Trending Topik

Proses Pembentukan Gas-Gas Terlarut di Minyak Trafo

Diposting oleh On Thursday, May 02, 2019

Gas terlarut (dissolved gas) di minyak trafo terdiri dari beberapa macam senyawa seperti gas hidrokarbon (C-H) yaitu senyawa yang tersusun atas ikatan -C dan -H dengan pembagian terdiri dari 3 jenis yaitu alkana (ikatan rantai 1), alkena (ikatan rantai 2) dan alkuna (ikatan rantai 3). Selain itu juga terdapat gas CO dan CO2 sebagai akibat dari degradasi selulosa.
Pada rantai hidrokarbon, semakin tinggi rantai maka semakin tinggi pula energi untuk melepaskannya. Minyak trafo mengandung berbagai macam gas hidrokarbon jika didalam operasinya terdapat kontaminan atau pola operasi yang kurang tepat atau memang sudah pada life time pemakaiannya.
Didalam trafo terdapat 2 isolasi yaitu padat (isolasi kertas/selulosa) dan cair (minyak). Fungsi dari isolasi adalah menjadi penghalang percikan listrik/tegangan ketika terjadi kebocoran ketika trafo beroperasi sehingga fungsi kedua isolasi tersebut cukup vital.

Sumber Gambar : www.wikipedia.org

 
  • Selulosa (C6H10O5)n
Nama lain selulosa adalah serat atau glukosa nabati dan pada trafo berbentuk lembaran kertas yang digulung pada komponen didalam trafo. Struktur molekul selulosa adalah (C6H10O5)n dengan kandungan unsur dominan jika selulosa ter-degradasi adalah C, H dan O. Jika -C bertemu -H maka akan terbentuk gas hidrokarbon tentunya pembentukan disertai temperatur yang mendukung untuk prosesnya dan jika -C bertemu -O maka akan terbentuk gas CO dan CO2 sedangkan jika -H bertemu dengan -O maka bisa terbentuk H2O.
  • Metana (CH4)
Bisa terbentuk sesuai reaksi :
CO2  + 8 H+ ---> CH4 + 2 H2O (terbentuk pada kira-kira temperatur 150 oC). Pada minyak trafo kondisi tersebut bisa disebabkan oleh unsur hasil degradasi selulosa dan kondisi operasi asam.
  • Etana (C2H6)
Bisa terbentuk dengan sistem elektrolisis garam asetat, dimana asetat di-oksidasi untuk menghasilkan karbon dioksida dan radikal metil, sesuai reaksi :
CH3COO- ---> CH3 + CO2
2 CH3 ---> C2H6
Terbentuk dari uraian metana dengan bantuan panas dengan panjang gelombang tertentu seperti fotokimia, sesuai reaksi :
CH4 ---> CH3 + H
2 CH3 ---> C2H6
Kondisi diatas bisa disebabkan karena keberadaan zat kimia asam yang didukung dengan adanya percikan listrik di minyak trafo sehingga mendukung terjadinya elektrolisis. Etana rata-rata terbentuk pada temperatur 250 oC.

  • Etena/Etilen (C2H4)
Terbentuk dari reaksi berikut :
4 CO2 + 2 H2O --->2  C2H2 + 5 O2
Keberadaan senyawa akibat degradasi selulosa dan air yang didukung pada kondisi operasi pada rata-rata temperatur 350 oC.
  • Etuna/Asetilen (C2H2)
Terbentuk dari reaksi batu kapur dan arang sehingga menghasilkan calsium carbida kemudian direaksikan dengan air membentuk gas asetilen
CaO + 3 C ---> CaC2 + CO
CaC2 + 2 H2O ---> Ca(OH)2 + C2H2
Rata-rata proses terbentuknya pada temperatur 500-700 oC.
  • Karbonmonoksida (CO) dan Karbondioksida (CO2)
Terbentuk dari hasil degradasi selulosa, karena setiap bahan organik jika terurai pasti menghasilkan unsur -C, -H, -O, -N dan -S. Keberadaan gas tersebut umumnya disertai dengan peningkatan kandungan air di minyak trafo.

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Proses Pembentukan Gas-Gas Terlarut di Minyak Trafo, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2015). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Proses Perkembangan Sistem Permodalan Dari Dulu Sampai Sekarang

