT selama 1 tahun dan jika keluar sebelum 1 tahun maka terkena pinalti 40 juta, gaji awal - awal sangat kerasa untuk biaya hidup yaitu cuma UMR selama training 1 tahun, namun setelah diangkat karyawan tetap maka gaji, bonus dan uang dinas luar tak terbayangkan besarnya. Sungguh aku merasakan kebahagiaan yang amat dengan keadaan ini, dengan rejeki ini aku selalu menyisihkan 2,5% untuk zakat mall ku dan juga anak - anak yatim mengingat aku dulu juga pernah yatim. Di kantor pusat aku belajar selama 3 bulan kemudian untuk mengembangkan ilmu aku di sekolahkan ke pembangkit 3 bulan mulai belajar menjadi operator sampai mengoperasikan labratorium, mulai belajar alat dan proses dari air menjadi uap penggerak Turbine. Setelah 3 bulan di pembangkit, aku kembali lagi di kantor pusat dengan membawa pengalaman cukup dan sungguh kerja sangat enak disini, mau keluar kantor tidak ada ijin, mau telat tidak apa - apa, pekerjaan dalam 1 bulan cuma sedikit yang lainnya pengembangan diri sesuka kita. Jadi kerja disini jika anaknya tidak pekerja keras akan membuang waktdan tidak mendapatkan pengalaman, namun jika rajin dan pekerja keras maka dengan belajar kelilmuan lain, pengalaman dan pengetahuan akan bertambah.