Diposting oleh On Thursday, April 25, 2019

Saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki history yang cukup panjang, dimana evolusi tahap demi tahap berlangsung dalam waktu yang lama. Berikut dijelaskan detailnya :
  • Barter
Jaman dahulu setiap orang yang menginginkan benda harus menukar dengan benda lain kepada orang yang sama-sama membutuhkan di tempat yang telah disepakati. Jelas sistem seperti ini kurang efektif karena nilai benda dianggap sama antara satu dengan yang lain.
  • Membeli dengan Emas sebagai Alat Tukar
Setiap orang yang ingin membeli sesuatu harus mempunyai emas murni dalam transaksinya, sehingga setiap orang mulai memburu emas sebagai alat pembayaran. Dari sistem ini mulai ada penjual dan pembeli emas yang didalamnya terdapat transaksi/pertukaran barang komoditi. Pada masa ini, rawan sekali adanya pencurian emas, karena setiap orang harus membawa benda padatan emas setiap bepergian. Sistem ini sudah mulai berkembang cukup bagus dalam hal transaksi namun kurang dalam hal keamanan harta benda.
  • Surat Kepemilikan Emas Sebagai Alat Tukar
Pada masa selanjutnya untuk menghindari pencurian emas maka dibuatkan sistem pengepul dan penjaga emas seperti save deposit bank jaman sekarang. Setiap orang yang memiliki emas bisa menitipkan barang ke penjaga emas (bank kuno) dan mendapatkan surat kepemilikan. Surat tersebut bisa digunakan untuk jual-beli benda yang diinginkan di pasar dan bisa dipindah tangankan antara orang satu dengan yang lainnya. Pada masa itu sistem sudah berkembang lebih bagus lagi dan itulah awal mula sejarah terbentuknya uang sebagai alat tukar dan bank dibangun. Kelemahan sistem tersebut adalah nilai emas masih dirasa cukup tinggi jika digunakan untuk membeli benda yang dinilai cukup murah karena nominal emas tidak bisa dipecah ke pecahan kecil, sehingga masih kurang efektif jika digunakan untuk transaksi jual-beli.

BACA JUGA : Kemanakah Uang yang Ditabung Nasabah di Bank
  • Terbentuknya Uang dan Sistem Perbankan
Surat kepemilikan emas dikeluarkan oleh lembaga perbankan pemerintah yang bertindak sebagai pengatur regulasi perekonomian. Sistem pemecahan nominal surat kepemilikan menjadi tugas bank pemerintah sehingga orang yang memegang bisa menggunakan surat tersebut untuk transaksi jual-beli. Surat tersebut yang dinamakan uang dan bank pemerintah yang berkuasa adalah bank indonesia. Kelebihan pada masa itu adalah nominal kepemilikan harta benda sudah terpecah ke pecahan kecil namun juga masih memiliki kelemahan yaitu apakah bank yang mencetak uang benar-benar menukarkan nilai emas dengan nominal yang tertulis di mata uang, karena jika hanya sekadar mencetak uang tanpa ada emas yang disimpan maka nominal uang tidak akan menjadi nilai jika sewaktu-waktu terjadi permintaan pengembalian harta benda oleh pemilik.
  • Terbentuknya Surat Hutang dan Surat Kepemilikan Modal (Saham)
Orang yang memegang uang banyak tentu bisa memutar untuk investasi ke bisnis lain namun di sisi lain orang yang kekurangan uang juga bisa meminjam dari orang yang memiliki uang banyak. Dari sini maka timbul hutang-piutang dengan perjanjian kedua belah pihak. Dalam isi perjanjian tersebut, si peminjam uang dikenakan uang tambahan sebagai imbal hasil atas perputaran usaha dan muncul istilah bunga bank. Pemerintah selaku pengatur regulasi menjembatani agar sistem hutang-piutang dilakukan transparan antara kedua belah pihak sehingga mucul surat hutang (obligasi) dengan bunga atau return yang sudah disepakati diawal yang disebut dengan kupon. Pemilik modal akan mendapatkan surat hutang dan berhak mendapatkan kupon pada waktu yang sudah tertulis di perjanjian. Di sisi lain, bunga atau return yang didapatkan oleh pemilik modal tidak disepakati diawal, namun pemilik modal mendapat porsi istimewa yaitu memiliki persen kepemilikan perusahaan sehingga untung dan rugi bisnis perusahaan menjadi tanggung jawab bersama dan inilah awal proses perkembangan saham. Penawaran saham dilakukan di pasar modal dengan kebijakan penjualan dan pembelian ada ditangan masing-masing pemilik modal karena resiko sudah dijelaskan di awal dengan laporan keuangan dan bisnis perusahaan yang sudah dilaporkan secara transparan.

BACA JUGA : Apakah Obligasi itu ??

  • Terbentuknya Inflasi dan Penurunan Value Nominal Mata Uang
Karena permintaan dan penawaran terhadap modal terus menerus terjadi dimana setiap kegiatan tersebut terdapat selisih nominal uang (bunga, return, kupon, deviden) maka terjadi gejolak peningkatan atau penurunan modal tergantung jumlah permintaan dan penawaran. Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh daya beli seseorang seperti lebih/tidaknya uang, banyak/sedikitnya konsumsi barang dll sehingga dengan adanya hal tersebut modal menjadi lesu atau bahkan bergairah. Jika lesu berarti perkonomian sedang mengalami inflasi sehingga berefek pada kurang lakunya nominal mata uang dan karena itu supaya meningkat maka value mata uang turun (nominal menjadi lebih banyak) untuk bisa digunakan untuk membli barang dengan harga yang sama.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Analisa Tegangan Tembus/Breakdown Voltage (BDV) Test di Minyak Trafo

Diposting oleh On Tuesday, April 16, 2019

Tegangan Tembus (Breakdown Voltage Test-BDV) adalah salah satu uji predictive maintenance yang dilakukan pada minyak isolasi (minyak trafo) selain uji dissolved gas analyzer (DGA) dan uji furan. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui kemampuan isolasi minyak terhadap tegangan yang diberikan, jika nilai BDV tinggi bisa disimpulkan bahwa minyak trafo dalam kondisi yang masih baik dan begitu juga sebaliknya. Karena dengan nilai BDV tinggi berarti minyak trafo tidak mudah ditembus tegangan listrik (isolasi masih bagus).
Mengapa uji BDV pada minyak trafo penting ?? karena dengan mengetahui nilai BDV minyak trafo maka bisa digunakan untuk judge kemampuan isolasi minyak ketika terjadi tegangan tembus atau percikan listrik di trafo. Ketika nilai BDV muncul maka dengan hasil dari uji DGA bisa disimpulkan apakah minyak trafo benar-benar sudah menurun kualitasnya.


Bagaimana menghubungkan antara hasil uji BDV dengan uji DGA ??
BDV test menghasilkan rata-rata voltage untuk bisa menembus isolasi minyak trafo sedangkan DGA test menghasilkan gas-gas terlarut. Antara keduanya terdapat hubungan sebab-akibat, dimana jika BDV menghasilkan nilai voltage yang rendah maka bisa dipastikan isolasi minyak trafo bisa dengan mudah ditembus tegangan listrik dan kondisi ini berarti jika terdapat percikan listrik di trafo maka akan mudah menyebabkan degradasi oli dan sebagai akibat dari menurunnya sifat isolasi minyak maka mengandung gas-gas terlarut di minyak trafo (alkana, alkena dan alkuna). 

Jenis-Jenis Isolasi Minyak Trafo adalah:
  1. Mineral oil ---> paling umum digunakan dan sudah dipakai dari jaman dahulu, minyak ini berasal dari hasil refinery crude oil. Paling peka terhadap kehadiran moisture bahkan dengan kandungan kecil moisture saja bisa langsung menurunkan nilai BDV
  2. High Molecular Weight Hydrocarbon Fluid (HMWH) ---> kurang flammable dan paling banyak direkomendasikan
  3. Silicone fluid ---> sangat mudah terpengaruh oleh kehadiran kecil moisture dan dengan cepat bisa menurunkan nilai BDV
  4. Synthetic ester fluid ---> sifat minyak ini kebalikan dari semua tipe minyak yang ada, dimana dengan kehadiran moisture malah membuat kestabilan nilai BDV sehingga oli tipe ini memiliki life time yang lebih panjang
  5. Natural ester (vegetable oil) fluid ---> kurang flammable dan paling banyak direkomendasikan
Batasan Tegangan Tembus (Breakdown Voltage-BDV) sebagai berikut :


Prinsip pengujian BDV adalah menggunakan mean dan standar deviasi, dimana dilakukan uji tegangan tembus beberapa kali kemudian dibuatkan rata-rata dan dari kesimpulan tersebut ditampilkan standar deviasi-nya. Untuk lebih detail penjelasan standar deviasi bisa dilihat di: Pengaruh Standar Deviasi terhadap Mean
 
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Analisa Tegangan Tembus/Breakdown Voltage (BDV) Test di Minyak Trafo, Best Practice Experience in Power Planwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2019). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Sistem Preservasi Tube Boiler PLTU (Wet & Dry Preservation)

Diposting oleh On Monday, April 08, 2019

Preservasi adalah menjaga kondisi peralatan agar tetap optimal tanpa ada kerusakan yang signifikan baik ketika runnning maupun shutdown. Pengoptimalan ini umumnya menjaga equipment dari reaksi korosi yang bisa disebabkan karena keberadaan oksigen. Istilah di PLTU yang umum dipakai untuk perlindungan peralatan adalah ketika running (pasifasi) dan shutdown (preservasi). Salah satu preservasi yang umum dilakukan di PLTU adalah preservasi boiler ketika shutdown. Terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan selama persiapan preservasi boiler baik mechanical maupun chemical. Berikut poin-poin yang menjadi perhatian khusus:

  • Shutdown Jangka Pendek (<72 jam atau <3 hari)
Boiler water umumnya masih dalam keadaan panas dan hanya membutuhkan shutdown pendek kemudian lanjut running kembali sehingga pada kondisi ini air tidak perlu di-drain namun memerlukan chemical treatment khusus untuk menggantikan chemical injection continuous ketika unit PLTU running. Parameter kualitas air tetap dijaga sesuai standar dengan parameter yang sama ketika unit running seperti pH, silica, hydrazine dan phospate. Terdapat beberapa tambahan treatment khusus yaitu injeksi seperti hydrazine, phospate dan ammonia dibuat pekat. Persiapan tersebut untuk mempercepat kenaikan pH ketika terjadi drop. Kualitas air dijaga sesuai parameter tersebut karena jika pH drop maka laju korosi air boiler dengan material tube akan semakin tinggi. Ketika unit sudah siap running maka kondisi air boiler ini siap digunakan langsung tanpa harus di-drain.
Berdasarkan handbook of water treatment (Kurita, 1999) berikut datanya:
  • Preservasi Menggunakan Hydrazine
  • Preservasi Menggunakan Sodium Sulfite
  • Preservasi Menggunakan Saccharide


  • Shutdown Jangka Panjang (>72 jam atau >3 hari)
Boiler water dilakukan drain total dan terdapat 2 cara yang bisa dilakukan yaitu wet lay up dan dry lay up. Wet lay up adalah preservasi yang dilakukan dengan kondisi basah seperti pemakaian chemical di air boiler untuk mempertahankan kualitas air selama masa shutdown sedangkan dry lay up adalah preservasi dengan kondisi kering yaitu dengan penggunaan gas yang tidak mudah bereaksi (umumnya nitrogen) atau uap kering (dehumidified air). Berikut detail lengkapnya: [Kurita, 1999]
  • Wet Preservation (Perlindungan Basah)
Alasan penggunaan tipe preservasi yang dipertimbangkan misalnya untuk wet preservation karena: [Kurita, 1999]
  1. Menginginkan cepat restart-up kembali
  2. Alasan sistem close blowdown tidak sempurna khawatir losses water 
Berdasarkan handbook of water treatment [Kurita, 1999] chemical yang umum digunakan adalah:
  1. Hydrazine
  2. Nitrite based
  3. Organic acid (carboxylate based), umumnya digunakan untuk PLTU yang difasilitas medis karena tidak toxic
Parameter yang dikontrol adalah: [Kurita, 1999]
  1. pH, untuk hydrazine dijaga pH >9, nitrite based pH>7 dan  organic acid pH>11.5
  2. Konsentrasi kimia, untuk hydrazine menggunakan air demin umunya dijaga 100 ppm (N2H4), nitrite based 100 ppm (NO2-) dan organic acid >5000 ppm sebagai produk
  3. Total iron, dijaga sampai tidak ada kenaikan lagi yang berarti pada semua sistem sudah sama kualitasnya
  • Dry Preservation (Perlindungan Kering)
Cara melakukan dry preservation adalah melakukan blowdown boiler water ketika temperatur sudah turun mencapai 90-95 oC

Terdapat 2 macam tipe dry preservation:  [Kurita, 1999]
  1. Dessicant, seperti: quicklime, silica gel, activated alumina, calcium chloride, zeolite. Dessicant digunakan untuk meng-absorb moisture water yang bisa menyebabkan reaksi korosi oksida
  2. Nitrogen gas (N2), ini digunakan untuk menggantikan boiler water ketika di blowdown. Diinjeksikan sebelum tekanan boiler mencapai 1 atm (atmosfer). Pressure gas N2 di boiler dijaga pada 0.5 kgf/cmdan gas N2 diinjeksikan kembali ketika turun sampai 0.3 kgf/cm2.

Pertimbangan dry preservation karena: [Kurita, 1999]
  1. Dikhawatirkan terjadi pembekuan pada boiler
  2. Bertujuan untuk perlindungan jangka panjang

Masing-masing sistem preservasi memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: [Feriyanto, 2019]
Kelebihan Wet Lay-Up (Chemical Treatment):
  • Dalam operasinya tidak membutuhkan perhatian terhadap tingkat kelembaban
  • Mudah dilakukan dan dicek kualitasnya karena mirip dengan pengamatan kualitas air ketika unit running 
  • Kebocoran lebih mudah terdeteksi
  • Larutan bisa digunakan kembali
  • Seluruh tube (superheater, reheater maupun economizer) bisa ter-preservasi dengan baik
Kekurangan Wet Lay-Up Chemical Treatment):
  • Membutuhkan air demin yang cukup banyak
  • Memerlukan monitoring parameter kualitas air yang cukup banyak dengan frekuensi yang pendek
  • Penggunaan zat kimia harus benar seperti material tube dari tembaga (Cu) tidak boleh diinjeksikan ammonia 
  • Penggunaan hydrazine bisa menyebabkan karsinogenik 
  • Memerlukan sirkulasi yang terus-menerus
  • Menghasilkan limbah ketika di-drain
Kelebihan Dry Lay-Up (Nitrogen Treatment):
  • Sistem bisa dikombinasi dengan penggunaan air boiler (chemical treatment)
  • Penggunaan tidak harus benar-benar kering
Kekurangan Dry Lay-Up (Nitrogen Treatment) :
  • Nitrogen bisa cukup berbahaya bagi operator selama proses treatment 
  • Jika sistem di-drain maka nitrogen bisa terbuang
Kelebihan Dry Lay-Up (Dehumidified Air Treatment):
  • Mudah dimonitoring
  • Tidak ada resiko yang signifikan bagi operator
  • Udara kering (dehumidified air) mudah didapatkan
  • Perawatan peralatan mudah
Kekurangan Dry Lay-Up (Dehumidified Air Treatment):
  • Membutuhkan sealing yang rapat
  • Bisa menghasilkan sedimen jika kondisi higroskopis 
  • Sistem harus benar-benar kering
  • Memerlukan peralatan dryer dan blower
Berdasarkan "EPRI Boiler Tube Failure":

Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Sistem Preservasi Tube Boiler PLTU, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi
[1] Feriyanto, Y.E. (2019). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya
[2] Kurita. (1999). Handbook of Water Treatment, Second Edition. Japan

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Penyebab dan Cara Penanganan Total Acid Number (TAN) atau Angka Asam dan Total Base Number (TBN) di Oli Pelumas

Diposting oleh On Monday, April 01, 2019

Total Acid Number (TAN) adalah tingkat keasaman yaitu banyaknya miligram (mg) KOH yang digunakan untuk menetralkan 1 gram asam di oli pelumas. Asam (acid) terbentuk karena degradasi unsur aditif dan komposisi kimia di oli pelumas sehingga dengan tingginya keberadaan senyawa asam tersebut bisa membahayakan sistem pelumasan. Jenis asam umumnya adalah naphtenic acid, garam ammonia, resin, logam berat. TAN berhubungan juga dengan oxidation (keduanya adalah parameter uji kualitas oil pelumas pada trivektor "chemistry"). Oksidasi di oil tedapat 3 karakter yaitu:
  1. Weak carboxylic acid
  2. Sludge
  3. Varnish
Beberapa Penyebab Keberadaan Acid Number pada Oli:
  • Life-time oil yang disebabkan aditif anti-oxidant sudah habis bereaksi
  • Keberadaan dissolved oxygen yang tinggi sehingga menyebabkan aditif anti-oxidant memaksa untuk penetralan sehingga lebih cepat habis
  • Water content yang tinggi bisa menyebabkan ter-disosiasi-nya atom H dan O yang bisa mengurangi aditif anti-oxidant
Cara-Cara untuk Mengurangi Acid Number adalah:
  1. Destruction, memanaskan oli pada suhu 300-4750 oC ditambah katalis CaO atau CaCO3 sehingga unsur carbon dioxide penyebab asam bisa terlepas ke udara dan prosesnya disebut decarboxylation, [US Patent, 1937]
  2. Adsorption, mereaksikan dengan NiO, MgO, Al2O3, organic amine, diethyl amine, diethylenetriamine, strong base ion exchange (NaOH)
  3. Extraction, menggunakan metanol
  4. Neutralization, menggunakan larutan ammonia dengan ethylene glikol dengan titran adalah KOH sedangkan katalis menggunakan barium (Ba) dan alumunium (Al) [Shohaimi et al, 2008]
Total Base Number (TBN) adalah tingkat kebasaan yaitu banyaknya basa yang berkurang untuk menetralkan 1 gram asam di oli pelumas atau kata lain mengukur sisa aditif detergent pada pembakaran dalam/diesel engine.
 
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Cara Mengurangi Acid Number (TAN) di Oli Pelumas, Best Practice Experience in Power Plantwww.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Yang, J., dan Gao, J. (2006). Reduction of Total Acid Number of Crude Oil and Distillate. Journal of Energy Source, Vol. 29 (1)
[2] US Patent. (1937). Process of Removing Naphtenic Acid from Hydrocarbon Oil
[3] Shohaimi, N., Jaafar, J., dan Abu bakar, W. (2008). A Chemical Technique for Total Acid Number Reduction in Crude Oil. Chemistry Department
[4] Garvey, R., and Fogel, G. (1996). Estimating Water Content in Oils: Moisture in Solution, Emulsified Water, and Free Water. US Department of Defense
[5] EPRI. (2002). Lube Oil Predictive Maintenance, Handling, and Quality Assurance Guideline

ARTIKEL TERKAIT:
1. Analisa Oli Pelumas (Tribology) dan Referensi Report (1 of 2)
2. Analisa Bilangan Kimia
3. Lubricating & Sealing System di PLTU 

Indikator Analisa Saham : Analisa Bandarmology (3 of 3)

Diposting oleh On Saturday, March 30, 2019

Analisa bandarmology saham adalah pengamatan terhadap apa yang telah dilakukan bandar dan untuk mengetahui detail istilah tersebut sudah dibahas di artikel berjudul : Sistem Bandarmology Saham. Indikator sahan satu ini cukup sering digunakan oleh para trader sebelum memutuskan membeli saham. Indikator ini sering digunakan para trader bukan investor karena dengan mengikuti gerakan bandar (follow the giant) maka potensi cuan besar yang konsisten bisa tercapai. Beberapa aplikasi trading online menyediakan fitur analisa bandarmology ini dan berikut screenshoot-nya.
Gambar 1. Bandarmology oleh Investor Lokal
BACA JUGA : Trend Pergerakan Harga Saham

Gambar 2. Bandarmology oleh Investor Asing
Berdasarkan gambar diatas bisa diketahui bahwa untuk saham CTRA pada periode tersebut investor lokal sedang buy dan sell namun akumulasi buy masih lebih besar dari akumulasi sell sehingga menimbulkan harga saham naik. Sedangkan investor asing bisa dilihat selama 1 minggu terakhir terus akumulasi saham CTRA sehingga bisa dipastikan harga saham pasti naik.


Dengan memakai analisa bandarmology ini, investor receh bisa mencapai cuan konsisten setiap harinya dan metode ini cukup efektif diterapkan. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, indikator ini jika digabungkan dengan indikator lain seperti MACD maka pergerakan harga saham bisa mudah ditebak. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa komponen penggerak harga saham adalah buyer dan buyer akan tergiur dengan saham jika terdapat berita positif dari perusahaan. Jadi walaupun fundamental perusahaan bagus, kapitalisasi besar dan produk dikenal masyarakat luas jika saham tidak dibeli investor maka harga akan stagnan. Berdasarkan hal tersebut bisa disimpulkan bahwa penentu harga saham adalah buyer bukan perusahaan sehingga jika kita investasi maka yang perlu dilihat adalah volume investor memiliki saham tersebut dan analisa inilah yang disebut bandarmology.

Referensi: 

[1] Pengalaman Pribadi pada Tema Terkaitwww.caesarvery.com

Klasifikasi Nama-Nama Tube Boiler PLTU

Diposting oleh On Tuesday, March 26, 2019

Boiler PLTU terdiri dari 3 komponen utama yaitu pembakaran (furnace), aliran fluida (water wall) dan pemisahan (steam drum). Aplikasi di lapangan ditemukan beberapa macam penyebutan atau klasifikasi area tube boiler yang mempresentasikan proses operasi didalamnya. Berikut nama-nama tube boiler PLTU yang pada umumnya di boiler tipe CFB:
  • Water Wall Tube
Artinya dinding air karena pada umumnya operasi boiler PLTU terdiri dari bagian sisi dalam (inner) yang berisi air (demineralized water) sedangkan sisi luar (outer) adalah ruang bakar. Tube yang berisi air tersebut disusun sedemikian rupa agar proses kontak panas (heat exchanger) lama sehingga input berupa air diharapkan output sudah menjadi steam. Untuk menyusun rangkaian tube yang panjang agar efisien tempat maka dibentuk desain berkelok-kelok dan inilah yang disebut water wall. Disebut water karena  memang tube ini masih berisi fluida demineralized water.

BACA JUGA: Macam-Macam Boiler 
  • Evaporator Tube
Berfungsi menguapkan air menjadi steam saturated. Penyebutan tube ini umumnya untuk yang dilewati oleh saturated steam saja namun ada sebagian engineer menyebut tube ini dengan water wall. Disebut sama karena umumnya penyebutan water wall tube untuk desainnya sedangkan evaporator tube untuk proses operasinya
  • Platen Superheater
Tube yang didesain menggantung tidak menempel seperti water wall atau evaporator. Panas yang dimanfaatkan adalah radiasi. Sebagian besar penempatan tube ini adalah memanfaatkan flue gas dan furnace boiler sisi atas. Fungsi utama tube ini adalah menaikkan temperatur steam agar menjadi kering (superheated) sehingga berimbas pada kenaikan tekanan steam. Tekanan yang sudah naik sesuai harapan inilah yang bisa digunakan untuk memutar turbine

  • Header Tube
Bagian tube yang berdiameter besar umumnya sebagai tempat mengumpulnya fluida yang masih dalam bentuk cair yang merupakan hasil dari pemisahan di steam drum. Header berbentuk pipa horizontal berdiameter besar dengan banyak tube masukan disepanjang length header.

  • Economizer/Pre-Heater Tube
Kedua istilah ini di PLTU dibedakan artinya padahal artinya sama yaitu efisiensi panas gas buang. Economizer tube adalah memanfaatkan gas buang untuk memanaskan awal fluida air agar kerja boiler dalam mencapai saturated steam tidak terlalu berat. Sedangkan pre-heater tube adalah memanfaatkan gas buang untuk memanaskan awal udara yang akan digunakan untuk pembakaran dengan tujuan agar udara pembakaran tidak terlalu dingin yang berakibat menurunkan kalori bakar.

Sedangkan untuk boiler tipe pulverizer berikut penampangnya:
Berikut tambahan nama-nama di boiler-nya dengan yang lainnya sama dengan boiler CFB:
  • Steam Drum/Boiler Drum
Bagian boiler yang berfungsi sebagai separator antara air dan uap. Terdiri dari tray-tray berfungsi sebagai perangkap, dimana yang uap akan lanjut menguap keatas dan yang cair terperangkap dibawah untuk sirkulasi ulang.
  • Water Drum
Bagian drum dibawah steam drum, berfungsi sebagai header/pengumpul tempat sirkulasi air dari steam drum.
  • Boiler Bank
Wall tube yang ada antara steam drum dan water drum
Kutip Artikel ini sebagai Referensi (Citation):
Feriyanto, Y.E. (2019). Klasifikasi Nama-Nama Tube Boiler PLTU, Best Practice Experience in Power Plant. www.caesarvery.com. Surabaya

Referensi:
[1] Feriyanto, Y.E. (2016). Best Practice Experience in Power Plant. Surabaya

Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK

Indikator Analisa Saham : Moving Average (2 of 3)

Diposting oleh On Sunday, March 24, 2019

Analisa teknikal diperlukan oleh investor untuk alat pertimbangan dalam memutuskan investasi di pasar saham. Dari semua indikator yang ada, hanya ada satu yang dominan diminati oleh para analis yaitu moving average (pergerakan rata-rata harga saham pada periodik tertentu). Indikator moving avarage terbagi menjadi 4 yaitu simple moving average (SMA), weighted moving average (WMA), exponential moving average (EMA) dan moving average convergent divergent (MACD). Dari 4 jenis moving average tersebut yang paling sering digunakan adalah EMA dan MACD. Berikut tampilan dari kedua indikator moving average tersebut :
Cara menggunakan indikator EMA adalah dengan men-set periodik yang diinginkan dan umumnya dibuat 3 garis yang menggambar periode per 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulanan. Alasan dibuat periode tersebut adalah umumnya investor tipe trader hanya melihat history ke belakang maksimal 6 bulanan maka dari itu dibuat EMA 20 (1 bulan), EMA 60 (3 bulan) dan EMA 150 (6 bulan).

BACA JUGA : Indikator Analisa Saham : Analisa Bandarmology
 
Analisa indikator EMA :
Berdasarkan gambar diatas, terdapat 3 garis warna yaitu abu-abu (EMA 150), hijau (EMA 60) dan kuning (EMA 20). Setting periode yang ingin dianalisa mulai dari Agustus 2018 sampai Februari 2019 untuk saham CTRA. Bisa dilhat dari gambar bahwa jika garis EMA terendah mulai memotong EMA diatasnya maka harga saham mulai bullish dan ini disarankan untuk akumulasi buy dalam jumlah yang besar. Namun jika antar garis menunjukkan hirarki yang tetap dimana EMA terendah tetap dibawah dan EMA tertinggi tetap diatas bisa disimpulkan bahwa saham sedang bergerak sideways.

BACA JUGA : Analisa Teknikal untuk Pertimbangan Beli Saham
Analisa indikator MACD :
Jika garis terletak dibawah signal 0 berarti harga saham sedang bearish dan sebaliknya jika garis berada diatas signal 0 berarti pasar sedang bullish. Berdasarkan data MACD ini, investor dianjurkan untuk akumulasi buy ketika garis terjadi deadcross (pertemuan simpul) atau ketika antara garis signal rendah dan tinggi sudah mulai bergabung dan menghadap keatas. Selaras dengan hal tersebut, ketika kedua garis sudah mulai menghadap ke bawah, investor disarankan untuk segera take profit.

Referensi : Pengalaman Pribadi Investasi

Feriyanto, YE (2018) SNT-TC1A ECT Level II

Diposting oleh On Thursday, March 21, 2019

Membuat Folder di Laptop untuk penyimpanan hasil ECT
Misalkan : nama folder TRIAL dan di copy-kan "backup, configuration, procedure dan result" standar bawaan produk/copy paste isi di folder yang sudah jadi dan rename folder

1. Velocity License Manager (Setting Konektifitas Software)
Menentukan target objek penyimpanan
  • Klik Oversite-Pilih Folder/New Folder TRIAL-OK-Update
2. Velocity Site Configuration (Setting Pengukuran ECT)
2.1 Procedure
  • Site-EDIT-Enabling Editing-Mengisi owner, plant label, unit, contractor, outage name dan date today - Apply
  • Config-EDIT-Enabling Editing-General Configuration (Length, Velocity, Temperature, Pressure) - Add Database (Mengganti Label dan CATALOG sesuai OUTAGE NAME, catalog diganti dengan klik "pick from available catalogs" - klik "test" untuk mengetahui kevalidan) ---> klik OK dan indikator berhasil adalah centang hijau
  • Login Administration - add user - isi (first & last name, login = kode login, level II) - save record
2.2 Analysis
  • Analysis Group - Kalau sudah muncul di remove dulu - Add group (group name = primary, 3 letter name = pri, centang validate un-addressed history dan isikan elevation tolerance = 0.5) - Ok
Primary adalah jika dilakukan sendiri, jika terdapat data pembanding bisa menggunakan secondary
  • Codes Admin (kode cacat) ---> jika diklik berarti cacat yang tidak ingin dimunculkan
ADS : Absolute Drift Signal
BAD : Bad Data
BLG : Bulge
COR : Corrosion
DFI : Differential Freesapan Indication
DFS : Differential Freesapan Signal
DNG : Ding
DNT : Dent
DSI : Distorted Support Plate Indication
DSS : Distorted Support Plate Signal
DNI : Dent with Indication
DTS :
IDI : Inside Diameter Indication
ISI : In Service Inspection
IDS
INC
IGA : Intergranular Attack
INF : Indication Not Found
INR : Indication Not Reportable
NDD Not Detectable Degradation
NQI : Non-Quantifiable Indication
NQS
NT : Not Tested
OBS : Obstructed
PIT : Pitting
PLG : Plugged
RBD : Retest Bad Data
WAR
  • Report Field Configs - create new list (jika memag standar PLTU yang dahulu belum ada) atau duplicate selected list - klik pada available fields kemudian klik add field to current list (sehingga muncul dibawahnya daftar field yang terpilih) - Apply. Berikut standar field yang terpilih :
SEC : tube encode section ID
ENC1 : first encode
ENC2 : second encode
V : volts
PHA : phase angle in degrees
PER : percent through wall
IND : indication code
CH : reporting channel
FROM : landmark and offset of from location
TO : landmark and offset of to location
EXTENT : from and to landmark of the tested extent
ANA : analyst
FN : data file name
  • Standard Types
ASME Subfolder - Menyesuaikan dengan standar yang dipakai (length, kedalaman lubang) - New STD - Apply
  • Components
New component (jika folder PLTU target belum ada) - kemudian isi data-data yang ada (componen design type pengukuran/STRAIGHT, component label/HX, component ID/01, section label/ZON, Y tube/Row, X tube/Col, Select YX Order

3. Velocity Landmark (Gambar Desain Tube)
Klik Edit - Enabling Edit
Klik File - Open - C - Program Files x86 - Zetech - Velocity Prototype - Newconfig - Landmarks - Straight/Ubend tubing
Kemudian tampilan berubah (global information), edit-enable edit-unit diganti "mm"
Tube Length - Klik nilai dan sebelah kanan bisa dirubah "Total length, straight length" isikan sesuai kondisi riil pipa yang diukur
Landmark - isi data struktur di pipa yang akan diukur, beserta "elev" adalah jarak support, jangan lupa memberi "thickness pada type solid - Save as - Memberi nama file - Save
Mensetting velocity landmark dan save as ke target folder kita, misalnya "straight_tube_PLTU.lmrk"
  • Landmark File
Klik load .lmrk from other location - pilih "C" - program file x86 - Zetech - Velocity - newconfig - landmark - memilih desain pipa/STRAIGHT (jika training)
Jika sudah diaplikasikan di unit maka target yang di load adalah landmark yang sudah kita buat, misalnya "straight_tube_PLTU.lmrk"
  • Component Tubing
Mengisikan properties sesuai data riil di lapangan seperti :
OD :
Wall thickness
Material (Seacure, Al6X, Titanium, Admiralty Brass, Monel, Alumunium, Copper, SS304, SS316, SS439, Cu-Ni 90-10, Cu-Ni 70-30, CS 179, CS 214)
  • Techniques
Subfolder PJNBS Techniques
Subfolder Wizard-MIZ 200 Configuration-Memilih tipe probe-Next terus-Finish
Subfolder Autocal Configs-PJBS_STD-Signal

4. Velocity DM (Pembuatan Test Plant)
Pasang dongle velocity DM
  • Set User - OK
Klik File - Create database - Set path dengan memilih "D" kemudian memilih tempat folder yang telah kita buat-Procedure-Map-Ok
Enter a database name - Next - Set landmark table - Straight tubing.lmrk-Open-Next-Mengisi (utility, plant-model-component-contractor name-outage name harus sama dengan site configuration awal- Finish
  • Tekan "P" (Planning Setup Option)
Edit test plan probe - new - isi enter probe code misalnya 17 mm, enter probe diameter 17 - save - ok
Edit analysis group - klik tulisan dan modify  (samakan dengan setting di velocity site config umumnya primary-pri) - save -ok - close
  • Menu Tubesheet
Set tubesheet modification mode (tampilan berubah terdapat "tube default tube")
Menu Test Plan - Create test plan (mempengaruhi nama test plan dan usahakan sama dengan settingan awal) - Select - Klik Bobbin - Done
Klik menu tubesheet-set tubesheet modification mode - klik New - muncul tube symbol creation and edit function -pilih bentuk tube (shape) misal circle, mengatur warna (set shape color) - tube symbol name misalnya 17 mm
Alpha bisa dilewati
Test extent - select test from (dimulai dari misalnya TEI) - selected test to (diakhiri sampai TEO) - Done
Lakukan blok pipa yang akan dilakukan pengetesan - kemudian klik kanan dan tube berubah warna - save
Test plan - close test plan

5. Velocity AQ (Kalibrasi & Pengetesan)
Memastikan "network" dengan membuka velocity license manager - klik start network identification utility - lalu muncuk kotak dialog "network identification utility" sampai terdapat tulisan "configured"
Jika belum terhubung "network" maka bisa dipastikan sambungan ethernet-nya dengan cara klik "network & internet setting - ethernet - network & sharing center - ethernet - properties - double klik internet protocol version 4 (TCP/IPv4) (IP : 136.0.1.2 dan subnet mask : 255.255.255.0)
Membuka velocity AQ dan mengisikan data-data seperti : select user (xxx), componen (default), technique (default), leg (inlet), certification (level II) - OK
Setup layout - Number of panel (1), name (ACQ) - OK
Tanda sudah terkoneksi adalah "celcius warna hijau"
Klik recording path - New cal (mengisi operator dan level)
Klik to select a directory, memilih tempat folder yang telah dibuka lewat open dan ada kode SIR.....kemudian Cal #x (misal #5 dan bisa dinaikkan jika ada crash) - new cal
Open-Klik tempat folder yang kita buat di awal-Result-Primary-Memilih Hx.....(sampai ketemu SIR.....Blog tulisan-OK
Untuk mengganti backgrund klik configuration - option
General-Appearance - Centang black & white-Apply
Mengganti drawing rate
Hardware setup-Workstation setup - drawing rate/second (umumnya 25)
  • Mengambil Data Pipa Kalibrasi
Melakukan 1x pengambilan dulu kemudian dilakukan assign location dan calibrate. Setelah itu, mensetting mesaage "start cal" dan klik record mulai ambil dan klik record lagi (data kalibrasi-1 sudah terekam). Langkah pengambilan diulangi sampai 3x dan dicoba dilakukan pembacaan pada salah satu sampel apakah pada grafik yang berlubang menunjukkan sudut 45 dan jika sudah OK bisa dilanjutkan untuk pengukuran.


Ingin Konsultasi dengan Tim Expert Website, Silakan Hubungi KLIK